(Minghui.org) Pihak berwenang Tiongkok secara brutal telah menyiksa para praktisi Falun Gong yang ditahan di pusat-pusat pencucian otak. Ini terjadi ketika mereka mencoba untuk memaksa praktisi Falun gong melepas keyakinannya. Siksaan melibatkan penggunaan obat yang merusak syaraf. Hasilnya, banyak praktisi meninggal di pusat-pusat pencucian otak.

Lanjutan dari Summary Report: The Role of China's Brainwashing Centers in the Torture Deaths of Falun Gong Practitioners dan The Top Three Brainwashing Centers Involved in the Torture Deaths of Falun Gong Practitioners.

Artikel ini melaporkan tentang kematian para praktisi berikut:
Wu Jingxia [wanita], 29, meninggal akibat sengatan listrik pada payudaranya dan pemukulan selama masa menyusui
Luo Zhixiang [wanita], 29, meninggal akibat penyiksaan ketika ia sedang hamil tiga bulan
Jiang Meilan [wanita], 65, meninggal karena penyiksaan dengan obat-obatan
Li Yingxiu [wanita], umur tidak diketahui, meninggal setelah anaknya disiksa hingga meninggal
Li Mei [wanita], 33, dipukuli hingga meninggal
Zhang Huihao [pira], 48
Xie Deqing [pira], 69,  tubuhnya dibawa paksa dari rumah duka dan dikremasi.

Wu Jingxia Meninggal Karena Penyiksaan Selama Masa Menyusui

Wu [wanita] tinggal di Jalan Gejiachun Fenghuang, Distrik Fangzi Kota Weifang, Provinsi Shandong. Dia meninggal pada tanggal 7 Januari 2002 di Pusat Pencucian Otak Distrik Kuiwen di Weifang.

Wu ditangkap pada tanggal 6 Januari 2002 karena menyebarkan materi Falun Gong dan ditahan di Pusat Pencucian Otak Distrik Kuiwen. Keesokan harinya, dia disetrum dengan tongkat listrik, dipukuli dengan sangat parah, kemudian dibawa ke rumah sakit. Dia meninggal hari itu di rumah sakit.

Keluarga mendengar tentang kematian Wu. Mereka tiba di Rumah Sakit Weifang lima hari kemudian. Saat keluarga tiba, banyak polisi menjaga pintu gerbang rumah sakit dan tidak membiarkan keluarga melihat tubuh Wu.

Kedua orangtua Wu dan dua adiknya bersitegang keras dengan pihak berwenang. Akhirnya mereka diberi izin untuk melihat tubuh Wu. Tetapi waktu yang diberikan sangatlah singkat. Ketika mereka melihat tubuhnya, mereka mengerti mengapa ada begitu banyak polisi di rumah sakit.

Luka di wajah Wu ditutupi dengan tisu. Darah masih menempel pada mulutnya. Tubuhnya penuh memar dan luka bakar akibat sengatan listrik. Dia masih menyusui, tapi payudaranya telah disetrum di empat atau lima tempat. Bekas luka ini ditutupi dengan kertas. Setelah membalikkan badan Wu, keluarga melihat lebih banyak lagi memar di punggungnya. Mereka juga menyadari bahwa salah satu pinggulnya patah.

Keluarga dipanggil ke kantor pemerintah kota pada tanggal 20 Februari 2002 untuk menyelesaikan urusan kematian Wu. Ketika mereka menaiki van, mereka dibawa langsung ke ruang krematorium yang sudah dijaga polisi.

Seorang polisi menyuruh keluarga untuk melihat Wu Jingxia untuk terakhir kalinya sebelum dia dikremasi. Keluarga mengatakan masih belum ada penyelidikan resmi, dan belum ada yang bertanggung jawab atas kematian tak wajar ini, sehingga mereka menolak untuk menandatangani dokumen. Paman Wu menyeret ayah Wu keluar dari krematorium.

Keluarga tidak bisa membiarkan Wu mati tanpa mendapat keadilan, jadi mereka mengajukan gugatan dan diserahkan ke Departemen Kepolisian Kota Weifang. Direktur departemen itu mengatakan, "Anda memiliki semua alasan untuk memenangkan kasus ini. Tapi kami tidak bisa membiarkan Anda menang, jika tidak, kami akan kehilangan pekerjaan."

Wu Jingxia dan anaknya

Luo Zhixiang Meninggal Ketika Sedang Hamil Tiga Bulan

Huang Ying memegang foto ibunya, Luo Zhixiang

Luo [wanita], 29, adalah seorang insinyur di Departemen Desain Perusahaan Konstruksi Agribisnis dan Industri Guandong. Pada tanggal 22 November 2012, Luo Zhixiang dan suaminya ditangkap dan ditahan di Pusat Penahanan Distrik Zhuhai.

Setelah diketahui hamil tiga bulan, Kantor 610 memberi perintah untuk "mengubah" Luo di sebuah pusat pencucian otak di Pusat Rehabilitasi Narkoba Huangpu di Kota Guangzhou. Luo melakukan mogok makan selama tujuh hari untuk memprotes penahanan ilegal ini. Dia kemudian dipindahkan ke Rumah Sakit Pengobatan Tiongkok Tianhe.

Pihak berwenang mengatakan ia melompat keluar dari jendela di lantai tiga dan membuat kepalanya terluka parah. Dia dipindahkan ke Rumah Sakit Huaqiao Universitas Jinan untuk perawatan medis. Dia meninggal pada tanggal 4 Desember 2002 di usia 29 tahun.

Suami Luo, Huang Guohua, segera dikirim ke kamp kerja paksa di Huadu. Orang tuanya datang dari Provinsi Shandong ke kota Guangzhou. Mereka pergi ke Kantor 610 Jalan Xinghua untuk meminta keadilan dan kompensasi.

Untuk beberapa hari pertama, Kantor 610 menginapkan mereka di sebuah hotel dan menekan mereka agar menandatangani dokumen kremasi. Orang tua Huang bersikeras bahwa Huang adalah satu-satunya orang yang bisa menandatangani dokumen tersebut. Namun pihak berwenang menolak untuk membiarkan Huang melihat istrinya untuk terakhir kalinya.

Beberapa hari kemudian, pihak berwenang menyadari bahwa pasangan tua ini tidak akan menyerah pada paksaan mereka. Jadi, mereka berhenti berpura-pura baik dan memaksa pasangan tua ini keluar dari kantor mereka. Pasangan itu pergi untuk meminta keadilan di Kantor Jalan Xinghua. Kantor 610 mengumpulkan sekitar 60 orang untuk mencegah mereka masuk ke gedung kantor dan menelepon polisi untuk menangkap pasangan tersebut. Untungnya, polisi yang tiba menaruh simpati dan pergi tanpa menangkap mereka.

Luo Zhixiang, Huang Guohua dan putri mereka

Jiang Meilan Meninggal setelah Disuntik dengan Obat-Obatan Tidak Jelas

Jiang [wanita], 65, meninggal dunia pada tanggal 3 Oktober 2012, setelah disetrum listrik dengan sangat parah, dipukuli, dan disuntik dengan obat perusak syaraf di Pusat Pencucian Otak Laodaohe di Kota Changsha, Provinsi Hunan.

Tiga orang yang terlibat dalam kematian Jiang Meilan

Jiang adalah seorang pensiunan Perusahaan Transportasi Xiangyun di Distrik Xintian, Kota Yongzhou, Provinsi Hunan. Pada tanggal 7 September 2012, pihak berwenang Kantor 610 Distrik Xintian memerintahkan kepala Divisi Keamanan Domestik Tang Chongsheng, Yang Haibo, Li Fang dan lain-lain, total lima orang, untuk menangkap Jiang dan membawanya ke Pusat Pencucian Otak Laodaohe di Kota Changsha.

Pusat pencucian otak terletak di Desa Zhongling, Laodaohe, Distrik Kaifu di Kota Changsha. Tanah ini awalnya diperuntukkan untuk tempat tinggal orang jompo, tetapi Kantor 610 Provinsi Hunan membeli tanah ini pada tahun 2002 dan membangun sebuah pusat pencucian otak.

Jiang menolak untuk melepaskan keyakinannya, jadi dia dipukuli dan disetrum dengan tongkat listrik. Pada tanggal 1 Oktober 2012, putra Jiang dipanggil oleh pihak berwenang untuk menjemput ibunya dari pusat pencucian otak.

Ketika tiba, ibunya sedang sekarat dan tidak mampu mengenali siapa pun, termasuk anaknya. Dia segera dibawa ke rumah sakit di Distrik Xintian.

Para dokter menemukan bahwa organ internalnya tidak berfungsi, penuh memar, luka bakar listrik dan mengalami perdarahan pada vagina. Rumah sakit awalnya menolak menerimanya, takut jika mereka dimintai pertanggungjawaban jika dia meninggal di sana. Putranya menggunakan beberapa koneksi, dan rumah sakit akhirnya menerimanya. Jiang Meilan akhirnya meninggal pada tanggal 2 Oktober 2012.

Li Yingxiu Meninggal setelah Polisi Meretakkan Tengkoraknya

Li Yingxiu [wanita] meninggal pada tanggal 6 April 2001, di Pusat Pencucian Otak Hongxia di Kota Wuchang, Provinsi Hubei.

a) Depan dari kanan ke kiri: Liu Yingxiu (ibu), Peng Weisheng (ayah). Belakang dari kiri ke kanan: Peng Liang (putra sulung), Peng Min (putra bungsu), Peng Yan (putri). b) Pintu depan rumah Li Yingxiu di #90 Desa Zijin, Pangxiejia, Kota Wuchang, Provinsi Hubei. c) Anak bungsu Li Yingxiu Peng Min, yang tewas dalam tahanan dan organ-organ tubuhnya dicuri oleh pihak berwenang

Semua anggota keluarga Li Yingxiu yang berjumlah lima orang berlatih Falun Gong. Pada tanggal 6 April 2001, setelah mendengar anaknya yang paling muda dibunuh oleh pihak berwenang, organ-organ tubuhnya dicuri dan tubuhnya dikremasi, Li, yang dikurung di Pusat Pencucian Otak Hongxia, sangat sedih.

Dia belum makan selama empat hari dan mengalami demam. Empat petugas polisi membawanya ke rumah sakit. Dia kembali ke pusat pencucian otak pada hari yang sama. Empat petugas memukulinya. Li mengatakan kepada mereka untuk berhenti, dan memperingatkan mereka bahwa jika mereka terus melakukannya, dia akan mencatat nomor lencana mereka dan melaporkannya kepada otoritas yang lebih tinggi.

Polisi memukul begitu keras hingga membuat retak tengkoraknya. Dia dibawa ke rumah sakit dan meninggal pada hari itu. Li menyusul anaknya putra bungsunya, Peng Min, yang meninggal 22 hari sebelumnya. Ibu dan anak keduanya meninggal di rumah sakit yang sama. Ketika keluarga melihat tubuhnya untuk terakhir kali, rambutnya telah dicukur, tengkoraknya retak dengan darah mengering. Darah kering keluar dari mulutnya.

Putra sulung Li menghubungi seorang pengacara hak asasi manusia di Amerika melalui internet pada Juli 2001, dan mengajukan gugatan di pengadilan Amerika terhadap Zhao Zhifei, kepala Kantor 610 Provinsi Hubei, dan wakil direktur Departemen Keamanan Publik Province Hubei. Kasus ini diadili pada tanggal 21 Desember 2001 di Pengadilan Federal New York City. Pengadilan memutuskan bahwa Zhao bertanggung jawab atas pembunuhan, penyiksaan, penahanan ilegal dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang melibatkan praktisi Falun Gong di Provinsi Hubei.

Pengadilan juga memerintahkan Zhao Zhifei untuk membayar kompensasi terhadap korban. Zhao adalah orang pertama dari Partai Komunis Tiongkok (PKT) yang resmi diadili dan didakwa di luar Tiongkok atas keterlibatannya dalam menganiaya Falun Gong.

Setelah Zhao digugat dan menjalani somasi tersebut, ia mengakhiri perjalanan ke Amerika lebih awal, kemudian terbang kembali ke Tiongkok. Rezim bereaksi dengan melakukan tindakan balas dendam terhadap keluarga. Suami Li yaitu Peng Weisheng, putra sulung, Peng Liang, dan putri, Peng Yan semua ditangkap dan dihukum.

Li Mei Dipukuli hingga Meninggal di Provinsi Shandong

Li Mei [wanita], 33, meninggal pada 28 Mei 2001, setelah dipukuli di Pusat Pencucian Otak di Akademi Kota Laiyang untuk Anggota PKT di Provinsi Shandong.

Setelah Li Mei dipukuli hingga meninggal, pihak berwenang setempat menggeledah rumahnya dan menyita semua foto-fotonya sebagai upaya untuk menutup-nutupi kejadian. Gambar ini, dipotong dari foto pernikahan, adalah satu-satunya foto keluarga yang memuat dia di dalamnya

Li, dari Desa Xizhu, Longwangzhuang, Kota Laiyang, Provinsi Shandong, dipukuli pada tanggal 9 April 2001 di Pusat Pencucian Otak Akademi Kota Laiyang untuk Anggota PKC. Tulang punggungnya patah dan kakinya hilang rasa. Dia dibawa ke rumah sakit dan meninggal tujuh minggu kemudian.

Pejabat pemerintah kota yang membawanya ke pusat pencucian otak menolak untuk membayar biaya pengobatan. Pihak berwenang mengatakan kepada keluarga bahwa mereka bisa mendapatkan 30.000 yuan sebagai kompensasi jika mereka setuju untuk mengkremasi tubuhnya dan mengatakan bahwa dia meninggal karena bunuh diri.

Suami Li menginginkan keadilan bagi istrinya, sehingga ia menghubungi beberapa pengacara. Tetapi ketika mereka mendengar bahwa Li adalah seorang praktisi Falun Gong, mereka takut untuk menyentuh pihak berwenang dan menolak untuk membantu. Rumah sakit memberitahu keluarga bahwa mereka harus membayar 60.000 yuan jika ingin mengambil tubuhnya. Suami Li seorang petani biasa, ia tidak mampu membayarnya sehingga tubuh Li tetap berada di rumah sakit.

Wang Shujun Meninggal setelah Sebulan Disiksa

Wang Shujun [pria], 36, meninggal dunia pada tanggal 20 April 2004, setelah disiksa di pusat pencucian otak di Kamp Kerja Paksa Handan di Provinsi Hebei.

Wang Shujun ketika menjadi seorang prajurit di Xinjiang bulan Mei 1992

Pada pagi hari tanggal 1 April 2004, Cao Zhixia, kepala Kantor 610 Kota Handan dan Lian Rihong dari Kantor Polisi Cheng'an memerintahkan pihak berwenang setempat untuk menangkap Wang Shujun dan membawanya ke Pusat Pencucian Otak Kota Handan.

Wang adalah seorang veteran dan petani dari Desa Wangpengliu, Chengan, Kota Handan. Pusat pencucian otak itu berada di dalam Kamp Kerja Paksa Handan.

Dia berulang kali dipukuli karena menolak untuk melepaskan Falun Gong dan tidak mau menandatangani dokumen yang berisi janji untuk berhenti berlatih dan mengajukan pembelaan untuk Falun Gong. Dia melakukan mogok makan selama lebih dari tiga minggu untuk memprotes penyiksaan yang tidak manusiawi ini.

Wang sangat lemah setelah satu bulan di pusat pencucian otak. Cao Zhixia takut harus bertanggung jawab atas kematiannya dan berencana untuk membebaskannya, tapi dia ingin memeras uang dari keluarga Wang sekali lagi.

Wang mengatakan kepada Cao Zhixia, "Keluarga saya sekarang tidak punya uang sama sekali karena telah diperas, dan kami masih berutang 5.000 yuan. Jika Anda ingin uang lagi, Anda harus menjual rumah saya. Atau, Anda bisa meruntuhkan rumah dan menjual tanah liat di bawahnya ke pabrik batu bata. Anda dapat menggali lubang sedalam yang Anda inginkan."

Pihak berwenang menahan Wang di pusat pencucian otak selama hampir dua minggu, dan akhirnya mengirimnya ke rumah ketika ia berada di ambang kematian. Sekitar satu bulan kemudian, pada pukul 04:00 pagi tanggal 20 Juni 2004, Wang Shujun meninggal, meninggalkan seorang istri dan seorang putri. Keluarga itu sangat miskin sehingga mereka bahkan tidak mampu melangsungkan upacara pemakaman.

Li Xiumei Dicekik hingga Meninggal

Li Xiumei [wanita] dicekik hingga meninggal di rumah seorang pejabat Kantor 610 setempat pada tanggal 24 November 2005.

Li Xiumei

Pada tanggal 3 November 2005, Wang Xingyuan dari Desa Shenwang, Kota Qingzhou, Provinsi Shandong, memberitahu pihak berwenang bahwa ibunya (Li Wenshu), kakak laki-lakinya (Wang Xingjia) dan dan kakak iparnya (Li Xiumei) berlatih Falun Gong di rumah.

Dia memimpin agen dari Kantor 610 Kota Qingzhou ke rumahnya, sehingga ketiganya akhirnya ditangkap. Mereka dibawa ke pusat pencucian otak setempat. Li Xiumei menolak untuk melepaskan keyakinannya sehingga pihak berwenang membuat pusat cuci otak keluarga khusus di dalam rumah Li Xingyi, penasihat resmi dari Kantor 610, untuk menahan Li Xiumei.

Tujuh orang secara bergantian terus menerus mencoba untuk melumpuhkannya. Mereka membuatnya kurang tidur, mencekiknya, memukulnya dengan tongkat panjang, dll. Li Xiumei dicekik hingga meninggal pada tanggal 24 November 2005 malam.

Keluarganya dipanggil untuk mengambil tubuhnya. Mereka menemukan memar di kaki, dan tanda cekikan di leher. Keluarga melapor ke polisi dan meminta autopsi untuk menentukan penyebab kematiannya. Koroner mengkonfirmasi cedera di atas dan juga menemukan bahwa organ-organ internalnya rusak.

Keluarga Li melapor kepada polisi, dan tujuh orang yang terlibat dalam kematiannya ditangkap serta ditahan di Pusat Penahanan Kota Qingzhou. Kantor 610 kemudian campur tangan dan memaksa polisi untuk melepaskan ketujuh tersangka. Pada saat yang sama, tubuh Li Xiumei dikremasi.

Kantor 610 berpikir keluarganya akan mengajukan gugatan ke otoritas yang lebih tinggi untuk mendapat keadilan, jadi mereka menangkap suaminya, Wang Xingjia, dan menjatuhkan dua tahun kerja paksa.

Dua tahun kemudian, ketika Wang dibebaskan dari Kamp Kerja Paksa Kedua Provinsi Shandong pada tanggal 31 Juli 2007, Kantor 610 setempat mengirimnya ke pusat pencucian otak di Kota Feifang, Provinsi Shandong, di mana pihak berwenang berulang kali mengancamnya “agar tidak membalas dendam.”

Dia akhirnya dibebaskan dari pusat pencucian otak setelah enam bulan dan pulang ke rumah. Di rumah ia telah dinanti oleh berita sedih bahwa anaknya telah meninggal dalam ledakan misterius di tempat kerja. Tidak ada investigasi yang dilakukan terhadap kejadian ini.
Hingga hari ini, tujuh orang yang terlibat dalam kematian Li Xiumei masih berkeliaran.

Zhang Guihao Meninggal di Tambang Emas Lingnan

Zhang Guihao [pria], 48, meninggal dunia pada tanggal 30 November 2011, di sebuah pusat pencucian otak di Tambang Emas Lingnan.

Zhang Guihao

Zhang Guihao dari Desa Nanchenjia, Fuzhan, Kota Zhaoyuan, Provinsi Shandong, ditangkap pada 11 November 2011 oleh petugas berpakaian preman dari Divisi Keamanan Domestik Kota Zhaoyuan. Ia ditahan di pusat pencucian otak di Tambang Emas Lingnan.

Pihak berwenang sebelumnya menahan praktisi Falun Gong di pusat pencucian otak yang berada di dalam bekas gedung pemerintah di Desa Goushang, Linglong. Karena bangunan itu cukup dekat dengan desa, orang-orang terkadang mendengar teriakan korban saat disiksa, sehingga pihak berwenang memindahkan fasilitas cuci otak ke tempat yang lebih jauh pada tahun 2004. Tempat ini adalah sebuah gedung administrasi tidak terpakai dari bekas Tambang Emas Lingnan yang terletak di perbatasan utara Kota Linglong.

Meskipun secara resmi bernama "Pusat Pendidikan Hukum Kota Zhaoyuan," tempat itu sesungguhnya adalah sebuah penjara gelap dengan kamera pengawas di sekelilingnya. Penduduk setempat menyebutnya "Pusat Pencucian Otak Tambang Emas Lingnan."

Pusat Pencucian Otak Tambang Emas Lingnan di Kota Zhaoyuan, Provinsi Shandong

Pada April 2011, petinggi di pusat pencucian otak diganti. Penasihat politik yang baru bernama Li Haifeng. Dulunya ia bekerja di Komite Bidang Politik dan Hukum. Seorang mantan pembunuh bayaran, Qu Tao, dipromosikan menjadi kepala bagian.

Di bawah perintah Komite PKC Zhaoyuan, Komite Urusan Politik dan Hukum Kota Zhaoyuan, dan Kantor 610, pusat pencucian otak menyiksa praktisi dengan menggunakan berbagai cara, termasuk "pembangkit listrik manual dengan putaran tangan," tongkat listrik, "cambuk kawat tembaga," "diborgol dan digantung," "penyiksaan tali (mengikat erat seluruh tubuh dengan tali)," "penyiksaan uap (membungkus tubuh dengan banyak lapisan kapas untuk membuat praktisi merasa sangat panas dan berkeringat dalam jangka waktu yang lama)," dan melarang praktisi tidur .

Zhang meninggal pada tanggal 30 November 2011. Keesokan harinya, pihak berwenang setempat mulai menyebar kebohongan bahwa Zhang telah melakukan bunuh diri dengan cara gantung diri. Pihak berwenang mengkremasi tubuh Zhang delapan hari kemudian tanpa persetujuan dari keluarganya.

Xie Deqing Diracun Hingga Meninggal

Xie Deqing [pria], 69, seorang pensiunan insinyur dari Institut Desain dan Survey Kota Chengdu, meninggal akibat diracun dalam waktu empat hari setelah dibebaskan dari Pusat Pencucian Otak Xinjin di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan, pada tanggal 27 Mei 2009.

Xie Deqing (kanan) dan istrinya Yu Qinfang


Xie Deqing meninggal empat hari setelah dibebaskan dari Pusat Pencucian Otak Xinjin. Dia mengalami nyeri parah dan kerusakan organ tubuh, dan tampaknya telah diracuni


Setelah Xie meninggal, pihak berwenang mendirikan pos pengawasan di luar rumahnya di Jalan Qingjiangdong No. 188, di dalam kompleks perumahan Institut Desain dan Survey Kota Chengdu.

Xie dibawa dari rumah ke Pusat Pencucian Otak Xinjin pada tanggal 29 April 2009. Dia disiksa dan disuntik dengan obat yang tidak jelas yang menyebabkan dia sakit parah, mengompol dan tidak bisa makan. Dia dengan cepat kehilangan berat badan dan mengalami serangan jantung.

Dia meninggal hanya empat hari setelah dibebaskan dari pusat pencucian otak. Dia mengatakan kepada keluarganya bahwa dia telah dibawa ke rumah sakit untuk pemeriksaan dan disuntik dengan obat yang tidak jelas. Tangannya kemudian mulai berubah menjadi hitam, begitu pula seluruh tubuhnya.

Keluarga Xie membuat sebuah aula berkabung di rumah. Pada pukul 03:00 pagi pada tanggal 29 Mei 2009, polisi bersenjata yang dipimpin oleh petugas Kantor 610 dan polisi jalanan setempat menerobos masuk ke apartemen dan membawa pergi jasad Xie Deqing. Jasad Xie kemudian dikremasi kendati ada penolakan dari keluarga. Ketika polisi menerobos masuk, dua putra Xie Deqing, Xie Weidong dan Xie Weiming, ditangkap. Bahkan, Xie Weidong terluka.

Xie Weidong, anak sulung Xie Deqing, terluka saat polisi menerobos masuk

Sedikitnya 281 praktisi Falun Dafa Meninggal di Pusat Pencucian Otak Di Seluruh Negeri

Menurut sebuah laporan yang diterbitkan oleh situs web Minghui, total 367 praktisi Falun Gong telah meninggal di pusat-pusat pencucian otak atau meninggal setelah dianiaya di pusat pencucian otak. Ada cukup informasi mengenai 281 kasus ini yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi pertanggungjawaban 225 fasilitas cuci otak.

Mengingat adanya blokade dan penutupan informasi oleh rezim komunis Tiongkok, kami percaya ada lebih banyak kematian yang tidak tercatat. Sejumlah besar praktisi Falun Gong juga masih ditahan dan disiksa di fasilitas cuci otak.

Menyerukan Keadilan

Pada tanggal 13 Mei 2013, pengacara hak asasi manusia Tiongkok Jiang Tianyong, Tang Jitian, dan lain-lain pergi ke "Pusat Pendidikan Hukum" Kota Ziyang (juga dikenal sebagai Pusat Pencucian Otak Er'ehu) di Provinsi Sichuan. Mereka meminta kesempatan untuk berbicara dengan para pemimpin guna mengekspresikan keprihatinan mereka atas pelanggaran hak asasi manusia.

Pihak berwenang menanggapi dengan memukuli pengacara, dan kemudian menahan mereka selama 24 jam. Setelah dibebaskan, pengacara-pengacara itu berkumpul lagi. Mereka mengangkat spanduk untuk memprotes perlakuan buruk tersebut dan mempublikasikan fotonya secara online.

a) Pengacara tiba di pintu gerbang Pusat Pendidikan Hukum Kota Ziyang, yang juga dikenal sebagai Pusat Pencucian Otak Er'ehu. b) Pengacara memrotes pemukulan dan penahanan yang mereka alami di Kota Ziyang. Spanduk berbunyi, "Ziyang: Memukuli pengacara tidak mampu menyembunyikan kejahatan kemanusiaan yang sedang terjadi di dalam pusat pencucian otak"

Karena lokasinya terletak di kawasan Villa Pegunungan Er'ehu di Yingjie, Kabupaten Yanjiang, Kota Ziyang, Provinsi Sichuan, seorang pengacara mengatakan bahwa apa yang disebut "Pusat Pendidikan Hukum" terlihat seperti sebuah tempat peristirahatan, tapi sangat jelas adalah sebuah pusat pencucian otak. Praktisi Falun Gong biasanya menyebutnya sebagai Pusat Pencucian Otak Er'ehu. Dari jumlah keseluruhan, yakni total 449 pusat pencucian otak yang disebutkan dalam laporan ini, Pusat Pencucian Otak Er'ehu Ziyang berada pada peringkat 13, dengan jumlah kematian yang telah dikonfirmasi sebanyak dua orang.

Penggunaan pusat pencucian otak adalah salah satu cara utama yang digunakan oleh rezim komunis Tiongkok untuk menganiaya Falun Gong sejak tahun 1999. Berdasarkan laporan situs web Minghui berjudul, "Trends and Statistics of Persecution Cases in 2013" yang diterbitkan pada Januari 2014, ada 157 pusat pencucian otak yang dioperasikan oleh semua lapisan Kantor 610 di 27 provinsi pada akhir tahun 2013. Sistem kamp kerja paksa ditutup pada tahun 2013. Ketika mengumumkan pembubarannya, rezim komunis mulai menciptakan lebih banyak lagi pusat-pusat pencucian otak. Tujuannya adalah untuk menggantikan kamp kerja paksa yang telah ditutup tersebut.

Sejak awal penganiayaan pada tahun 1999, tak seorang pun dibawa ke pengadilan Tiongkok untuk bertanggung jawab atas penyiksaan dan pembunuhan terhadap praktisi Falun Gong. Ini adalah sebuah fakta yang sungguh menyedihkan. Setelah 15 tahun, keberadaan pusat-pusat pencucian otak tidak bisa lagi dibiarkan. Ini adalah demi keadilan dunia.

Chinese version click here
English version click here