Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Nafsu Berahi Mengakibatkan Kerugian, Melawan Godaan Mendapat Pahala (Bagian 2)

17 Juni 2014 |   Oleh Chu Fan


Sambungan dari Bagian 1

(Minghui.org) Nie Congzhi, seorang dokter yang sangat trampil, tinggal di Huating, Yizhou, selama dinasti Song. Seorang lelaki bernama Yi Cheng tinggal di kota yang sama dengan dokter Nie. Sewaktu isteri Yi, Li sakit parah dan hampir meninggal dunia, perawatan medis dokter Nie menyelamatkan nyawanya.

Li sembuh dengan baik, tetapi ia seorang perempuan cantik dengan watak yang bermoral rendah. Ia jatuh hati kepada dokter Nie karena dokter Nie tampan dan mempunyai kepribadian yang baik. Sewaktu suami Li berada di luar kota, ia mengirim seseorang untuk memberitahukan dokter Nie bahwa penyakitnya kambuh lagi. Sewaktu dokter Nie tiba, Li berbisik kepadanya dengan menggoda, “Saya sebelumnya hampir meninggal, tetapi Anda menyelamatkan saya. Saya tidak bisa berbuat apa-apa di dunia ini untuk berterima kasih kepada Anda. Saya ingin menyajikan tubuh saya untuk menyenangkan Anda. Mohon penuhi keinginan saya.”

Dokter Nie terkejut dengan kata-katanya, dan dengan sopan menolaknya. Li menangis dan mengemis kepadanya. Dokter Nie lari dari rumah Li dan langsung pulang ke rumah. Sewaktu Li mengirim seseorang lagi untuk mengundangnya, Dokter Nie menolaknya. Maka Li mengunjungi Nie pada suatu malam. Ia masuk ke kamar tidur Nie, memegang tangannya dan berkata, “Dokter, mohon penuhi keinginan saya!” Nie menarik diri dan meninggalkan kamarnya terburu-buru.

Setahun kemudian, Huang Jingguo, seoarang pejabat di Yizhou pingsan karena suatu penyakit. Rohnya masuk ke alam baka, dimana ia melihat seorang perempuan memotong dan membuka perutnya dengan sebuah pisau di tepi sungai dan mulai membersihkan ususnya.

Seorang biksu muncul di samping Huang dan berkata kepadanya, “Perempuan ini adalah Li, isteri Yi Cheng, rekan kerja Anda. Ia dihukum untuk membersihkan usus sendiri sebagai hukuman atas nafsu berahinya. Dokter Nie tidak terpengaruh oleh godaan nafsu berahinya, dan ia sungguh seorang yang baik. Oleh karena itu, kehidupannya ditambah 12 tahun, dan keluarganya dikarunia sebuah posisi pejabat pemerintah untuk setiap generasi berikutnya.”

Huang adalah seorang teman baik dokter Nie. Setelah ia sadar kembali dan sembuh dari sakitnya, ia mengunjungi dokter Nie secara khusus dan memberitahukan bahwa ia mengetahui rahasia dokter Nie dengan isteri Yicheng, Li.

Nie terkejut, “Tidak ada yang mendengar apa yang dikatakan Li kepada saya; saya hanya sendiri sewaktu ia mendatangi kamar saya malam itu. Hanya Li dan saya, dua orang yang mengetahui kejadian ini. Bagaimana Anda bisa tahu mengenai ini? Huang kemudian memberitahukan Nie mengenai pengalamannya di alam baka. Kemudian Huang menyadari apa yang ia dengar dari biksu itu adalah fakta: salah satu anak dokter Nie dan salah satu cucunya akhirnya menjadi pejabat pemerintah.

Hukum Langit Tidak Berubah

Tiongkok kuno percaya, begitu suatu pikiran muncul di otak seseorang, akan terlihat di langit. Hukum langit tidak berubah walaupun standar moral mengenai pria dan wanita berubah di dunia manusia. Pikiran dan perilaku nafsu berahi akan memberikan hukuman yang tidak bisa dihindarkan, dimana hukuman ini juga bisa dilanjutkan pada generasi berikutnya atau berlanjut ke kehidupan berikutnya.

Tetapi Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah mempromosikan atheisme dan menghancurkan kepercayaan orang-orang kepada dewa secara sitimatis. Di Tiongkok sekarang, orang-orang tidak lagi percaya bahwa kebaikan mendapat balasan yang baik, kejahatan mendapat ganjaran buruk. Bioskop, pertunjukkan TV, sastra, drama dan lain-lain dalam bentuk kebudayaan penuh dengan seks dan hubungan tidak bermoral. Orang-orang menerimanya tanpa sadar dan dengan mudah jatuh menjadi korban nafsu berahi yang jahat. PKT telah menghancurkan banyak berkah kita.

Menghindarkan diri dari nafsu berahi adalah suatu saat yang kritis dalam takdir seseorang. Konfusius mengatakan, "Yang tidak susila jangan didengar, yang tidak susila jangan dibicarakan, yang tidak susila jangan dilihat, dan yang tidak susila jangan dilakukan."

(Sekian)

Referensi:

1. “Pendidikan Moral Refleksi Kuno” oleh Shi Yuhan di Dinasti Qing
2. “Catatan dari Taman Timur Laut” oleh Liang Gogncheng di Dinasti Qing
3. “Yi Jian Zhi” Oleh Hong Mai di Dinasti Song.

Chinese version click here
English version click here