Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Remaja Israel [Ride2Freedom]: Falun Dafa Mengajari Saya Berbelas Kasih dan Bersabar

23 Des. 2015 |   Oleh Ruo Si


(Minghui.org) “Saya bisa marah dalam sedetik dan sering kali bertengkar dengan adik saya,” kata Yonaton Tsuprun, mengingat temperamennya sebelum belajar Falun Dafa. Remaja berumur 15 tahun ini dan keluarganya tinggal di Rishon LeZion, Israel.

Adiknya berumur 7 tahun, ibu dan neneknya mulai berlatih Falun Dafa pada tahun 2002.

Namun demikian, Yonaton tidak langsung ikut berlatih. “Saya buka buku Zhuan Falun, membaca beberapa halaman dan meletakkannya. Ini berulang beberapa kali dan saya benar-benar tidak memahami apa latihan kultivasi itu.”

Terinspirasi dan Menjadi Tenang

Satu setengah tahun yang lalu terjadi titik balik. “Entah mengapa saya memutuskan untuk membaca keseluruhan buku Zhuan Falun.” Kali ini menjadi lebih terang bagi Yonaton. “Sangat menarik, dan saya selesai membaca buku itu kira-kira dua minggu.”

Sejak itu, keluarga dan teman-temannya melihat perubahan pada dirinya. “Ketika mengikuti prinsip-prinsip [Falun Dafa] ini, kamu tahu apa yang bagus untuk kamu dan apa yang perlu kamu melakukan – seperti minum bir dan merokok. Prinsip-prinsip ini telah membimbing saya berkultivasi.”

Berusaha untuk mengikuti prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar adalah tantangan terbaik dan tersulit baginya, kata Yonaton. “Tetapi ketika kamu terus-menerus membaca buku itu setiap hari, akan membuat kamu menjadi lebih kuat dan menyadari hal-hal baru setiap hari.” Ia menjadi lebih tenang dan damai.

Sekarang ia harmonis dengan adiknya. “Falun Dafa mengajari saya berbelas kasih dan bersabar. Adik dan saya sekarang memiliki hubungan yang sangat baik. Kami berlatih Gong dan belajar Fa bersama.”

Yonaton Tsuprun mewakili Israel dalam tur sepeda Ride2Freedom 2015

Yonaton Tsuprun mewakili Israel dalam tur sepeda Ride2Freedom 2015

Tur Sepeda Ride2Freedom

Tahun ini, Yonaton ikut serta dalam mengayuh sepeda selama musim panas di Amerika Serikat. Dimulai di Los Angeles pada 1 Juni dan tiba di Capitol, Washington DC pada 16 Juli, lebih dari 20 anak-anak mengayuh sepeda sepanjang 3.000 mil untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penganiayaan Falun Dafa di Tiongkok.

Walaupun ini adalah pertama kalinya Yonaton mengunjungi Amerika Serikat, ia memiliki pengalaman yang cukup banyak, melakukan perjalanan melalui Mojave Desert dan Pegunungan Rocky, serta banyak kota dan tempat-tempat bersejarah. “Negara yang indah,” katanya.

Yonaton juga mengapresiasi kesempatan untuk membangun persahabatan dengan remaja dari seluruh dunia di dalam tur tersebut. “Ketika saya mengikuti proyek ini [Ride2Freedom], ini adalah sebuah lingkungan yang sangat bagus bagi saya karena bertemu banyak remaja seperti saya,” katanya.

Namun demikian, ada banyak kesulitan sepanjang tur.

“Suatu hari, suhu sangat panas dan jalan bergelombang,” kenangnya. “Saya merasa lapar dan ingin tidur, tetapi saya tetap meneruskan mengayuh sepeda. Pernah sekali saya ingin mundur, tetapi saya tidak bisa. Saya tetap mengayuh, dan kemudian menjadi frustrasi. Sangat sulit dan saya hampir ingin menangis, tetapi saya tidak bisa mundur.”

Tiba-tiba sepeda Yonaton menyenggol roda sepeda di depannya. Ia kehilangan kendali dan jatuh ke jalan. “Saya mendarat dengan kaki dan terluka.”

Mencari ke dalam untuk penyebabnya, ia menyadari, “Ini adalah isyarat bagi saya untuk memurnikan pikiran, karena saya sangat marah tanpa alasan.”

Ketika kelompok tur berkemah di malam hari, Yonaton bertanggung jawab untuk mendirikan dan menurunkan tenda-tenda tersebut. “Biasanya saya mendirikan tenda-tenda untuk semua orang dan membereskannya pagi hari sebelum kami berangkat.” Awalnya tidaklah mudah dan membutuhkan waktu 10 menit untuk masing-masing tenda. “Kemudian, saya dapat menyelesaikan satu tenda dalam lima menit, atau bahkan tiga menit dengan bantuan orang lain.”

Tur Ride2Freedom berkumpul di Santa Monica Pier pada 31 Mei 2015 sebelum memulai tur sepeda

Tur Ride2Freedom berkumpul di Santa Monica Pier pada 31 Mei 2015 sebelum memulai tur sepeda

Ketika Berbicara dari Hati, Orang-orang Mendengarkan”

Karena bahasa Inggris bukan bahasa aslinya, Yonanton mendapat tantangan lain ketika berbicara kepada orang-orang dan media mengenai mengapa ia bergabung dalam perjalanan ini. “Ketika orang-orang tahu saya berasal dari Israel dan saya berusaha untuk menjelaskan dalam bahasa Inggris tentang sesuatu yang penting, mereka menjadi tertarik.”

Perlahan-lahan, ia menyadari halangan bahasa bukan masalah lagi. “Ketika kamu berbicara dari hati, orang-orang mendengarkan dan sangat mendukung.”

Yonaton dan pesepeda Ride2Freedom lainnya di Lincoln Memorial pada 17 Juli 2015

Yonaton dan pesepeda Ride2Freedom lainnya di Lincoln Memorial pada 17 Juli 2015

Chinese version click here

English version click here