Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Sekilas Pandang Sastra dan Sejarah: Konfusius Menghargai Kebajikan dan Mendukung Pendidikan (Bagian II)

26 Juni 2014 |   Oleh Jing Yuan


(Minghui.org) (Lanjutan dari Sekilas Pandang Sastra dan Sejarah: Konfusius Menghargai Kebajikan dan Mendukung Pendidikan (Bagian I))

IV. Pendidikan Dapat Dilakukan Dimana Saja

Dalam masa kekuasaan Raja Shun, petani di Lishan secara rutin saling menyerbu ladang orang lain. Setelah Raja Shun pergi ke pertanian di Lishan selama satu tahun, penyerbuan berhenti, dan tidak pernah terjadi lagi. Nelayan di Sungai Kuning dulu bertengkar merebut lokasi yang lebih tinggi, yang lebih menguntungkan di sungai. Setelah Raja Shun menangkap ikan di Sungai Kuning selama satu tahun, Nelayan yang dulu suka bertengkar sekarang belajar menghormati yang lebih tua. Pembuat tembikar di Dongyi dahulu membuat produk yang berkualitas rendah. Setelah Raja Shun membuat tembikar bersama mereka selama satu tahun di sana, tembikar mereka menjadi barang tahan lama dan berkualitas tinggi.

Konfusius memuji perbuatan raja dan berkata, “Pertanian, perikanan dan produksi tembikar semua di bawah pemerintahan Raja Shun, dan sewaktu ia ke sana dan melakukan semua hal ini, ia menyelamatkan profesi ini. Ia adalah seorang yang bijaksana dan mempunyai intergritas tinggi. Ia sendiri bertani walaupun ini pekerjaan keras. Semua orang ingin mengikuti keteladanannya, dan itulah sebabnya mengapa disebut pendidikan kebajikan oleh seorang suci.”

Selama Dinasti Zhou Barat, Raja dari negara Yu dan Rui memiliki sengketa atas perbatasan negara mereka. Mereka pergi ke Raja Wen di negara Zhou untuk meminta pertimbangan siapa yang benar dan siapa yang salah. Setelah kedua raja masuk ke negara Zhou, mereka melihat petani-petani saling menyerahkan hak mereka di perbatasan ladang, pejalan kaki pun saling memberi jalan satu dengan yang lain, Sewaktu mereka masuk ke kota, mereka melihat pria dan wanita berjalan pada sisi jalan yang berbeda. Orang tua tidak mengangkat barang berat. Pejabat pengadilan ingin mundur dari jabatannya demi calon-calon yang lebih baik. Mereka melihat perbuatan orang-orang yang tulus dan mulia di mana-mana.

Kedua raja merasa malu. Mereka berkata satu dengan lain, “Bagaimana orang rendah budi seperti kita berani menanyakan argumen yang begitu konyol di rumah seorang terhormat?” Sebelum mereka bertemu dengan Raja Wen, mereka saling menyerahkan lahan sengketanya kepada yang lain, tetapi tidak ada dari mereka yang mengambilnya. Akhirnya lahannya  menjadi tidak terpakai, generasi berikutnya menyebutnya “lahan kosong.” Sewaktu raja lain mendengar cerita ini, mereka mengikuti keteladanan Raja Wen dan bergabung dalam kekuasaannya.

Konfusius memujinya dan berkata, “Cara Raja Wen memerintah sangatlah baik! Ia membantu orang-orang berubah dengan positif tanpa mengambil tindakan. Ia berhasil melakukan sesuatu tanpa sengaja. Ini karena ia memperhatikan pada hal-hal kecil, dan ketat mematut diri, dan menghormati orang lain. Negeri Yu dan Rui menjadi damai karenanya. Seperti yang tertulis di buku Shu, Raja Wen adalah satu-satunya orang yang bisa berkultivasi dan membatasi dirinya dengan bijaksana dan sungguh-sungguh. Ini adalah satu contoh baik Pendidikan oleh seorang suci yang bajik.”

V. Manfaat Peringatan

Konfusius dahulu mengajarkan pengikut-pengikutnya, “Obat yang pahit bermanfaat untuk kesehatan, nasihat tulus menyakitkan telinga tetapi bermanfaat untuk kebaikan. Raja Tang dari Dinasti Shang dan Raja Wu dari Dinasti Zhou mempunyai menteri-menteri yang berani memberikan nasihat yang tulus kepada rajanya dan membantu negara mereka menjadi makmur.

Raja Jie dari Dinasti Xia dan Raja Zhou dari Dinasti Shang tidak bisa menerima nasihat baik. Mereka mempunyai menteri-menteri yang menuruti apa saja kehendaknya, hal ini mempercepat keruntuhan kerajaan mereka. Tidak ada orang yang bisa menghindar dari berbuat kesalahan dalam kehidupan, apabila seorang raja tidak mempunyai menteri yang bisa memberikan peringatan, seorang ayah tidak mempunyai anak yang berani memberi peringatan, seorang kakak tidak mempunyai adik yang berani memberikan peringatan, atau seorang individual tidak mempunyai teman yang berani memberi peringatan.

Demikianlah mengapa kita mengatakan, kesalahan seorang raja dapat diperbaiki oleh menterinya, kesalahan seorang ayah dapat diperbaiki oleh anaknya, kesalahan seorang kakak dapat diperbaiki oleh adiknya. Kesalahan seseorang dapat diperbaiki oleh temannya. Dengan cara demikian, suatu bangsa tidak akan menghadapi keruntuhan, anggota keluarga tidak akan berkelahi satu dengan lain, ayah dan anak tidak akan kehilangan kehormatan antara mereka, dan persahabatan sesama teman akan bertahan.”

VI. “Bertempat Tinggal Dekat Dengan Orang Berkebajikan.”

Konfusius berkata, “Bertempat tinggal dekat dengan tempat orang berkebajikan. Sewaktu memilih tempat tinggal, bila tidak memilih tempat yang penuh kebajikan, bagaimana bisa memperoleh kebijaksanaan?” Konfusius juga berkata, “Seorang yang berkebajikan sudah berada di dalam kebajikan dan seorang yang bijaksana menginginkan kebajikan.”

Konfusius bertekun dalam kehidupannya untuk mempromosikan kebajikan, berharap semua orang di dunia bisa menikmati keindahannya. Ia menulis, “Orang bajik mengasihi orang lain” dan  “mengasihi masyarakat secara luas.” Mengejar kebajikan, ketat dengan diri sendiri, adil, tidak mementingkan diri sendiri, semua ini dibutuhkan untuk berkultivasi mencapai kebajikan. Dasar untuk berbuat kebajikan adalah menghormati. Menghormati langit dan bumi adalah prasyarat; jiwa manusia berkaitan langsung dengan langit, bumi dan semua makhluk di alam semesta.

Apabila sesuatu yang abnormal terjadi di alam semesta, maka manusia harus bertobat atas perbuatannya yang salah. Apabila manusia melanggar hukum langit, mereka tidak akan diberkati walaupun mereka berdoa. Seorang yang bijaksana harus menaati hukum langit. Orang yang mempunyai cita-cita tinggi harus berdekatan dengan orang suci, dengan orang bijaksana dan dengan orang-orang yang menaati ajaran Tao, sehingga ia bisa belajar dari ajaran mereka.

Konfusius dahulu memberitahukan Zengcan, “Pengetahuan Zixia meningkat dengan cepat, karena ia suka bergaul dengan orang bijak. Maka bersama dengan orang bijak seperti tinggal di rumah yang mempunyai tanaman wangi. Dengan berlalunya waktu, seseorang akan mendapat pengaruh baik. Itulah sebabnya seorang bijak harus memilih dengan hati-hati dengan siapa ia menghabiskan waktu.” Buku “Standar untuk menjadi seorang murid dan anak yang baik” juga mengatakan, “Mengikuti manusia sejati akan membawa kebaikkan yang tak terhitung. Kebaikkan akan bertumbuh hari demi hari; kesalahan akan memudar dengan perlahan. Tidak mengikuti manusia sejati akan membawa kerugian yang tak terhitung. Orang-orang yang tidak layak akan mendekati kamu, dan semua akan menjadi serba salah.”

Semua orang suci dahulu mengajari orang-orang kebajikan dan budi pekerti. Sewaktu orang-orang mengikuti hukum langit, saling mengasihi dan saling menghormati, masayarakat akan hidup dengan damai. Tetapi Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menghancurkan kebudayaan dan moralitas tradisi Tiongkok. Nilai tradisi telah hilang dan berganti dengan kebohongan, kejahatan dan perebutan yang merupakan kebudayaan partai. Ini telah merusak keharmonisan antara manusia dan alam, demikian juga antara sesama manusia. Sewaktu manusia kehilangan hati nurani, tatanan sosial jadi kacau, moralitas merosot, lingkungan menjadi tercemar, dan akan terjadi malapetaka. Ini adalah akar penyakit di dalam masyarakat.

Kebrutalan PKT menganiaya Praktisi Falun Gong yang tidak bersalah, yang mengejar Sejati-Baik-Sabar tidaklah bisa diterima oleh hukum langit, dan tentunya akan dikenakan hukuman. Banyak orang Tionghoa telah mundur dari organisasi Komunis setelah melihat sifat kejahatan mereka. Mereka telah memilih masa depan yang cerah. Mengetahui fakta kebenaran, melindungi kebenaran, dan memperoleh kembali moralitas dan hati nurani adalah satu-satunya untuk mengembalikan keharmonisan antara manusia dengan alam, dan memastikan keindahan kehidupan dari generasi ke generasi selanjutnya.

Chinese version click here
English version click here