Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Tidaklah Penting Siapa yang Benar, yang Penting adalah Menyingkirkan Keterikatan

25 Juni 2014 |   Oleh seorang praktisi Falun Dafa di Tiongkok


(Minghui.org) Baru-baru ini, saya merasa bahwa waktu bergerak sangat cepat. Saya tidak bisa berbuat banyak sebelum akhirnya hari berakhir. Saya bisa merasakan bahwa waktu yang diatur Guru untuk kita berkultivasi semakin berkurang dan berkurang. Melihat ke dalam saya menemukan bahwa saya masih terjebak di tingkat yang sama setelah lebih dari sepuluh tahun tahun berkultivasi. Saya tidak mencapai syarat dari Fa. Saya sangat khawatir. Jika periode Pelurusan Fa selesai sekarang, saya akan merasa sangat menyesal.

Kenapa saya meningkat sangat lambat? Saya membaca Fa dan melihat ke dalam ketika dalam kesengsaraan. Saya berkultivasi, tapi saya juga masih terjebak di tingkat yang sama. Saya kehilangan kesempatan demi kesempatan yang Guru atur untuk saya saya bisa meningkat. Dengan kata lain, saya menghadapi ujian yang sama lagi dan lagi karena saya tidak berhasil melewatinya.

Saya merasa malu untuk berbicara tentang ujian ini. Saya kadang-kadang mempunyai konflik dengan praktisi lain. Jika saya mengatakan sesuatu atau melakukan sesuatu atau ada sebuah kesalahpahaman, ini akan menyebabkan konflik. Ketika praktisi menuduh saya, saya jarang berargumen atau menjelaskan barang sedikitpun. Jika praktisi melanjutkan untuk berbicara tentang hal itu, atau jika itu terlalu memalukan ketika banyak praktisi yang melihatnya, dan saya merasa gelisah di dalam hati, saya akan melafalkan, “Sedikit Berdebat” dan “Siapa Benar Siapa Salah” dari Hong Yin III , yang kadang-kadang membantu.

Selama peristiwa terakhir, praktisi itu kehilangan kesabaran dengan saya karena sebuah hal kecil. Ia menunjukkan beberapa keterikatan saya. Saya berpikir, “Kesengsaraan datang lagi. Saya harus melakukan dengan baik kali ini, jadi saya tidak akan menghadapinya lagi.” Seperti yang saya lakukan sebelumnya, saya melafalkan, “Siapa Benar Siapa Salah” dari Hong Yin III.

Ketika saya melafalkan Fa, saya sangat tenang, tetapi tetap merasa terganggu. Saya berpikir bahwa kesengsaraan tidak akan datang lagi jika saya melewatinya kali ini. Tetapi, pikiran saya tidak murni karena saya takut konfrontasi dan hanya ingin akrab seperti biasanya. Saya tidak menemukan keterikatan dasar saya dan akhirnya tidak meningkat.

Ketika saya pulang ke rumah, saya masih berpikir bahwa situasi tidak seperti yang ia gambarkan. Ia telah membebankan sesuatu kepada saya. Saya merasa ia mencaci maki saya, dan telah menyerang saya. Semua keterikatan orang biasa muncul pada diri saya.

Ketika saya tidak melihat masalah dari kaca mata praktisi, iblis mengambil keuntungan dari celah saya dan mengganggu saya: “Kamu tidak salah, ia yang salah!” Semakin saya berpikir tentangnya, semakin saya merasa marah. Saya tidak bisa melepaskannya dan tidak bisa tenang seperti yang saya lakukan ketika latihan atau meditasi. Saya tidak bisa fokus ketika belajar Fa, dan memancarkan pikiran lurus tidak memberikan efek apa-apa. Saya merasa marah dan lelah. Saya berpikir kepada diri saya sendiri, “Kultivasi sangat sulit!”

Saya berpikir bahwa praktisi lain harusnya tidak merasa khawatir tentang saya meskipun saya tidak berkultivasi dengan baik. Meskipun Guru menggunakan mulut mereka untuk memberikan petunjuk, mereka tidak terasa baik ketika konflik muncul. Saya merasa bersalah untuk mereka. Kenapa saya harus menyulitkan orang lain? Saya mencoba untuk menghindari konflik agar tidak berpengaruh kepada kesatuan tubuh praktisi. Saya memutuskan untuk tidak mencampuri apapun dikemudian hari dan bahkan mengembangkan pikiran negatif.

Saya sepertinya termasuk mereka yang “dengan karma besar dan kualitas kesadaran buruk” (Zhuan Falun). Sangatlah sulit bagi saya untuk berkultivasi ke level yang lebih tinggi. Ketika saya menyadari ini, saya bertekad untuk memikirkan masalah saya sendiri dan menghindari konflik. Apapun tingkat yang saya raih harus melalui kultivasi saya sendiri.

Suatu hari ketika saya membuka Zhuan Falun, kalimat berikut ini menarik perhatian saya:

“Di sini kami mengajar anda mengikuti jalan benar, bersamaan itu juga telah mengajar Fa secara tuntas kepada anda, agar anda sendiri dapat menyadari, ingin belajar atau tidak adalah urusan anda sendiri. Shifu membimbing masuk melewati pintu, sedang pelaksanaan kultivasi tergantung pada individu sendiri. Tidak ada yang memaksa anda, atau mendesak anda berkultivasi, ingin berkultivasi atau tidak adalah urusan anda pribadi, dengan kata lain berarti, jalan mana yang ingin anda lalui, apa yang anda inginkan, apa yang hendak anda peroleh, tidak ada siapa pun yang mencampuri kemauan anda, hanya boleh memberi nasihat baik.”

Ini menyadarkan saya. Guru mengingatkan saya: “Murid, janganlah jatuh! Itu sangat berbahaya!” saya sangat bersemangat ternyata Guru tidak menyerah dan berusaha untuk menarik saya bangkit. Terima kasih, Guru. Saya mengubah pikiran saya sepenuhnya. Saya merasa bahwa saya tidaklah pantas mendapat belas kasih dan jerih payah penyelamatan Guru jika saya tidak berkultivasi dengan baik.

Sekarang saya merasa berbeda ketika melafalkan “Siapa Benar Siapa Salah.” Saya dicerahkan untuk arti yang lebih mendalam dari “Yang benar adalah dia Yang salah adalah aku.” (“Siapa Benar Siapa Salah,” Hong Yin III) Untuk mencapai tingkatan itu, saya harus benar-benar mengesampingkan diri saya sendiri dan menyingkirkan “saya” yang palsu untuk mencapai alam ketidakegoisan.

Kita datang ke masyarakat manusia tersesat dalam khayalan. Kita sangat mudah terkontaminasi di dalam wadah pencelup besar. Akibatnya, kita diselimuti oleh karma dan dikelilingi oleh konsep-konsep buruk, karma pikiran, dan berbagai zat yang kita peroleh setelah kita datang ke dunia manusia. Sangatlah sulit untuk menemukan diri sejati kita. Kita harus belajar Fa dan membedakan “saya” yang asli dari “saya” yang palsu untuk menyingkirkan “saya” yang palsu. Kita perlu untuk memahami bahwa konflik terjadi karena kesalahan kita sendiri, dan kita perlu untuk menemukan keterikatan. Dengan cara ini, kita bisa berbuat lebih baik di masa depan dan kembali ke jati diri kita yang sejati.

Ketika saya bertemu dengan teman praktisi lagi, bagian mereka yang dikultivasikan terlihat bersinar dan saya mengagumi mereka. Saya mungkin mempunyai sedikit lebih kemampuan tekhnis tapi mengembangkan keterikatan akan kepuasan. Saya juga mempunyai keterikatan kebencian, takut, tidak berkultivasi perkataan, melakukan sesuatu, mencari kenyamanan, kemalasan, dan perasaan mudah terharu. Saya masih tidak bisa sepenuhnya mengikuti syarat Guru untuk melakukan latihan dan belajar Fa, dan tidak bisa mempercayai Guru sepenuhnya. Saya telah menemukan banyak keterikatan.

Meskipun saya melakukan tiga hal, tetap tidak banyak menolong. Saya melakukan tiga hal dengan banyak keterikatan orang biasa. Ketika orang biasa melakukan pekerjaan Dafa, tidak menciptakan kewibawaan. Apakah kultivasi saya sia-sia? Apa yang harus saya lakukan? Saya harus bertekad untuk berkultivasi. Selama periode Pelurusan Fa belum berakhir, saya masih mempunyai kesempatan. Saya harus cepat dan melakukan lebih baik.

Guru berkata:

“Kultivasi tergantung pada diri sendiri, sedangkan evolusi Gong tergantung pada Shifu.” (Zhuan Falun)

Selama saya berusaha keras untuk berkultivasi, Guru akan membantu saya menyingkirkan hal-hal tidak baik di dalam saya. Ketika kita bisa menyingkirkan seluruh keterikatan kita, kita bisa kembali ke rumah sejati kita dengan Guru ketika saatnya tiba.

Chinese version click here
English version click here