Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Konsekuensi Setelah Pertemuan Mengenai Penganiayaan Terhadap Falun Gong (Bagian 2)

3 Nov. 2015 |   Oleh Liaoran


(Minghui.org) Catatan editor: Baik budaya Barat maupun Tionghoa, prinsip pembalasan karma, yaitu pertanggungjawaban atas perbuatan seseorang diterima secara luas. Fundamental ajaran Falun Gong adalah karakteristik alam semesta, “Sejati-Baik-Sabar.” Alam semesta akan memberi pahala atas perbuatan yang selaras dengan prinsipnya, sementara perbuatan seperti pemukulan, penyiksaan, dan pembunuhan akan mendapat ganjaran karma. Dengan perkataan lain, perbuatan baik akan dibalas dengan kebaikan, sementara perbuatan jahat akan mendapat ganjaran. Artikel seperti ini bertujuan untuk mengingatkan dengan belas kasih atas prinsip ini kepada mereka yang akan melakukan kejahatan. Sementara itu banyak yang menganiaya Falun Gong hanya “mengikuti perintah,” hukum alam semesta tetap meminta pertanggungjawaban atas perbuatan mereka, dan hanya dengan membalikkan perbuatan jahat mereka mungkin mereka akan lolos dari pembalasan karma.

Partai Komunis Tiongkok (PKT) telah menyelenggarakan banyak pertemuan di mana para peserta mendiskusikan cara untuk membasmi Falun Gong. Bukan hanya mereka tidak mencapai tujuan mereka, tetapi mereka yang berpartisipasi sering mengalami tragedi.

Kepala Kejaksaan Meninggal Dunia Karena Benturan Kepala

Xin Yong, kepala Kejaksaan Kota Qixia, Kota Nanjing, Provinsi Jiangsu, adalah salah satu pengikut Jiang Zemin, dan memegang erat arahan dari PKT dan Kantor 610 berkenaan dengan penindasan praktisi Falun Gong.

Pada sejumlah kesempatan, dia bertanggung jawab ketika polisi menggeledah rumah praktisi, menahan secara ilegal dan memenjarakan mereka di penjara atau kamp kerja paksa. Ia mengawasi penganiayaan di daerahnya.

Kepala Xin tertabrak truk saat mengendarai mobil dari rumah untuk makan malam pada Oktober 2007. Ia meninggal dunia di tempat dalam usia 38 tahun.

Kepala Kantor Polisi Sihe Meninggal karena Serangan Jantung

Meng Qingyan, kepala Kantor Polisi Sihe, Kota Fuxin, Provinsi Liaoing, dan beberapa petugas polisi lainnya mendobrak masuk rumah praktisi. Mereka memukul anggota keluarga praktisi, termasuk seorang gadis berumur 7 tahun. Mereka meminta praktisi untuk mencaci maki pencipta Falun Gong dan masing-masing praktisi dipaksa membayar 5.000 yuan. Ia bersumpah bahwa akan “melawan Falun Gong sampai terbasmi” pada upacara penghargaan di bulan September 2005. Mengendarai bis pulang ke rumah, dia mengalami serangan jantung dan meninggal dunia sebelum tiba di rumah sakit. Ia berusia 42 tahun.

Wakil Direktur Meninggal dalam Kecelakaan Mobil

Liu Xianwen, wakil direktur Kantor Polisi Kabupaten Jinxiang, Jining, Provinsi Shandong, adalah peserta aktif dalam penganiayaan. Ia menerima penghargaan “Petugas Teladan” pada tahun 2002. Ia berbicara panjang lebar saat upacara penyerahan penghargaan tentang bagaimana menganiaya praktisi. Dalam perjalanan pulang, dia mengalami kecelakaan mobil. Baik dia maupun sopir meninggal dunia di tempat. Ia berumur 46 tahun.

Kendaraan Dihantam Oleh Batu, Tujuh Orang Terbunuh

Sebuah bis dalam perjalanan dari Kota Shiyan, Provinsi Hubei ke Kabupaten Zhushan dihantam oleh batu yang menggelinding turun dari bukit pada 5 Mei 2002. Bagian depan bis rusak parah, dan tujuh orang meninggal dunia.

Para penumpang baru saja menghadiri pertemuan tentang bagaimana menindas Falun Gong, dan kebanyakan peserta adalah wartawan.

Wakil Sekretaris Ditabrak oleh Mobil, Langsung Meninggal Dunia

Hu Dongchun, 40 tahun, wakil sekretaris Distrik Lingling, Provinsi Hunan, memimpin Kantor 610 dan Komite Urusan Politik dan Hukum. Ia bertanggung jawab atas penganiayaan praktisi di daerahnya.

Ia mengirim praktisi ke kamp kerja paksa dan mengarahkan pengadilan untuk menghukum para praktisi. Ia juga memerintahkan sekelompok preman masuk ke dalam rumah praktisi dan melakukan penggeledahan. Banyak praktisi menjadi tunawisma sebagai akibatnya.

Saat sedang berjalan pada 15 Maret 2007, dia ditabrak oleh mobil van dan langsung meninggal dunia.

Kepala Biara Buddha Menjadi Buta

Kepala biara Buddha Jianren, diberi nama Wang Changyuan dari Biara Wuzu, Kabupaten Huangmei, Kota Huanggang, Provinsi Hubei, pernah menjadi Komite Kehormatan pada Konferensi Konsultatif Politik Rakyat Tiongkok di Kota Huanggang dan wakil direktur Asosiasi Umat Buddha Provinsi Hubei.

Jiaren bertemu dengan Jiang Zemin, mantan kepala rezim Komunis Tiongkok, dan dengan konsisten mendukung kebijakan penindasan Jiang terhadap Falun Gong. Ia menyelenggarakan pertemuan di mana para biksu di biaranya memfitnah Falun Gong.

Pada bulan Maret 2010, kedua matanya menjadi buta setelah menghadiri Kongres Rakyat Nasional PKT.

Kebaikan Menghasilkan Peningkatan Kesehatan

Sebuah pertemuan diselenggarakan di sebuah rumah sakit untuk memutuskan masalah gaji berkenaan dengan praktisi yang baru saja dibebaskan dari kamp kerja paksa.

Direktur serikat pekerja menyarankan 300 yuan per bulan, sementara sekretaris mengatakan bahwa praktisi harus mendapat gaji penuh yaitu 1.300 yuan per bulan. Kepala rumah sakit memutuskan untuk membayar 600 yuan kepada praktisi.

Kepala rumah sakit itu jatuh sakit setelah pertemuan tersebut dan harus mengambil cuti sakit selama sebulan lebih. Direktur serikat mengalami serangan jantung setelah tiba di kantornya.

Suatu hari, sekretaris ini berkata kepada praktisi bahwa ia biasa beberapa kali jatuh sakit dalam setahun dan harus mengonsumsi banyak obat. Akan tetapi, dia tidak menderita sakit pada tahun ini, dan kesehatannya semakin baik.

Chinese version click here

English version click here