Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

54 Fakta yang Mengungkapkan Bagaimana Bakar Diri di Lapangan Tiananmen Direkayasa untuk Tujuan Propaganda Bagian 5

15 Des. 2015

41. Wartawan CCTV Mengakui Bagian dari Adegan Bakar Diri Merupakan Rekayasa

Li Yuqiang adalah wartawan senior untuk program berita Televisi Sentral Tiongkok (CCTV) ‘Focal Point’. Semenjak penganiayaan dimulai pada tahun 1999, ia adalah yang bertanggung jawab untuk memproduksi program-program yang memfitnah Falun Gong, termasuk beberapa program wawancara.

Awal tahun 2002, ketika Li mewawancari orang-orang di Kamp Kerja Tuanhe tentang bakar diri, seorang tahanan Falun Gong, Zhao Ming, mengangkat masalah botol Sprite. Li menjawab hal ini secara terang-terangan, berkata, “Kami merekam adegan itu mengikuti faktanya. Jika itu terlihat mencurigakan kami akan berhenti menayangkannya.” Ia kemudian berusaha berargumentasi bahwa adegan disusun dalam upaya untuk membuktikan kepada pemirsa bahwa praktisi Falun Gong melakukan bakar diri.

Apa artinya CCTV melakukan syuting adegan “mengikuti fakta”? Mengapa Wang Jindong—seseorang yang seharusnya begitu tidak waras dan bersemangat membakar dirinya sendiri—mau bekerjasama penuh dengan keinginan CCTV untuk mengulang syuting adegan?

42. Berbagai Organisasi di Luar Tiongkok Secara Terbuka Mengakui bahwa Bakar Diri Merupakan Sandiwara

Pada 14 Agustus 2001, dalam sebuah pertemuan PBB, LSM Pengembangan Pendidikan Internasional membuat sebuah pernyataan resmi yang mendeklarasikan, “Rezim Tiongkok merujuk pada apa yang diduga sebagai insiden bakar diri di Lapangan Tiananmen pada 23 Januari 2001, sebagai bukti untuk memfitnah Falun Gong. Tetapi, kami telah mendapatkan sebuah rekaman video dari peristiwa dan dalam pandangan kami terbukti bahwa peristiwa ini telah direkayasa oleh pemerintah. Kami mempunyai salinan dari video di sini dan bagi yang tertarik silakan mengambil salinannya.”

PBB, Reporters without Borders, Amnesty International, The Washington Post, dan The Epoch Times telah mengakui adanya kejanggalan dalam berita resmi tersebut.

Pada tahun 2002, sebuah dokumenter yang mengupas kejanggalan rekaman video CCTV, ‘Api Palsu’, mendapatkan penghargaan kehormatan di Festival Film Internasional Columbus ke-51.

43. Liu Berdiri, Tiga Polisi Menggunakan Alat Pemadam Api Secara Serentak

Ketika seseorang terbakar, ia akan segera terjatuh dan tidak bisa bergerak terlalu jauh karena kesakitan yang luar biasa akibat api yang membakar. Tapi rekaman CCTV menunjukkan bahwa Liu Chunling, terbakar, masih berjalan maju. Hanya jika kamera berada di posisi sebelum Liu terbakar, CCTV baru bisa mengambil gambar ini. Dalam rekaman yang sama, tiga polisi terlihat menggunakan alat pemadam api secara serentak. Perlu diutarakan, tiga polisi harus bereaksi terlebih dahulu terhadap api, mengambil alat pemadam api dari mobil, kemudian berlari sekitar 10 meter ke tempat kejadian (semuanya terjadi kurang dari 10 detik); dan ketiga polisi semuanya berasal dari jarak yang berbeda untuk tiba di tempat secara serentak. Rekaman CCTV menunjukkan mobil patroli terdekat berjarak 10 meter, dan mobil patroli lainnya berada di posisi yang lebih jauh lagi.

Ini aneh, kemudian rekaman TV menunjukkan semua polisi berdiri di samping orang yang terbakar, dalam posisi mereka masing-masing, secara tepat waktu mulai memadamkan api bersamaan, dan memadamkannya dalam 2 detik. Seharusnya polisi pertama akan tiba di lokasi kejadian dan memadamkan api terlebih dahulu, kemudian diikuti dengan yang lain dari arah dan jarak yang berbeda.

44. Setidaknya Dua Pelaku Bakar Diri Berstatus Tahanan Rumah

Dua pelaku bakar diri, Chen Guo dan ibunya Hao Huijun, telah berada dalam tahanan rumah di Rumah Kesejahteraan Beijiao di Kota Kaifeng. Zhan Jingui, pensiunan polisi dari Departemen Kepolisian Kota Kaifeng bertugas menjaga mereka berdua. Polisi menjaga Chen Guo dan ibunya sepanjang waktu untuk menghindari kontak dengan dunia luar. Polisi secara diam-diam telah mengungkapkan bahwa pemerintah berusaha menjaga kedua orang tersebut dan tidak membiarkan mereka meninggal, jadi mereka dapat digunakan untuk menyerang dan mendiskreditkan Falun Gong.

45. Liu Yunfang Ditangkap Meskipun Ia Tidak Pernah Membakar Dirinya, Membuat Pernyataan Kontradiktif

Dikatakan dalam berita Xinhua tanggal 28 Februari 2001, “Liu Yunfang, yang menganggap dirinya seorang ‘praktisi lama Falun Dafa,’ dan secara langsung merencanakan peristiwa bakar diri di Lapangan Tiananmen, merasa tidak ‘terikat’… Sesuai janji yang telah mereka sepakati sebelumnya, mereka membakar diri sendiri untuk mencapai ‘kesempurnaan’ di Lapangan Tiananmen, saat itu bertepatan dengan Festival Musim Semi. Tapi Liu bahkan tidak menuangkan setetes bensin pun ke tubuhnya.” Di Pusat Penahanan Kantor Keamanan Publik Beijing, ketika reporter menanyakan tentang hal ini, Liu Yunfang mencemooh dan berusaha membela kesimpangsiuran dari aksi dan pernyataan-pernyataannya, dan berkata, “Saya tidak membakar diri sendiri karena ‘guru’ meminta saya untuk tetap hidup. Ia menginginkan saya tetap hidup agar saya bisa berbicara.”

Setahun kemudian, reporter CCTV mewawancarai Liu Yunfang. Ketika ditanya apa tujuan “bakar diri,” Liu menjawab, untuk “mengklarifikasi fakta kepada orang-orang.”

“Klarifikasi fakta” adalah sebuah istilah yang digunakan Falun Gong untuk mendeskripsikan upaya untuk menyingkap kebohongan rezim Komunis dan membersihkan kesalahpahaman terhadap metode Falun Gong (yang timbul akibat propaganda kebohongan partai komunis). “Kesempurnaan” adalah istilah lain yang merujuk pada selesainya proses kultivasi seseorang (memperoleh pencerahan). Bukan istilah yang terkait dengan meninggal dunia atau bakar diri. Mengapa Liu secara sengaja membuat pernyataan bohong kepada publik dengan kata-katanya? Dan mengapa Liu mengubah kisahnya—dua kali?

46. PKT Membuat Tuduhan Palsu: “Dorongan untuk Membakar Diri” Setelah Membaca Artikel Pendiri Falun Gong

Media PKT mengklaim bahwa “para pelaku bakar diri” didorong untuk membakar diri mereka setelah membaca artikel yang ditulis oleh pendiri Falun Gong. Hal mana tidak masuk akal. Begitu banyak praktisi Falun Gong di seluruh dunia yang membaca artikel-artikel yang sama.

Praktisi telah bekerja tanpa lelah untuk mengklarifikasi fakta dan menyingkap penganiayaan di Tiongkok sehingga mereka yang dikelabui oleh kebohongan dan fitnahan dapat memahami kebaikan Falun Dafa. Bagaimana bisa “para pelaku bakar diri” mengabaikan fakta bahwa tak terhitung praktisi tengah dianiaya, kemudian membakar diri mereka di depan umum, menciptakan lebih banyak alasan bagi rezim Jiang Zemin untuk menganiaya Falun Gong?

Tentu saja, sejak penganiayaan dimulai, seluruh buku-buku Falun Gong tidak diizinkan dan tidak seorang pun di Tiongkok yang mempunyai akses mudah untuk memeriksa bahwa ini adalah kebohongan. PKT tidak pernah menerbitkan artikel-artikel yang ditulis oleh pendiri Falun Gong.

47. Novel Populer Dilarang Tidak Lama Setelah Peristiwa Ini

“Tidak lama setelah aksi bakar diri, sebuah novel populer yang telah diterbitkan sepuluh tahun sebelumnya, Bencana Kuning (Huang Huo), secara cukup mencurigakan, dilarang di seluruh Tiongkok. Sepertinya peristiwa bakar diri di Lapangan Tiananmen mempunyai kemiripan dengan sebuah episode dalam Bencana Kuning. Dalam bab kedua novel, seseorang membayar orang-orang yang sakit kritis untuk membakar diri mereka, kemudian menggunakan peristiwa ini untuk menjebak musuh dalam sebuah penganiayaan bermotivasi politik. Apakah Jiang Zemin dan kaki tangannya telah mendapat inspirasi dari episode dalam Bencana Kuning? Mengapa tiba-tiba dilarang?” [1]

48. Jiang Zemin Membutuhkan Sebuah Peristiwa untuk Membangkitkan Kebencian Publik terhadap Falun Gong

“Pertengahan tahun 2000, hampir setahun telah lewat sejak Jiang Zemin yang belakangan menjadi presiden - melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong. Namun, semuanya tidak berjalan seperti apa yang Jiang Zemin inginkan (yaitu: massa mengutuk Falun Gong). Banyak kebohongan telah disebarkan, banyak kritik telah ditulis, dan tak terhitung “sesi belajar” telah diadakan, tapi orang-orang masih belum percaya sepenuhnya. Mereka telah mengalami demikian banyak gerakan politik (PKT) sebelumnya; mereka tahu apa yang Jiang lakukan. Banyak orang justru berpikir: ‘Jika Jiang Zemin tidak menyukai Falun Gong, biarlah itu sepenuhnya urusannya—tapi jangan melibatkan kami.’”

“Kecuali beberapa wilayah yang menerapkan kebijakan partai secara ketat, pemimpin di banyak wilayah—bahkan termasuk staf Kantor 610 [lembaga yang bertanggungjawab untuk menjalankan penganiayaan terhadap Falun Gong]—tidak ada satu pun yang terlalu bersemangat. Seorang mantan pejabat Kantor 610 yang bertugas di distrik Hangu di Kota Tianjin telah mendeskripsikan situasi pada waktu itu”:

“Sejujurnya, orang-orang yang bertugas di tingkat lokal tidak suka melakukan hal ini [seperti menganiaya], karena polisi di sana hidup berdekatan dengan warga biasa. Sebagai contoh, mungkin anda tinggal di sebelah rumah saya, dan kami akan sering bertemu satu sama lain setiap saat. Bagaimana saya bisa menangkap anda? Dan ini adalah Hangu—sebuah kota kecil dekat laut dengan hanya empat kantor polisi. Sebagai contoh: siapa pun yang ditangkap pasti saling mengenal. Istri sang polisi mungkin bekerja dalam unit kerja yang sama dengan istri dari yang ditangkap. Petugas di kantor polisi mungkin hidup di jalan yang sama,  seseorang yang mereka tangkap tinggal di lantai bawah rumah mereka. Kami semuanya tetangga dan saling kenal. Jika orang-orang seperti mereka tidak melakukan hal korup atau melanggar hukum, tegakah anda untuk menangkap mereka?”

“Pada Sesi Pleno Kelima Kongres Nasional PKT ke-15, yang digelar tanggal 9-11 Oktober 2000, di Beijing, beberapa anggota Komite Sentral PKT mempertanyakan penganiayaan Falun Gong. Mereka meminta penjelasan tentang kampanye tersebut. Di antara 7 anggota dari Komite Tetap Politburo, 4 anggota—lebih dari setengah—yaitu: Zhu Rongji, Hu Jintao, Li Ruihuan, dan Wei Jianxing, menentang berlanjutnya penganiayaan Falun Gong. Sementara, mantan ketua Kongres Rakyat, Qiao Shi menyatakan bahwa ia sangat terusik dengan pembunuhan praktisi Falun Gong yang tidak bersalah. Ia menempuh jarak yang lumayan jauh ke Beijing dan pergi ke Lapangan Tiananmen untuk melihat secara langsung pemukulan dan penangkapan pengikut Falun Gong, yang ia telah dengar. Perdana Menteri dari Dewan Negara, Zhu Rongji, berkunjung secara langsung ke departemen kelima dari Kantor Keamanan Publik Beijing dan mendesak para pejabat keamanan publik, “Jangan membuatnya tambah sulit dari apa yang sudah terjadi bagi praktisi Falun Gong!”

“Jiang Zemin memutar otak untuk membuat Falun Gong dianggap sebagai ‘aliran sesat.’” Pada 25 Oktober 1999, dalam sebuah wawancara dengan surat kabar Perancis Le Figaro, Jiang Zemin pertama kali membuat pernyataan tentang Falun Gong sebagai “aliran sesat” (xiejiao). Pada tahun yang sama di pertemuan puncak Kerjasama Ekonomi Asia Pasifik (APEC) di Auckland, Selandia Baru, Jiang Zemin secara pribadi membagikan buklet yang memfitnah Falun Gong kepada Presiden Amerika Serikat dan petinggi negara lain. Ia bahkan menggunakan kesempatan di sebuah wawancara dengan Mike Wallace dari CBS untuk mencemarkan Falun Gong, mengklaim, memuntir fakta, “Ribuan praktisi Falun Gong telah melakukan bunuh diri.” Media di Tiongkok tidak berani memberitakan bagian spesifik ini dari wawancara, takut pikiran Jiang Zemin akan terbaca dan terlihat memalukan.

Jiang Zemin kemudian memanggil Luo Gan untuk beberapa pertemuan rahasia, membuat plot bagaimana membangkitkan kebencian publik terhadap kelompok meditasi yang masih populer. Setelah mengalami kegagalan beberapa kali untuk menjebak praktisi Falun Gong, Jiang Zemin memanggil Luo Gan beberapa kali untuk berdiskusi secara rahasia untuk membuat sebuah kejutan yang akan menimbulkan kutukan pada Falun Gong. Luo memberikan jaminan kepada Jiang Zemin bahwa kali ini, ia akan berhasil. Luo memulai dengan menebarkan benih-benih informasi/kisah miring. Pada 20 Desember 2000, Kantor Berita Xinhua yang dikendalikan pemerintah —berperan atas arahan Komite Sentral Kantor 610— menurunkan sebuah laporan anonim yang memberitakan “bunuh diri missal yang gagal” oleh anggota Falun Gong.

Laporan meragukan tersebut tidak dapat menyebutkan nama-nama dari orang yang diduga terlibat, rincian peristiwa, atau bahkan lokasinya. Berita mengklaim bahwa pengikut (Falun Gong) yang telah “dihasut” akan membuat plot bunuh diri massal menjelang Tahun Baru. Berita ini dimaksud untuk menyiapkan para pembaca akan apa yang segera akan terjadi. Sebulan kemudian, ketika rekaman bakar diri disiarkan secara intensif, adegan tragis dan mengguncang tersebut segera membakar kemarahan besar di Tiongkok. Kebencian massa terhadap Falun Gong pun muncul, mayoritas orang melupakan dengan cepat kebaikan yang mereka pernah lihat pada metode Falun Gong dan praktisinya. Orang-orang lupa apa yang mereka telah lihat dengan mata kepala mereka sendiri dan apa yang mereka alami sendiri, seolah tuduhan pemerintah lebih dapat dipercaya. Demikianlah kekuatan emosi yang dibangkitkan oleh liputan Televisi Sentral Tiongkok (CCTV).

Sejak periode itu, mesin propaganda pemerintah sekarang telah muncul dengan penuh dendam. Tokoh-tokoh dari berbagai kalangan muncul di televisi pemerintah untuk mengutuk Falun Gong. Ketika mereka berbicara, CCTV akan menayangkan cuplikan adegan insiden secara berkala, untuk memberi efek tambahan. Maka di bawah instruksi Jiang Zemin - seluruh media di Tiongkok, besar atau kecil, melancarkan kampanye baru untuk mengkritik Falun Gong. Biro umum dari Komite Sentral PKT mengeluarkan pemberitahuan yang mendeklarasikan bahwa sebuah gerakan politik skala nasional dilancarkan untuk “lebih lanjut mengkritik dan menyingkap wajah sebenarnya dari aliran sesat Falun Gong”. Dalam kurun empat hari setelah insiden bakar diri, Kantor Berita Xinhua dan Kantor Berita Tiongkok menerbitkan 107 artikel online dan 64 artikel lainnya, masing-masing mengkritik dan mengutuk Falun Gong. Media pemerintah mengklaim bahwa “masyarakat” di setidaknya 14 provinsi, kotamadya dan wilayah telah bergerak maju untuk mengucilkan Falun Gong. Pemimpin dalam jajaran Partai, pemerintah, dan militer termasuk beragam kelompok sipil diminta untuk menunjukkan dukungan mereka bagi “keputusan bijaksana” Komite Sentral PKT. Sementara itu, organisasi-organisasi tingkat lokal juga diminta, untuk mengadakan “pertemuan kritik” skala besar maupun kecil, untuk mengutuk “kejahatan tak terkatakan dari aliran sesat”. Program harian CCTV menyiarkan wawancara dengan orang-orang dari berbagai kalangan untuk menunjukkan dukungan, memutar ulang liputan insiden sesering mungkin untuk memastikan tidak satu pun mata atau telinga yang terluput. Tujuannya adalah agar semua orang membenci Falun Gong. [1]

49. Jiang Zemin dan Luo Gan Mencoba untuk Menjebak Praktisi Falun Gong pada Mei 1999

“Kilas balik ke Mei 1999 ketika penganiayaan Falun Gong masih berada dalam tahap persiapan, Jiang Zemin dan Luo Gan pada suatu kesempatan merencanakan sebuah “aksi spesial” yang menegangkan. Mulanya, Kantor Umum Komite Sentral menerbitkan sebuah dokumen yang mengklaim bahwa sepuluh ribu praktisi Falun Gong berencana untuk “bunuh diri massal” di Xiangshan, di pinggiran barat Beijing. Dokumen itu kemudian dengan sengaja dibocorkan kepada media luar negeri untuk disebar. Kemudian polisi lokal, polisi berpakaian sipil, dan penyusup menyebarkan berita kepada pengikut Falun Gong bahwa akan ada sebuah “pertemuan” besar di Xiangshan. Bersamaan dengan ini pasukan militer dikerahkan ke Xiangshan, dan polisi anti huru-hara bersenjata diposisikan secara tersembunyi di lokasi. Seluruhnya adalah jebakan. Praktisi Falun Gong sengaja dipancing untuk pergi ke Xiangshan, di mana mereka akan dibunuh. Adegan yang akan digambarkan di media propaganda pemerintah sebagai sebuah tragedi “bunuh diri massal” atau “bunuh diri gagal”. Jiang Zemin kemudian akan memiliki dasar untuk mencap Falun Gong sebagai “aliran sesat”, dan upaya untuk menyudutkan dan menindas kelompok ini dapat dikembangkan dengan mudah. Tapi tidak satu pun dari praktisi Falun Gong yang pergi ke Xiangshan. Tiga kali antara 1 Mei dan 9 September, polisi dan polisi berpakaian sipil mengubah “tanggal pertemuan” yang mereka teruskan kepada praktisi Falun Gong, berharap hasilnya lebih baik. Akhirnya rencana gagal sepenuhnya.” [1]

50. Jiang Zemin Bereaksi Berlebihan Setelah Video yang Mengungkap Kebohongan PKT Disiarkan

“Pada malam 5 Maret 2002, sebuah program reguler delapan stasiun TV diinterupsi dan diganti dengan sebuah siaran 45 menit tentang Falun Gong. Siaran menyertakan dokumenter seperti ‘Bakar diri atau Penipuan?’ dan ‘Falun Dafa Tersebar di Seluruh Dunia’. Kebohongan mesin propaganda PKT yang telah diberitakan selama bertahun-tahun, ditelanjangi hanya kurang dari sejam. Video memaparkan pertumbuhan cepat Falun Gong di Tiongkok sebelum penindasan, diikuti dengan penyebaran terkini di lebih dari 60 negara; siaran menggarisbawahi fakta kebenaran Falun Gong dan ajaran luhur dari Sejati, Baik, dan Sabar. Ratusan ribu orang di kota Changchun terperangah ketika dokumenter ‘Bakar diri atau Penipuan?’ menganalisa rekaman peristiwa dari tayangan lambat liputan Televisi Sentral Tiongkok (CCTV), menunjukkan satu persatu kejanggalannya. Kemudian hari berikutnya, tayangan lambat Liu Chunling dipukul kepalanya oleh seorang polisi ketika ia tengah terbakar menjadi pembicaraan hangat; diskusi hal ini bisa terdengar di kantor, di bus, di sekolah atau di supermarket, menunjukkan dampak pada pikiran orang-orang ketika kebohongan besar tengah diungkap.”

“Jiang Zemin marah besar mendengar berita tentang penyadapan TV malam itu. Ia diberitakan terguncang selama beberapa  menit karena demikian marah. Ia kemudian bereaksi dengan memukul meja dan berteriak, ‘Panggil Zheng Qinghong dan Luo Gan sekarang!’ Sekretaris Jiang Zemin, meskipun sudah terbiasa dengan temperamen bosnya, tidak pernah melihat Jiang Zemin semarah dan semurka itu. Sadar bahwa masalahnya serius, sekretaris mengangkat telepon, dengan tangan gemetar.”

“Mengikuti saran dari Zeng Qinghong dan Luo Gan, Jiang Zemin memerintahkan kesiapan darurat perang tingkat II diumumkan di Wilayah Militer Shenyang dan siaga tingkat I di Wilayah Militer Changchun dan di jajaran polisi bersenjata di Provinsi Jilin. Luo Gan memerintahkan Kantor Kemananan Publik Jilin dan Kantor Keamanan Publik Changchun untuk menginvestigasi penyadapan TV dan memecahkan masalah dalam waktu singkat. Ketika Luo Gan sedang menelepon untuk memberi tahu apa yang harus dilakukan anak buahnya, Jiang Zemin memerintahkan:

“Perintahkan semua polisi untuk menembak mati semua praktisi Falun Gong yang terlibat dalam penyadapan TV. Bunuh mereka tanpa kecuali! Saya pastikan setiap polisi yang membunuh praktisi Falun Gong, tidak akan dimintakan pertanggungjawaban. Kasus ini harus diselesaikan dalam seminggu, kalau tidak ketua Partai di kota Changchun dan kepala-kepala polisi di setiap tingkat di kota harus turun dari jabatannya.”” [2]

Referensi:

[1] Kutipan dari "Anything for Power: The Real Story of China's Jiang Zemin – Chapter 17"
[2] Kutipan dari "Anything for Power: The Real Story of China's Jiang Zemin – Chapter 19"

English version click here