Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Sekilas Pandang, Sastra dan Sejarah: Konfusius Menghargai Kebajikan dan Mendukung Pendidikan (Bagian I)

20 Juni 2014 |   Oleh Jing Yuan


(Minghui.org) Konfusius mengabdikan kehidupannya untuk mewariskan dan mengembangkan kebudayaan tradisional Tiongkok dengan menjadikan kebudayaan dan pendidikan sebagai bagian penting dari kehidupan. Ia mendidik orang-orang, mengajarkan prilaku manusia yang baik, dan menekankan cara penanganan masalah sekarang dengan bermoral, dan menyelesaikan masalah kehidupan. Berikut adalah beberapa cerita dari Buku Analek Konfusius (Lun Yu) dan  Kumpulan Kata-kata Konfusius.

I. Hati Seorang Suci

Suatu hari Konfusius berwisata di Gunung Nong di Utara dengan pengikutnya, Zilu, Zigong dan Yanhui. Tiba di puncak, Konfusius melihat jauh, menghela nafas dan berkata, “Berdiri tinggi, seseorang bisa melihat jauh. Beritahukanlah saya ambisi kalian tanpa menahannya? Saya akan memilih salah satunya.”

Zilu melangkah maju dan berkata, “Saya ingin panah didekorasi dengan bulu putih, dan bendera dengan merah. Ditengah-tengah panggilan trompet, lonceng dan genderang, saya akan memimpin tentara dan mengalahkan musuh, dalam semburan energi memperoleh kembali tanah ribuan mil. Zigong dan Yanhui bisa menjadi penasehat saya.” Konfusius memujinya dan berkata, “Berani!”

Zigong melangkah maju dan berkata, “Suatu hari tentara negara Qi dan negara Chu berkonfrontasi satu dengan lain di medan pertempuran. Diambang pertempuran, saya akan muncul dengan jubah putih dan topi putih memberikan penjelasan mengenai resiko perang kedua negara. Tanpa memakan korban seorang tentara pun, saya akan menyelesakan perselisihan di antara mereka. Zilu dan Yanhui dapat membantu dengan memberi dukungan kepada saya.” Konfusius berkata, “Mengesankan!”

Yanhui diam. Konfusius menanyakannya, “Yanhui, apakah kamu tidak punya ambisi untuk berbagi dengan kami?” Yanhui menjawab, “Mereka telah mencakup kedua urusan baik sipil maupun militer. Tidak ada lagi yang perlu saya jawab.”

Konfusius berkata, “Walaupun demikian, semua orang mempunyai ambisi. Mari berbagi dengan kami.” Yanhui berkata, “Saya berharap bisa membantu seorang raja yang bijaksana dan mendidik orang-orang tata krama dan musik. Raja akan menerapkan ajaran Tao kepada seluruh kerajaannya. Pejabat-pejabat akan menyentuh banyak kehidupan rakyat dengan kebajikan. Rakyat akan membina hubungan harmonis dan beritikat baik, dan hidup dan bekerja dengan damai dan puas hati. Senjata akan dileburkan dan berubah menjadi alat pertanian, kota-kota akan menjadi lahan pertanian. Orang-orang akan baik dengan tetangga dan teman-teman mereka. Negara sekelilingnya akan terinspirasi oleh integritas dan rasa keadilan kerajaan, mereka akan mengistirahatkan tentara mereka dan melakukan gencatan senjata. Jika seluruh dunia seperti ini, tidak ada kekhawatiran mengenai perang. Jika hari demikian datang, tidak perlu lagi Zilu dan Zigong melepaskan orang-orang dari penderitaan.” Konfusius memujinya, “Hebat! Penuh dengan kebajikan.”

Zilu bertanya, “Guru, yang mana yang akan anda pilih?”

Konfusius berkata, “Karena tidak ada kerugian finansial atau kerusakkan dan tidak ada yang berlebihan, saya memilih Yanhui.”

Kepercayaan dalam ajaran Tao akan menyelamatkan dunia dan membantu orang-orang hidup dalam kedamaian dan ketenangan, ini juga sesungguhnya aspirasi Konfusius.

II. Yu Zuo (Alat Mawas Diri)

Suatu hari Konfusius mengunjungi kuil leluhur Zhou dan melihat sebuah Yu Zuo. Konfusius bertanya kepada penjaga kuil,“Alat apa itu?”

Penjaga kuil menjawab, “Itu Yu Zuo (Alat Mawas Diri).”


Yu Zuo (Alat Mawas Diri)

Konfusius berkata, “Aku mendengar, Yu Zuo itu suatu alat yang miring bila kosong, tegak lurus bila diisi secukupnya, dan terbalik bila kepenuhan. Apakah itu benar?”

Penjaga kuil menjawab, “Ya, benar.”

Konfusius menyuruh pengikutnya mengambil air dan mengisi tabung alat itu, ternyata benar.

Konfusius menghela nafas dan berkata, “Apakah pernah terjadi sewaktu air penuh, Yu Zuo tidak terbalik!”

Zilu berkata, “Guru, apakah anda mengatakan, sewaktu orang-orang seperti Yu Zuo ini, pada waktu penuh, mereka cenderung merasa dirinya lebih pandai dan melekat kepada cara mereka sendiri, yang akan menyebabkan kegagalan? Bolehkah saya bertanya apakah ada cara untuk mengendalikan kepenuhan ini supaya tidak gagal?”

Konfusius berkata, “Cara mengkontrol kepenuhan adalah dengan menekan dan menguranginya, selalu menyisakan ruang didalam hati.”

Zilu bertanya, “Apakah ada cara untuk menguranginya?”

Konfusius berkata, “Orang-orang yang membuat kebajikan besar, simpanlah dengan sikap rendah hati. Yang mempunyai wilayah kekuasaan yang luas, pertahankanlah dengan hemat. Yang kaya dan jabatannya tinggi pertahankan dengan kerendahan hati. Yang mempunyai jumlah penduduk besar dan senjata yang kuat, pertahankanlah dengan sikap takut. Yang mempunyai kecerdasan dan pengetahuan, simpanlah dengan sikap seolah bodoh. Yang banyak belajar dan mempunyai ingatan kuat, simpanlah dengan sikap seolah berpengetahuan dangkal. Ini adalah maksud Menekan dan Mengurangi yang saya katakan. Seperti yang diungkapkan dalam buku Song, ‘Raja Tang dari dinasti Shang ingin sekali santun terhadap yang lain, maka orang-orang malah lebih menghormatinya.’”

Orang-orang dahulu sering memakai alat mawas diri untuk menjaga kedisiplinan mereka, dan mereka tekun, moderat, dan rendah hati. Apa yang penting bagi orang-orang untuk mempertahankan sikapnya? Sifat rendah hati yaitu sifat dasar manusia. Bagaimana mempertahankan ini? Mempunyai pikiran yang luas dan rendah hati, seperti langit yang bisa mencakup segala sesuatu, seperti bumi yang bisa menampung segala sesuatu, seseorang harus bisa mencakup dan menampung semuanya tanpa meluapinya.

III. Melakukan Apa yang Benar

Konfusius bertemu dengan Raja dari negeri Liang. Raja negeri Liang bertanya, “Saya ingin mempertahankan kekuasaan saya sebagai raja selamanya. Saya ingin memperoleh tanah dan harta benda dari setiap kepala daerah. Saya ingin orang-orang selalu percaya kepada saya, saya ingin lahan sebisa mungkin menghasilkan. Saya ingin matahari dan bulan terbit dan terbenam sesuai dengan keinginan saya. Saya ingin orang suci datang ke saya atas keinginan mereka sendiri, saya ingin pemerintahan saya mampu mengatur orang-orang dengan baik. Bagaimana saya dapat melakukan semua hal ini?”

Konfusius menjawab, “Raja dari negeri besar atau kecil telah menanyakan saya banyak pertanyaan, tetapi tidak ada yang bertanya tentang tata negara seperti Anda. Tetapi, ini bukanlah hal yang tidak mungkin. Saya telah mendengar, jika raja dari kedua negara bisa saling menghormati dan memperlakukan satu dengan lain dengan santun, maka mereka tidak pernah akan kehilangan negaranya. Jika seorang raja bisa memanfaatkan orang-orang dengan kebijaksanaan yang penuh kebajikan dan pejabat bisa melayani orang-orang dengan sungguh-sungguh dan integritas, maka semua kepala daerah akan dengan senang hati mematuhi. Jika seseorang tidak pernah menghukum yang tidak bersalah atau melepaskan yang bersalah, maka orang-orang akan percaya kepadanya. Jika seseorang memanfaatkan orang-orang dengan cita-cita tinggi dan memberikan penghargaan kepada pejabat yang berjasa, maka lahan akan otomatis menghasilkan. Jika seseorang menyembah langit dan takut terhadap Tuhan, maka matahari dan bulan akan bergerak sebagaimana mestinya. Jika seseorang menangani masalah hukuman dengan baik, maka orang suci akan datang sendiri. Jika seseorang menghargai orang-orang yang saleh, dan orang-orang yang mempunyai kemampuan bekerja di bawah manajemen orang saleh, maka pemerintah akan mengurusi rakyat dengan baik.

Konfusius mengajarkan bahwa kebenaran dan kesalahan harus diukur dengan prinsip moral, dan orang-orang tidak boleh terikat kepada keuntungan pribadi. Sewaktu menjalankan sesuatu hal, harus sesuai dengan moral, dan harus melakukannya dengan berani. Konfusius berkata, “Sewaktu seorang bermoral tinggi menghadapi persoalan di dunia, ia tidak akan merugikan ataupun menentang semua. Hanya Kebenaran-lah yang dijadikan ukuran.”

(Bersambung)

Chinese version click here
English version click here