Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Rumah Lansia Li Shuliang Digeledah, Polisi Menolak Menunjukkan Identitasnya

8 Mei 2014 |   Oleh: koresponden Minghui di Provinsi Shandong, Tiongkok


(Minghui.org) Lebih dari 20 polisi berpakaian preman memaksa masuk ke rumah Li Shuliang pada 15 April 2014 dan menggeledahnya. Mereka juga mengancam akan menangkap anak sulungnya, Li Ruifeng.

Li Shuliang adalah seorang praktisi Falun Gong di Jining, Provinsi Shandong. Dia dan istrinya berusia sekitar 80 tahun, dan memiliki dua orang anak laki-laki. Anak bungsu menderita keterbelakangan mental dan membutuhkan perawatan yang tetap. Anak sulungnya, Li Ruifeng sejak lahir menderita gangguan pendengaran, tapi setelah berlatih Falun Gong, pendengaran dan kemampuan berbicaranya meningkat secara signifikan, sekarang ia mampu berbicara dengan jelas. Pengalamannya yang menakjubkan sudah diketahui masyarakat setempat.

Setelah Partai Komunis mulai menganiaya Falun Gong, Li Ruifeng secara ilegal dihukum tiga tahun di kamp kerja paksa, dan tiga tahun di penjara. Selama dipenjara ia mengalami penyiksaan yang tidak manusiawi, seperti tangannya diborgol di belakang punggungnya untuk waktu yang lama, dipukuli, dibekukan dalam salju, dan lain sebagainya. Li dibebaskan dari Penjara Taian pada tahun 2010.

Seseorang mengetuk pintu rumah Li Ruifeng sekitar pukul 10:00 pada tanggal 15 April 2014. Ia mengintip melalui lubang dan melihat seseorang yang berpakaian seperti polisi, ia mengunci pintunya dan bertanya kepada pria tersebut melalui jendela dapurnya, apa tujuan pria itu datang ke rumahnya. Pria itu mengatakan kepada Li agar membuka pintu untuk dimintai keterangan namun ia menolak. Kemudian tujuh atau delapan orang datang dan berusaha meyakinkan Li untuk membuka pintu. Setelah Li membuka pintu, ia meminta para polisi memperlihatkan nomor identitas mereka, tetapi mereka menolak.

Sebaliknya, mereka mengeluarkan dua lembar kertas dan mengatakan kepada Li bahwa salah satu surat adalah perintah penggeledahan dari Kota Jinan (ibu kota Provinsi Shandong), dan yang satunya lagi adalah surat panggilan dari Yanzhou. Ketika Li Ruifeng mencoba untuk mengambil foto para polisi dengan telepon genggamnya, salah seorang segera merampas telepon tersebut. Hingga siang hari polisi tetap berdiri di depan pintu rumahnya, kemudian mereka pergi dan memaksa masuk ke dalam rumah orang tuanya.

Lebih dari 20 petugas menerobos masuk ke rumah Li Shuliang. Beberapa dari mereka mengawasi pasangan lansia tersebut sementara sisanya menggeledah, merampas, dan memasukkan barang-barang mereka ke dalam mobil polisi. Polisi juga berusaha mengambil uang pensiun mereka. Li Shuliang mengatakan kepada polisi, "Ini adalah uang pensiun saya, seluruh hidup keluarga saya bergantung pada uang tersebut." Seorang pemimpin melambaikan tangan kepada petugas yang memegang uang tersebut dan meletakkannya kembali.

Sepanjang proses penggeledahan, orang-orang tersebut tidak menunjukkan bukti identitas, mereka juga tidak memberikan pasangan lansia itu daftar barang-barang yang mereka ambil. Ketika mereka ditanya oleh pasangan lansia itu, mereka mengaku berasal dari Jinan, dan mengancam akan menangkap putra mereka Li Ruifeng. Mereka juga bertanya kepada lelaki lansia itu apa dia tahu seseorang di Yanzhou. Melihat lelaki tua ini lamban, dan tidak memiliki ingatan yang bagus, orang-orang tersebut menyerah untuk mendapatkan jawaban darinya. Mereka akhirnya pergi dan membawa barang-barang yang dirampasnya.

Chinese version click here
English version click here