Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta: Pameran Foto “The Journey of Falun Dafa” Membangkitkan Keingintahuan dan Kepedulian Mahasiswa

21 Nov. 2015

(Minghui.org) Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Oase Universitas Katolik Atma Jaya mengundang praktisi Falun Dafa di Jakarta untuk memperkenalkan Falun Dafa serta bersama-sama menggelar pameran foto “The Journey of Falun Dafa” di lingkungan kampus.

Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta: Pameran Foto “The Journey of Falun Dafa” Membangkitkan Keingintahuan dan Kepedulian Mahasiswa

Oase yang merupakan organisasi mahasiswa, dibentuk dengan latar belakang tragedi / kerusuhan rasial Mei 1998, karena itu sejak pendiriannya, organisasi ini telah berorientasi pada tema-tema kemanusiaan.

Penganiayaan kejam yang dihadapi para praktisi Falun Dafa di Tiongkok, serta resistensi damai dan tanpa kekerasan dari para praktisi di berbagai belahan dunia untuk membantu menghentikan kekejaman dan genosida penguasa komunis Tiongkok terhadap Falun Dafa, telah mengundang simpati dari aktivis Oase untuk bantu menyuarakan isu HAM tersebut.

Pameran foto “The Journey of Falun Dafa” dilangsungkan pada 16 November 2015. Selama pameran tersebut, para aktivis Oase bersama beberapa praktisi Falun Dafa menjelaskan latar belakang kegiatan, membagikan brosur pengenalan Falun Dafa kepada para mahasiswa lainnya yang datang ke pameran di Hall C Kampus.

Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta: Pameran Foto “The Journey of Falun Dafa” Membangkitkan Keingintahuan dan Kepedulian Mahasiswa

Banyak mahasiswa keturunan Tionghoa mengatakan mereka pernah mendengar berita tentang penganiayaan Falun Gong (Falun Dafa) tetapi tidak mengerti mengapa pemerintah komunis Tiongkok menganiaya kelompok yang menurut pengamatan mereka – sangat damai ini. Sementara beberapa mahasiswa lainnya telah mendengar saat ini banyak terjadi pelanggaran HAM berat di Tiongkok, tapi belum pernah mendengar tentang  penindasan Falun Dafa.

Seorang pria asal Spanyol berkata dia telah mendengar tentang penganiayaan Falun Dafa, karena dia pernah tinggal di Tiongkok selama beberapa tahun, sambil menunjukkan tato pada tangannya yang bertuliskan sajak Tiongkok tradisional. “Saya tidak bisa membaca huruf tradisional,” ujarnya tertawa. “Saya belajar huruf yang telah disederhanakan”, tambahnya. Ketika praktisi mengutarakan fakta bahwa sesungguhnya banyak sekali kebudayaan tradisional Tiongkok yang mengedepankan moralitas, telah dihancurkan pada masa Revolusi  Kebudayaan, ia mengangguk setuju. Dia menambahkan, “Dunia dikuasai oleh orang-orang lalim, saya sedih.” Sebelum berpisah ia mengutarakan harapannya agar upaya damai praktisi berhasil.

Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta: Pameran Foto “The Journey of Falun Dafa” Membangkitkan Keingintahuan dan Kepedulian Mahasiswa

Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta: Pameran Foto “The Journey of Falun Dafa” Membangkitkan Keingintahuan dan Kepedulian Mahasiswa

Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta: Pameran Foto “The Journey of Falun Dafa” Membangkitkan Keingintahuan dan Kepedulian Mahasiswa

Universitas Katolik Atma Jaya, Jakarta: Pameran Foto “The Journey of Falun Dafa” Membangkitkan Keingintahuan dan Kepedulian Mahasiswa

Seorang pria setengah baya mengamati foto dengan penuh perhatian. Ia banyak mengajukan pertanyaan kritis seputar Falun Dafa karena sebelumnya pernah mendengar bahwa Falun Dafa adalah kelompok politik. Setelah praktisi jelaskan bahwa berbagai upaya damai yang praktisi Dafa di seluruh dunia lakukan, tidak memiliki tujuan politik, tetapi hanya untuk meluruskan kembali fitnahan-fitnahan yang dilontarkan penguasa komunis Tiongkok serta menghentikan penganiayaan terhadap rekan-rekan praktisi di daratan Tiongkok, sikapnya perlahan berubah. Sebelum meninggalkan pameran, dia berkata akan mencari tempat latihan terdekat.

Setelah berbincang lama dengan para praktisi, seorang mahasiswa berkata, “Falun Dafa ini bagus banget.” Ia menceritakan selama ini dia hidup penuh kekuatiran dan kecemasan. Sejak kecil ia juga senantiasa bertanya-tanya apa sebenarnya makna hidup manusia yang demikian singkat. Setelah mendengar kejamnya penindasan, dia terlihat prihatin, kemudian datang kembali bersama pacarnya yang juga mahasiswi, untuk menandatangani form pelaporan kejahatan Jiang Zemin, bahkan meminta form kosong untuk ia mintakan tandatangan dari teman-teman kuliahnya.

Seorang anggota panitia berkata ia juga akan perkenalkan Dafa kepada ibunya, sementara beberapa mahasiswa secara langsung mencoba perangkat latihan di tepi ruang pameran.

Beberapa pengunjung lainnya menuliskan kesan dan komentarnya, antara lain:

- Falun Dafa indah
- Pameran yang mengesankan
- Maju terus Falun Dafa
- Memahami lebih dalam Falun Gong
- Mengherankan mengapa PKC menindas Falun Gong