(Minghui.org) Hari Minggu tanggal 13 Juli 2014, puluhan relawan FOFG (Friends Of Falun Gong) Indonesia menggelar kegiatan meminta dukungan masyarakat untuk membantu “Petisi Kepada Komisioner Tinggi HAM PBB dan Pemerintah Republik Indonesia: Seruan Untuk Dihentikannya Segera Praktek Pengambilan Organ Tubuh dari Praktisi Falun Gong di Tiongkok”.

Kegiatan yang digelar di Lapangan Puputan Margarana Renon Denpasar mendapat perhatian dan dukungan warga Denpasar yang sedang berolah raga.

Mahasiswa Kedokteran Universitas Warmadewa memberi dukungan dan mengecam pengambilan organ di Tiongkok

Beberapa mahasiswa Kedokteran Universitas Warmadewa Bali tengah mengadakan kegiatan pengumpulan dana untuk anak kurang gizi di NTT mengadakan kegiatan di sekitar stan praktisi. Penasaran dengan poster dan video yang ditayangkan untuk mengekspos pengambilan organ paksa di Tiongkok. Mereka semuanya mendekat, membaca poster, mendengarkan video dan menerima penjelasan relawan. Semuanya dengan antusias membubuhkan tandatangan di formulir petisi. Salah seorang berkata, ”Apakah minggu depan akan ada lagi petisi ini? Jika masih ada, saya akan mengajak teman-teman ke sini untuk mendukung kegiatan ini.”

Setelah mengetahui dengan jelas dan mendukung kegiatan praktisi, mereka ingin mengetahui lebih lanjut tentang Falun Dafa. Mereka membaca brosur, majalah Minghui dan mendengarkan penjelasan praktisi. Salah seorang mahasiswa bertanya kepada praktisi remaja, ”Apakah kamu mahasiswa?” Dijawab, ”Ya.” Mendapat penjelasan sesama mahasiswa, mereka melanjutkan. ”Saya ingin ikut berlatih. Mungkin setelah ini kita bisa berkomunikasi lewat medsos.”









Dukungan masyarakat Denpasar

Seorang warga Tionghoa kebetulan lewat di stan praktisi, berhenti dan berbincang dengan seorang praktisi. Awalnya dia tidak setuju dengan kegiatan petisi, namun setelah dijelaskan dengan perlahan dan sabar, dia mau mendengar penjelasan dan bahkan membubuhkan tandatangan di formulir mendukung petisi.

Pria Tionghoa lain yang tengah membagikan brosur bisnis berkata, ”Dulu saya pernah ikut latihan Falun Dafa. Karena ada penganiayaan (di Tiongkok), saya berhenti. Saya bahkan pernah ikut menjadi pemain genderang pinggang.” Setelah mendengar penjelasan ini, seorang praktisi berkata kepadanya, ”Silakan dibaca lagi bukunya Pak. Kapan lagi mendapat kesempatan belajar metode latihan yang berharga ini.”