(Minghui.org) Saya adalah seorang praktisi yang belum terlalu lama ikut melangkah keluar. Saya kerap berpartisipasi melakukan pemancaran pikiran lurus di depan kedubes bersama teman-teman praktisi lain. Saya merasakan medan di depan kedubes sangat bagus, suatu medan yang sakral, berhadapan langsung dengan jendela negeri Tiongkok, sebuah lingkungan untuk membasmi kejahatan yang mengganggu pelurusan Fa dan lingkungan untuk menyelamatkan makhluk hidup. Saya pernah mengalami beberapa keajaiban pada saat berada di sana, berikut salah satunya.

Belum lama ini ada gangguan dari pihak kepolisian yang menekan dan membatasi aksi damai kami setiap hari di depan kedubes, yang selama beberapa tahun ini tidak ada masalah. Beberapa teman praktisi berbicara langsung dengan para polisi untuk mengklarifikasi tentang pentingnya kegiatan kami - mengingat genosida terhadap rekan-rekan kami di Tiongkok masih terus berlangsung dan hak kami sebagai warga negara untuk berpendapat dan berekspresi secara damai tidak serta merta hilang dengan adanya tekanan kedubes asing.

Sikap petugas yang selama ini ramah dan saling tegur sapa, tiba-tiba berubah. Meskipun demikian rekan-rekan tetap datang untuk memancarkan pikiran lurus dan mengklarifikasi fakta ke petugas. Kadang terdengar suara para polisi itu nadanya meninggi kadang disertai pula dengan ancaman untuk mengangkut kami. Berbagai perasaan hati manusia muncul dan kami segera menyadari untuk lebih mantap dan teguh. Kami tidak saling menyalahkan dan kami segera mencari ke dalam untuk menemukan kekurangan kami di dalam Xiulian atau dalam melakukan kegiatan ini. Kami sadari dan menemukan banyak kekurangan yang harus segera diperbaiki. Kami anggap ini semua adalah ilusi sesaat dan kami yakin bahwa keadaan akan kembali normal seperti biasa.

Memang selama dua minggu terakhir ini keadaan di depan kedubes menjadi agak tegang karena banyaknya petugas dan mobil polisi yang mencoba menghalangi kami melakukan aksi damai di depan kedubes. Tapi kami bertekad untuk menembus lintasan ini dengan teguh, rasional dan tenang. Beberapa dari kami tetap duduk bermeditasi melakukan pemancaran pikiran lurus seperti biasa walaupun belum boleh bentang spanduk dan waktu yang terus dibatasi. Sedangkan beberapa teman yang lain tanpa menyerah terus melakukan klarifikasi berbicara dengan para polisi. Metode para polisi ini kadang kasar kemudian berubah memohon, terus kembali keras untuk menggoyahkan mental kami. Tapi kami semua terus bertahan. Bagaimana bisa? Penganiayaan sistematis terhadap rekan-rekan di Tiongkok masih terjadi, saat kami hendak ungkap kejahatan kemanusiaan ini, kedubes Partai Komunis Tiongkok balik menekan aparat Indonesia untuk membungkam suara nurani kami.

Pada hari–hari awal kejadian ini, beberapa praktisi melihat bendera komunis Tiongkok yang berwarna merah darah di depan kedubes itu pada posisi setengah tiang. Beberapa di antara kami saling bertanya, ada apa ya? Biasanya kalau posisi bendera itu setengah tiang berarti negeri tersebut dalam kondisi berduka. Tapi kami belum dapat berita tentang kejadian duka itu. Setalah beberapa hari bendera itu tetap pada posisi setengah tiang. Lalu kami melihat dan teliti kembali bendera itu. Ternyata bendera itu diikat di ujung atas dan ujung bawah, dan ujung atasnya yang terikat dengan tali di tiang bendera itu telah putus dan bendera itu hanya terikat dengan tali pada ujung bawahnya saja sehingga bendera itu pada posisi terbalik. Karena benderanya tidak berkibar dan terlipat menempel di tiang sehingga terlihat oleh kami pada posisi setengah tiang. Padahal sebenarnya ujung atasnya telah putus dan hanya terikat pada ujung bawahnya saja dalam posisi terbalik.

Kami cukup terkejut setelah menyadari ini. Menurut sharing dengan beberapa teman praktisi bahwa bendera itu adalah lambang suatu negara dan tidak sembarangan. Mungkin kejadian terbaliknya bendera merah komunis bukan hal yang sederhana, atau juga melambangkan sesuatu? Pada hari berikutnya kami lihat bendera itu sudah tidak ada hanya ada tiangnya saja. Lusanya bendera itu diganti dengan bendera baru.

Dengan adanya kejadian ini kami sepakat untuk meningkatkan frekuensi belajar Fa pada masing-masing praktisi untuk menerobos ilusi ini dan juga memancarkan pikiran lurus setiap ada kesempatan baik di rumah atau di kantor untuk memusnahkan kejahatan di belakang semua ini sehingga keadaan akan segera kembali normal seperti biasa.

Kami merasa ada perubahan membaik setiap hari, terlihat dari berkurangnya jumlah polisi dan mobilnya. Pada hari Kamis kami dapat melakukan aksi dari jam 6 sampai jam 9. Yang pada hari-hari sebelumnya paling lama cuma sampai jam 8 kurang. Selanjutnya pada hari Sabtu kami bertekad untuk kembali waktunya dari jam 6 sampai jam 12 siang seperti biasa. Pada jam sembilan lewat ada datang polisi dan sempat menghalangi seorang teman yang baru datang untuk ikut duduk melakukan pemancaran pikiran lurus (FZN). Tapi dia tetap duduk ikut gabung dengan teman lain. Kami merasa lebih sakit dari biasanya pada saat duduk memancarkan pikian lurus yang mungkin disebabkan karena berada di bawah tekanan dan kondisi yang tidak biasa. Tapi kami merasa pikiran lurus kami pun menjadi lebih fokus dan tubuh kami menjadi lebih panas, terasa medan energinya pun lebih kuat.

Kami terus melakukan aksi sampai menjelang siang, tersisa ada 6 orang, kami merapatkan duduk saling berdekatan. Waktu menunjukan pukul 11:47. Ada teman praktisi yang akan beranjak untuk  menyudahi aksi karena sudah dari pagi. Tidak dipungkiri memang cukup menguras tenaga dan lelah apalagi dengan rasa sakit dan kondisi tekanan yang tidak seperti biasa. Tapi ada praktisi lain yang ingin untuk sekali lagi melakukan FZN. Akhirnya kami sepakat untuk sekali lagi melakukan FZN. Dengan posisi yang tidak saling berjauhan terasa medan energi yang menyatu, dan terlihat setiap praktisi dengan posisi tubuh yang sangat kokoh dan tegak fokus menandakan pancaran pikiran lurus yang kuat dan terasa luar biasa.

Setelah selesai jam 12 lebih sedikit, kami menemukan ada serangkai bunga yang diletakkan di dekat kami oleh orang yang lewat. Kami saling bertanya dari mana asalnya? Tapi tidak ada yang melihat orang yang meletakkan bunga tersebut. Teman praktisi yang dekat bunga merasakan ada yang meletakkannya pada saat akhir dari FZN tadi. Kami semua merasa sungguh takjub dan luar biasa melihat rangkaian bunga ini. Hal ini tidaklah sederhana. Apabila manusia biasa yang meletakkannya maka orang tersebut pasti tahu persis dan mengerti mengapa kami tetap bertahan melakukan ini setiap hari dan dia pun paham dengan kondisi kami yang sedang di bawah tekanan akhir-akhir ini. Dan hari itu kami dapat bertahan FZN sampai jam 12 merupakan suatu hal yang luar biasa. Ataukah itu adalah rangkaian bunga dari Shifu untuk menyemangati para praktisi? Yang jelas rangkaian bunga itu terlihat sungguh indah dan harum. Terasa hati bergetar haru saat menggenggam rangkaian bunga itu. Apabila kami menyudahi aksi pada saat jam 11:47 maka bunga itu belum tentu datang. Memang banyak kejadian ajaib yang biasanya terjadi datang pada saat–saat terakhir.

Menyadari penganiayaan yang kejam masih berlangsung di Tiongkok sana, saya memahami bunga ini diperuntukkan untuk semua praktisi yang pernah gigih berpartisipasi duduk di depan kedubes menegakkan telapak tangannya memancarkan pikiran lurus memusnahkan kejahatan yang menganiaya Falun Dafa serta menyelamatkan makhluk hidup. Apa yang telah dilakukan tidak ada yang sia–sia, karena semua adalah sungguh agung dan luar biasa. Kegiatan dan peristiwa ini merupakan kesempatan emas bagi setiap praktisi di dalam Xiulian-nya. Kejahatan ini sudah menjelang akhir. Dan kebenaran akan segera terungkap.

Harapannya, kejadian ini bisa menjadi penyemangat kepada setiap praktisi untuk lebih giat datang ke depan kedubes Tiongkok untuk memancarkan pikiran lurusnya membasmi kejahatan yang menganiaya dengan kejam tubuh utama Falun Dafa di Tiongkok. Dan juga untuk lebih menjaga kesakralan di depan kedubes dengan tidak mengobrol dan juga makan atau minum. Bisa lebih menyayangi dan menghargai lingkungan Xiulian ini yang tidak mudah diperoleh.

Demikian sharing ini tidak lebih hanya pemahaman dari tingkatan saya. Apabila terasa terlalu berlebihan mohon dikurangi, apabila ada kekurangan mohon ditambahkan dan tunjukkan dengan belas kasih.

Heshi.