(Minghui.org) Duplikat “Bangku kecil” diperlihatkan ke publik saat rapat umum di depan konsulat Tiongkok di New Yourk. Lebih kecil dari telepak tangan Wang Huizhen [wanita], yang digunakan oleh penjaga di Penjara Liyuan di Tianjin untuk menyiksa praktisi Falun Gong.

Penjaga memaksa praktisi untuk duduk di bangku itu dari jam 6:30 pagi hingga 9:30 malam. Bangku itu berukuran tinggi 2,54 cm, lebar 2,54 cm, dan panjang 11.43 cm.

Praktisi harus menjaga punggung, leher, dan kepalanya tetap lurus dan kakinya rapat satu sama lain menjepit selembar kertas. Jika kertasnya jatuh, penjaga akan menyetrumnya dengan tongkat listrik.

Praktisi Falun Gong Wang Huizhen [wanita] mengekspos sebuah metode penyiksaan yang digunakan Partai Komunis Tiongkok untuk menyiksa praktisi

Rapat umum tanggal 20 Juli 2014 itu diadakan untuk memprotes 15 tahun penindasan terhadap Falun Gong, yang diluncurkan secara resmi pada tanggal 20 Juli 1999. Selain untuk memprotes penindasan, peserta rapat umum juga merayakan 170 juta orang Tiongkok mundur dari organisasi partai.




Praktisi mengadakan rapat umum di depan Konsulat Tiongkok di New York, menyerukan untuk diakhirinya penindasan dan memberikan dukungan kepada 170 juta orang Tiongkok yang memilih untuk mundur dari organisai komunis.

Yi Rong: Kehancuran PKC adalah Sebuah Kenyataan

Yi Rong [wanita], ketua Pusat Layanan Global Mundur dari PKT berbicara di rapat umum

Karena upaya tanpa henti dan meluas dari praktisi Falun Gong dalam membangkitkan kesadaran tentang penindasan, hari-hari Partai Komunis Tiongkok tidak akan lama lagi, menurut Yi Rong, ketua Pusat Layanan Global Mundur dari PKT.

Penindasan adalah perang terakhir yang perlu diketahui oleh banyak orang Tinghoa untuk melihat sifat asli PKT. Oleh karena itu, mereka mundur dari PKT dan organisasi terkaitnya dengan kecepatan 90.000 orang per hari, kata Yi [wanita].

Sambil memberikan sertifikat kepada delapan orang Tionghoa yang keluar dari PKT, ia menyatakan bahwa waktunya telah tiba bagi semua orang Tionghoa untuk menentang penindasan dan mempercepat kehancuran PKT dengan pilihan damai pribadi mereka untuk keluar dari organisasi komunis.

Mahasiswa Universitas Terkenal Tetap Teguh dengan Keyakinannya


Praktisi Falun Gong Qin Peng melaporkan pengalaman pribadinya dianiaya di Tiongkok

Qin Peng mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1995. Ia adalah seorang lulusan dari Universitas Tsinghua, sebuah universitas terkenal di Tiongkok, awal tahun 1999.

Selama 15 tahun penindasan, Qin dipaksa berhenti sekolah beberapa kali, ditahan secara ilegal, dan menjadi korban penganiayaan karena tetap teguh terhadap Falun Gong.

Saat ia ditahan di Kamp Kerja Paksa Gaoyang di Provinsi Hebei, ia beberapa kali disiksa. Suatu kali ia disiksa dengan cara kedua tangannya diborgol dan dirantai ke sebuah cincin yang ditambatkan ke lantai.

Kamp kerja paksa juga menggunakan telepon engkol lama untuk menyiksanya. Dua elektroda ditempelkan ke pergelangan kakinya, dan telepon itu kemudian dicharge dengan cara memutar engkol. Penyiksaan itu menyebabkannya tidak bisa berdiri dan jantungnya berdebar tidak teratur.

Selain itu, kepala divisi kamp kerja, Yang Aimin memberitahunya, “Apa yang kamu derita masih jauh dari cukup. Kami punya berbagai cara untuk mengubah praktisi Falun Gong, seperti menusuk jari mereka dengan bambu, mencambuk mereka dan menggunakan kalajengking untuk menyengat mereka, dan seterusnya.”

Zhang Jian: Praktisi Memajukan Semangat Bangsa Tionghoa

Aktifis demokrasi Zhang Jian mengatakan dalam pidatonya, “Kalian belum musnah akibat penyiksaan fisik dan mental PKT. Sebaliknya, suara kalian dapat didengar oleh seluruh orang-orang Tionghoa di mana pun mereka berada. Kalian memajukan semangat bangsa Tionghoa.

“Penindasan terhadap Falun Gong suatu hari nanti pasti akan dihukum, dan akan diadili oleh surga. Jiang Zemin dan pelaku lainnya harus bertanggung jawab dan diadili.”

“Apa yang dipromosikan Falun Gong adalah apa yang dibutuhkan dunia. Dunia memerlukan Falun Gong dan semua praktisinya,” pungkasnya.

Warga New York: Penindasan Harus Berhenti

Angel (kanan), pekerja medis, terkejut dengan kekejaman PKT

Banyak warga New York yang lewat di lokasi rapat umum terkesan dengan belas kasih dan kesakralan kegiatan itu. Mereka mengambil foto, berbicara dengan praktisi dan mengumpulkan materi informasi untuk mencari tahu tentang Falun Gong dan penganiayaan.

Angel, seorang profesional di bidang medis mengatakan tidak ada orang yang mampu berbuat hal seperti pengambilan organ tubuh dari orang yang masih hidup demi keuntungan. Ia berjanji akan mempelajarinya lebih lanjut di internet, dan menyebarkan informasi itu di media sosial jadi lebih banyak orang akan menyadari hal ini (kejahatan terhadap kemanusiaan).

Setelah rapat umum, praktisi tetap duduk bermeditasi selama 30 menit, untuk menghormati praktisi-praktisi yang telah kehilangan nyawanya demi mempertahankan keyakinan mereka di tengah-tengah penganiayaan.

Chinese version click here
English version click here