Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Akibat dari Nafsu Birahi (Bagian 3)

26 Maret 2015 |   Oleh Jing Yuan


(Minghui.org)

Lanjutan dari Bagian 2

Sebuah Malapetaka Terhindar

Pada zaman Dinasti Qing,  sebuah kebakaran yang tak terkendali meluas ke daerah tetangga yang padat penghuni di Hangzhou. Lebih dari sepuluh rumah terbakar habis walaupun semua usaha pemadaman telah dilakukan. Selama kekacauan ini, banyak penonton menyaksikan seorang dewa melambaikan bendera merah, mengarahkan api menjauhi sebuah rumah tertentu. Rumah ini adalah rumah Gu. Rumahnya tetap utuh, istri dan anaknya selamat tidak cedera. Tetapi Gu sedang dalam perjalanan dinas dan sedang tidak ada di sana.

Ini adalah cerita perjalanan Gu.

Sewaktu perahu Gu merapat di dermaga sepanjang Sungai Suzhou, suara tangisan seorang wanita menarik perhatiannya. Ia menanyakan kondisi wanita itu dan ia menjawab, “Suami saya dikenakan hukuman penjara karena hutangnya sebesar 50 perak. Saya tidak bisa hidup sendiri, maka saya bermaksud menenggelamkan diri.”

Tanpa ragu-ragu, Gu mengeluarkan 50 perak dari dompetnya dan menyerahkannya kepadanya. Wanita itu berterima kasih dan pergi.

Dalam perjalanan pulang, ia merapat di dermaga kota yang sama. Wanita itu dan suaminya menemukan Gu dan mengundang Gu tinggal di rumah mereka. Suaminya berkata, “Kondisi keuangan kami tidak stabil, dan kami tidak bisa mengembalikan uang. Silakan menginap di rumah kami dan kami akan melayani anda.” Ia menawarkan istrinya untuk menemani Gu pada malam hari. Gu menolak dengan hormat dan tidur di perahunya.

Setelah Gu tiba di rumah, tetangganya menanyakan perbuatan baik apa yang telah ia lakukan sehingga mendapat perlindungan seperti itu dari dewa di mana rumahnya selamat dari kebakaran. Gu tidak bisa menjelaskannya.

Karena ditanya berulang kali, ia terpikir peristiwa membantu sepasang suami istri dan menolak penawaran imbalan mereka. Waktu itu bertepatan dengan waktu terjadinya kebakaran.

Gu menyelamatkan kehidupan suami istri dan reputasi wanita. Perbuatan baiknya menggerakkan langit, dan sebuah malapetaka dapat dihindarkan. Nasihat cerita ini adalah tidak melakukan perbuatan baik dengan maksud tersembunyi untuk mendapatkan perlindungan dari dewa. Sebaliknya, manusia harus selalu mempunyai pikiran belas kasih tanpa syarat kepada orang lain. Pembalasan karma positif hanyalah sebuah hasil dari efek samping, bukan untuk dikejar.

Bersambung ke Bagian 4

Chinese version click here
English version click here