Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Kisah Penyiksaan: Wanita Shandong, Berulangkali Disiksa di Tahanan dan Kamp Kerja Paksa Karena Menuntut Jiang Zemin - Mantan Pemimpin Tiongkok

14 Des. 2015

(Minghui.org) Praktisi Falun Gong Song Xiu dari Provinsi Shandong baru-baru ini mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok (PKT), karena melancarkan penganiayaan yang telah berlangsung 16 tahun. Ia mengirim tuntutan hukumnya kepada Kejaksaan Agung pada Agustus dan berharap Jiang Zemin akan diseret ke pengadilan.

Song berulangkali ditangkap dan ditahan karena berlatih Falun Gong sejak penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Ia telah dua kali ditahan di kamp kerja paksa dan disiksa secara brutal karena menolak melepaskan keyakinannya.

Song mengatakan, ”Penganiayaan itu telah menyebabkan sakit fisik yang amat parah dan gangguan psikologi terhadap diri saya dan keluarga saya. Jiang Zemin, sebagai biang yang melancarkan penganiayaan, bertanggung jawab atas semua ketidakadilan ini. Jiang Zemin tidak bisa terlepas dari konsekuensi hukum genosida yang tidak pernah terjadi sebelumnya terhadap praktisi Falun Gong.”

Berikut ini adalah kesaksian Song atas kesengsaraannya.

Ditangkap karena Memohon Hak Kebebasan Berkeyakinan

Saya mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1998. Penyakit usus yang telah saya derita selama sepuluh tahun segera lenyap. Saya hidup berprinsipkan pada Sejati-Baik-Sabar dan karakter moral saya juga meningkat. Dengan kesehatan yang baru dan adanya tujuan hidup, pandangan hidup saya menjadi cerah.

Akan tetapi, dunia saya berantakan ketika Jiang Zemin melancarkan penganiayaan pada Juli 1999. Tahun-tahun berikutnya, saya berulangkali ditangkap, ditahan, dipaksa kerja paksa dan disiksa karena keyakinan saya.

Untuk memohon hak konstitusional saya atas kebebasan berkeyakinan, saya pergi ke Beijing pada Juli 2000 dan ditangkap di Lapangan Tiananmen. Di pusat tahanan, polisi menelanjangi saya dan menyita uang tunai saya. Saya melakukan mogok makan untuk memprotes penangkapan dan diborgol serta dibelenggu selama tiga hari. Para penjaga memukuli saya dengan obeng.

Saya dipindahkan ke pusat tahanan di Tianjin setelah sepuluh hari. Karena menolak untuk mengungkapkan identitas saya, penjaga memukuli saya dengan tongkat karet. Mereka membelenggu dan memaksa saya berjalan di luar gedung tanpa alas hingga kaki saya berdarah. Saya disiksa dan dicekoki makan secara paksa. Saya dibebaskan dua minggu kemudian, menjadi di bawah pengawasan tempat kerjaku.