(Minghui.org) Ratusan ribu anak-anak hidup dalam ketakutan, banyak di antaranya sejak dilahirkan karena orang tua mereka menjadi praktisi Falun Gong. Di antara mereka ada yang dipukuli polisi, ada yang dipaksa keluar dari sekolah, dan ada yang kehilangan orang tuanya dan menjadi gelandangan.

Contoh-contoh di bawah ini dikumpulkan dari Kota Handan, Provinsi Hebei. Ini adalah sebagian kecil yang terjadi di Tiongkok setiap hari di bawah kebijakan penganiayaan Falun Gong rezim komunis.

Seorang Gadis Kecil Kehilangan Ayahnya

Wang Shujun dan istrinya Zhou Suying membawa anak perempuannya yang berumur 2 tahun ke Beijing ketika mereka ikut mengajukan permohonan hak mereka untuk berlatih Falun Gong ke pemerintah pusat pada tahun 2000. Mereka dibawa kembali ke kotanya pada hari itu juga dan ditahan di kantor kepolisian lokal.

Polisi menampar muka Zhao di depan anaknya, yang mulai menangis.

Ibu dan anak itu akhirnya dibebaskan, tetapi suaminya dikenai hukuman tiga tahun penjara.

Tidak lama setelah dibebaskan, Wang ditahan lagi pada bulan April 2004 dan disiksa dengan berat di pusat pencucian otak lokal, karena dia menolak meninggalkan kepercayaannya. Dia meninggal setelah dibebaskan pada bulan Juni 2004. Waktu itu anaknya baru berumur 6 tahun.

Polisi lokal terus mengganggu Zhao dan anaknya meski suaminya telah meninggal, maka mereka terpaksa harus pergi meninggalkan rumah.

Wang Shujun sebagai prajurit di Xinjiang pada bulan Mei 1992

Seorang Cucu Sebagai Sandra.

Lebih dari 20 orang perwira polisi mendatangi rumah Tong Ruiqing [pria] pada bulan Maret 2008 untuk menangkapnya.

Dalam keadaan dia tidak berada di rumah polisi menggeledah rumahnya dan menyita komputer, printer, serta uang tunai 50.000 yuan, dan 60.000 yuan di dalam buku tabungannya. Mereka menangkap dua orang cucu perempuannya, dan seorang cucu laki-laki.

Mereka memborgol cucu laki-lakinya yang berumur 14 tahun sepanjang hari, dan membawa cucu perempuannya yang tertua ke pusat penahanan lokal. Kedua cucu itu akhirnya dilepaskan dengan mengatakan kepada mereka agar mencari kakeknya sebagai pengganti cucu perempuannya yang ditahan.

Seorang anak Berumur 2 tahun Ditinggalkan

Delapan orang perwira polisi menyerbu rumah Wang Xinzheng [wanita] pada 10 Juni 2008, dan menggeledah tempat tinggalnya. Mereka memukul dia sampai roboh sedangkan anaknya yang berumur 2 tahun masih di dalam pelukannya, lalu dia diborgol. Polisi itu sama sekali mengabaikan anaknya yang menangis, dan mendorong Wang ke mobil polisi lalu membawanya pergi. Wang kemudian dijatuhi hukuman selama satu setengah tahun.

Gadis Berumur 13 tahun Keberadaannya Masih Tidak Diketahui

Orang tua seorang gadis berumur 13 tahun, Wang Qiufen dan suaminya, Song Zhenhai, telah berkali-kali ditahan, dihukum, dan diganggu karena berlatih Falun Gong. Tidak ada seorang pun yang merawat gadis itu ketika orang tuanya ditahan.

Orang-orang menghinanya lantaran keadaan orang tuanya yang menyedihkan. Dia tidak diperbolehkan masuk sekolah. Pada akhir tahun 2014 dia meninggalkan rumahnya untuk menghindari gangguan yang terus menerus. Keberadaannya masih tidak diketahui.

Ketika Wang dan Song pertama kali ditahan pada bulan November 2008, anak perempuannya berumur 6 tahun. 20 hari kemudian mereka dibebaskan, dan dipaksa membayar 8.000 yuan.

Pada bulan Januari 2012 Song ditahan lagi karena memberi tahu publik tentang penganiayaan Falun Gong, dan rumahnya digeledah. Dia dijatuhi hukuman kerja paksa selama satu tahun.

Pada bulan Mei 2014 Song ditangkap dan dikenai hukuman tiga tahun penjara karena menyebarkan DVD Shen Yun. Uang sebanyak 10.000 yuan ($1,600 USD) yang dia bawa dirampas. Istrinya juga ditahan di pusat penahanan lokal lebih dari tiga bulan lantaran pergi ke departemen kepolisian mencoba untuk meminta pembebasan suaminya. Polisi memeras sejumlah 120.000 yuan ($19,000 USD) dari keluarganya untuk membebaskan dia.

Seorang Bayi Berumur 7 Bulan Ditahan di sebuah Pusat Penahanan

Yang Fenglian dan suaminya Liu Junjun membawa anak perempuannya yang berumur 7 bulan ke Beijing ketika mereka mengajukan permohonan atas hak mereka berlatih Falun Gong pada bulan Oktober 1999. Mereka ditangkap dan dibawa kembali ke kota kediamannya. Ketiganya ditahan di pusat penahanan lokal.

Bayi itu yang sudah tidak menyusu lagi kelaparan, dan menangis terus.

Dipaksa untuk meninggalkan bayinya, Yang dibawa menghadap kepala departemen kepolisian provinsi, dan diperintahkan untuk meninggalkan kepercayaannya, tetapi dia menolak. Para sipir dilarang merawat anak itu. Karena kelaparan dan tidak menemukan ibunya, anak itu menangis meraung-raung.

Setelah kejadian itu Yang dan suaminya ditahan berkali-kali. Polisi menggeledah kamar yang mereka sewa dan membuang keluar semua barang miliknya.

Ketika pasangan suami istri itu ditangkap pada bulan Oktober 2001, polisi membawa Yang kembali ke kamarnya, untuk mencari sesuatu, dan kala itu Yang dapat melarikan diri. Dia dan bayinya terpaksa tinggal jauh dari rumah untuk menghindari penganiayaan lebih jauh.

Anak Laki-laki Berumur Belasan Tahun Ditampar Mukanya karena Membela Orang Tuanya.

Li [pria] pernah lima kali ditahan di pusat penahanan lokal, dan dua kali dipenjara di kamp kerja. Rumahnya digeledah, diganggu, dan tak terhitung berapa kali diperas uangnya sejak Partai Komunis Tiongkok mulai menganiaya Falun Gong pada tahun 1999.

Polisi mendobrak rumah Li pada 13 Maret 2005. Ketika anak laki-lakinya mencoba melindungi ayahnya, mereka menyumpahi dan menampar mukanya.

Anak Laki-Laki Ditekan untuk Mengungkapkan Di Mana Tempat Kerja Ayahnya

Enam orang perwira polisi menggeledah rumah Wei Baoquan pada 22 Juni 2009 tanpa surat perintah dan menyita buku-buku Dafa dan barang-barang lainnya. Untungnya Wei tidak ada di rumah, dan istrinya berhasil meloloskan diri dengan bantuan orang lain.

Kemudian polisi membawa pergi anak laki-lakinya yang baru berumur belasan tahun. Dia takut sekali dan menangis. Dia mengatakan bahwa dia baru menyiapkan diri untuk ujian masuk SMA dalam dua hari ke depan.

Polisi mengancam dan memaksanya untuk memberi tahu tempat kerja ayahnya. Kemudian ayahnya ditangkap.

Sejak itu mental anak Wei runtuh karena merasa berdosa.

Anak Perempuan Takut Pulang Setelah Ibunya Ditangkap

Lebih dari 20 orang perwira polisi mendatangi rumah Zhao Gaiqin pada tanggal 20 Maret 2001 jam 2 pagi. Mereka melarang Zhao untuk berpakaian, hanya melilitkan selimut pada tubuhnya, lalu mendorongnya masuk ke mobil dan pergi.

Anak perempuannya sangat ketakutan, hingga dalam beberapa hari tidak bisa bicara. Akhirnya dia pergi meninggalkan rumah dan tidak berani pulang. Bila dia memejamkan mata kejadian yang mengerikan di malam itu akan terulang kembali dalam ingatannya.

Chinese version click here

English version click here