Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Bentuk Penyiksaan: Suami Meninggal Akibat Trauma, Istri Ditangkap dan Disiksa

30 Nov. 2015 |   Oleh koresponden Minghui dari Beijing


(Minghui.org) Enam petugas dari Pos Polisi Chongwenmen di Distrik Dongcheng, Beijing mendobrak masuk rumah praktisi Falun Gong, Zhang Shufen pada 31 Agustus 2015. Mereka menggeledah dan menangkapnya.

Suami Zhang baru saja meninggal dunia 18 hari yang lalu - setelah polisi mengganggu pasangan ini. Zhang ditahan selama sembilan jam oleh polisi sebelum dipindahkan ke Pusat Tahanan Distrik Dongcheng, di mana ia ditahan selama satu bulan.

Zhang menceritakan kesengsaraan yang mereka alami langsung dari kata-katanya.

Suami Meninggal Karena Ketakutan

Suami saya, Feng Mengzhi, terlibat dalam kecelakaan mobil 22 tahun yang lalu ketika berusia 38 tahun. Ia hampir kehilangan nyawanya. Untunglah, ia masih bisa mengurus dirinya sendiri setelah kejadian tersebut.

Saya dikirim ke Kamp Kerja Paksa Wanita Beijing pada tahun 2008 selama dua tahun karena saya adalah praktisi Falun Gong. Suami saya tinggal sendirian dan menderita stroke.

Ketika saya kembali ke rumah pada Maret 2010, ia mengalami stroke lagi dan tidak bisa mengurus dirinya sendiri. Saya mengurusinya dengan baik. Ia sangat mendukung saya berlatih Falun Gong. Ia juga mendapatkan manfaat darinya dan kondisinya juga membaik.

Ketika praktisi mulai mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, suami saya ingin berpartisipasi karena ia sendiri menderita akibat dari penganiayaan ketika saya ditangkap dan ditahan. Namun demikian, sebelum rencana itu terlaksana, ia tiba-tiba meninggal dunia.

Sekitar lima petugas Pos Polisi Chongwenmen mengetuk pintu sekitar pukul 23.00 pada 12 Agustus 2015. Mereka mengatakan ingin menyelidiki tuntutan hukum saya terhadap Jiang Zemin. Saya menolak untuk membuka pintu.

Salah satu dari mereka berkata, ”Nama saya Wang Peng. Kami memerlukan informasi dari kamu dan setelah itu kami pergi.” Saya khawatir suami saya akan ketakutan jika saya membiarkan mereka masuk. Saya katakan pada mereka bahwa tidak ada yang salah dengan berlatih Falun Gong dan menuntut Jiang Zemin, saya bisa pergi ke kantor polisi untuk membicarakannya. Saya menolak untuk membuka pintu dan akhirnya mereka pergi.

Suami saya mendengar semua yang terjadi dan menjadi sangat kesal. Hari berikutnya, ia tiba-tiba sulit bernapas dan meninggal dunia pada sore hari. Ia baru berusia 60 tahun.

Memutus Listrik Untuk Menjebak Saya

Listrik tiba-tiba mati sekitar pukul 16.00 pada 31 Agustus 2015. Amat aneh karena meteran listrik masih berkedip-kedip. Ketika saya memutuskan untuk memeriksa dan membuka pintu, dua polisi berdiri di sana. Mereka telah merencanakannya sehingga saya akan membuka pintu dan mereka dapat menangkap saya.

Seorang petugas bernama Wang Peng. Mereka mulai menggeledah rumah saya dan membawa buku-buku Dafa, kartu telepon, pemutar tape dan lain-lain. Mereka memanggil empat petugas lainnya, menangkap dan membawa saya ke Pos Polisi Chongwenmen sekitar pukul 17.00.

Saya Mengalami Penganiayaan

Saya dibawa ke Pusat Tahanan Distrik Dongcheng pada pukul 13.30.

Mereka memaksa saya untuk menjalani pemeriksaan fisik. Saya ditahan di Pusat Tahanan Distrik Dongcheng sekitar pukul 03.30 pada 1 September 2015.

Pada 1 September, dua polisi menginterogasi saya tentang tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin. Saya mengklarifikasi fakta kepada mereka.

Pada 3 September, sekitar empat penjaga memberitahu tahanan lain untuk membuat saya mengenakan seragam tahanan, karena saya menolak sebelumnya. Mereka mengikat lalu memakaikan seragam kepada saya. Saya melakukan mogok makan pada tengah hari dan melepaskan baju seragam itu.

Pada 5 September, saya dipindahkan ke bangsal ke-lima. Penjaga di sana memerintahkan saya untuk mengenakan seragam lagi. Saya mengabaikan mereka dan meneruskan melakukan latihan.

Pada 8 September, penjaga menghina saya dengan menggunakan metode penyiksaan “mengalungkan anjing.” Mereka memborgol tangan saya ke belakang salah satu kaki supaya saya tidak bisa berdiri. Saya bahkan tidak bisa tidur. Saya harus berjalan seperti anjing ke kamar kecil. Jadi saya melakukan mogok makan lagi untuk memprotes.