(Minghui.org) Dalam kampanye untuk memaksa praktisi Falun Gong melepaskan keyakinan mereka, rezim Komunis Tiongkok melakukan berbagai teknik penganiayaan menggunakan air, diantara banyak metode lainnya.

Menurut berbagai laporan yang disusun oleh Minghui.org, teknik-teknik penyiksaan dengan air berikut ini adalah yang sering digunakan terhadap praktisi yang ditahan di kamp-kamp kerja paksa, pusat penahanan dan penjara:
  • Menyiram daerah vital praktisi wanita
  • Menenggelamkan secara paksa: mencelupkan atau menekankan kepala praktisi ke dalam air
  • Menelanjangi praktisi dan menuangkan air dingin ke tubuh mereka
  • Menuangkan air ke kepala praktisi
  • Menuangkan air pada praktisi yang berpakaian lengkap dan tidak mengizinkan mereka untuk mengganti pakaian setelah itu
  • Memasukkan praktisi ke dalam wadah atau kolam yang diisi dengan air dingin

Di bawah ini kami menyampaikan kasus-kasus yang terjadi dalam setiap kategori.

Mulut Alat Vital Praktisi Wanita Disirami Air

Petugas di Penjara Wanita Provinsi Liaoning menginstruksikan kepada tahanan agar menggenggam erat paha Wang Jinping dan menyiram mulut alat vitalnya. Akhirnya, Wang tidak bisa buang air kecil dan ngompol terus-menerus. Dua kakinya menjadi bengkak dan menjadi lebam.

Ditenggelamkan Secara Paksa: Kepala Dicelup atau Ditekan Masuk Ke Dalam Air

Petugas di Kantor Polisi Anjia, Provinsi Jiangsu mengisi bak besar dengan air untuk menyiksa Rui Lagou dan Cai Jianhua. Kedua pria ini diborgol dan dibelenggu. Polisi membalikkan tubuhnya dan mencelupkan kepala mereka ke dalam bak air beberapa kali untuk membuat sensasi tenggelam. Kedua korban pun tersendak di dalam air.

Jiang Guobo, mantan pejabat dari Komite Politik dan Hukum Kota Weifang, ditelanjangi dan kedua kaki dan tangannya diikat. Petugas menekan kepalanya ke dalam air untuk mencekeknya. Mereka juga menggunakan selang untuk menyemportkan air ke dalam mulut dan hidungnya untuk membatasi dia bernapas. Penyiksaan ini berlangsung lebih dari setengah jam setiap kalinya.

Petugas di Pusat Penahanan Xianning di Provinsi Hubei menelanjangi Huang Junliang dan memaksanya jongkok dengan bagian belakang kepalanya ditekan ke dinding. Mereka perlahan menuangkan air ke kepalanya. Saat air mengalir ke hidungnya, akan membentuk pola “air terjun”, yang menutupi lubang hidung dan mulutnya. Untuk bernapas, Zhang harus menelan air dengan mulut terbuka penuh. Saat penyiksaan selesai, perutnya terlihat kembung.

Ditelanjangi dan Menuangkan Air Dingin ke Sekujur Tubuh

Seorang wanita ditangkap pada Desember 2000 setelah pergi ke Beijing dan membentangkan spanduk yang bertuliskan “Falun Dafa Hao (baik).” Saat berada di dalam penahanan, dia dipaksa berdiri dengan kaki telanjang di atas lantai semen dan dipukuli secara kejam. Dia akhirnya pingsan, dan hanya sadar setelah dibangunkan oleh tahanan. Mereka lalu menelanjangi dan menuangkan tiga baskom air dingin kepadanya. Darah menstruasinya mengalir kemana-mana.

Peragaan penyiksaan: Dibasahi dengan air dingin

Seorang mahasiswa doktorat bernama Wang Shuyuan dari Universitas Nankai di Tianjin, dengan kondisi telanjang dituang 27 ember air dingin setelah dipaksa untuk menyatakan berusia 27 tahun.

Petugas di Kamp Kerja Paksa Shuangkou di Tiangjin menelanjangi Du Yingguang hingga tinggal pakaian dalam dan membaringkannya di ranjang. Para tahanan terus-menerus menuangkan air dingin kepadanya, dan ranjangnya segera menjadi basah. Sementara itu, sebuah kipas angin dinyalakan dengan kecepatan penuh untuk meniup air dingin di atas tubuhnya. Du menderita kebekuan di kakinya. Seorang petugas memerintah tahanan untuk menutupinya dengan selimut kapas, dan mereka melakukannya dengan menutup dirinya dengan selimut kapas yang dibasahi dengar air dingin selama tiga jam lebih.

Pada musim dingin 2007, saat temperatur udara jatuh hingga titik beku atau dibawahnya, para tahanan di Penjara Deyang, Provinsi Sichuan menuangkan tiga baskom air dingin ke tubuh Xiong Xiuyou hingga dia mengigil kedinginan. Hal ini dilakukan berulang kali setiap beberapa hari. Setelah “dituangkan,” mereka memaksanya berjalan hingga 40 meter lebih untuk kembali ke selnya, dengan kondisi telanjang bulat. Dia masih tidak diperbolehkan memakai pakaian di dalam selnya dan harus tidur di matras yang terbuat dari sabut dan menutup dirinya dengan selimut kapas tipis. Xiong telah berusia 60-an saat itu, dengan penuh luka di sekujur tubuhnya akibat penyiksaan. Dia mengalami demam tinggi berhari-hari, dan tubuhnya menderita kejang tiada henti. Dia lalu tidak dapat mengendalikan  air seni sepenuhnya, dan matrasnya dibasahi oleh urin dan kotoran.

Liu Naihe, seorang mantan guru sekolah menengah dari Lianyungang, Provinsi Jiangsu, ditelanjangi di luar gedung dan dituangi air es ke sekujur tubuhnya. Para penyiksa lalu menggenggam erat tangannya ke tiang jendela untuk membuatnya beku. Udaranya sangat dingin hingga para penyiksa harus menarik tangan mereka untuk menghangatkan diri mereka. Liu terbebas sementara, dan lalu ditangkap dan dipukul dengan kejam. Pada perjuangan berikutnya, kepalanya dibenturkan ke lantai semen, dan darahnya muncrat dari jidatnya.

Mantan hakim Yiang Yuncheng dari Kota Dandong, Provinsi Liaoning pernah dimasukkan bubuk cabe pedas ke dalam pakaian dalamnya sementara itu wajahnya ditampar dengan sepatu. Para petugas lalu menuangkan air dingin ke sekujur tubuhnya. Saat para petugas terlalu malas untuk pergi mengisi ember dengan air di kamar mandi, mereka lalu mengayung air kotor yang tercampur dengan bubuk cabe di atas lantai. Bubuk cabe itu membuat iritasi parah di bagian mata, kemaluan, dan luka-lukanya. Penyiksaan ini berlangsung hingga lebih dari tiga jam.

Ma Shengbo pernah ditelanjangi di sebuah ruangan dengan pintu dan jendela terbuka lebar. Sementara itu, dia dituangi air dingin di sekujur tubuhnya. Dia akhirnya pingsan.

Di Pusat Penahanan Chaoyang, Beijing, seorang wanita muda yang berusia 20-an ditelanjangi dan dibasahi dengan air dingin.  Saat para petugas gagal untuk membuatnya melepaskan Falun Gong, mereka memakaikan piyama dan kaos kaki padanya sebelum menuangkan air dingin melalui bagian kerah dan celananya. Mereka meniupnya dengan kipas angin pada waktu yang bersamaan. Air berubah menjadi es, dan pakaiannya menjadi beku. Dia pun pingsan.

Zhu Wenlong dipaksa untuk menanggalkan pakaiannya dan tetap berdiri. Lebih dari dua puluh tahanan mengelilinginya dan menuangkan air dingin kepadanya. Mereka juga menggunakan sikat yang kasar untuk “membersihkan” kepalanya hingga kepalanya berlumuran darah.

Zhang Jinqi, 76 tahun, dari Distrik Huairou, Beijing, seorang pensiunan insinyur. Saat ditahan di Pusat Penahanan Huairou pada tahun 2001, penjaga memerintah tahanan untuk melucuti pakaiannya dan perlahan-lahan menuangkan 50 ember air dingin melalui kepalanya di saat cuaca dingin menggigil. Dia juga dipukuli pada waktu yang bersamaan.

Saat Li Zhanxian dibawa ke Pusat Penahanan Luosiling, penjaga menuangkan air es dingin ke kepalanya hingga ke tubuhnya selama 40 menit terus-menerus.

Air Dingin Dituangkan Ke Atas Kepala

Suatu hari di bulan Juli 2008, penjaga di Penjara Xihu, Provinsi Liaoning memerintahkan dua tahanan agar melucuti pakaian Gong Enrong dan menahannya di atas lantai. Tiga tahanan lalu menyiramkan air dingin ke kepala Gong. Penyiksaan seperti ini dinamai “pencucian otak” di penjara.

Guo Chunzhan mengalami penyiksaan yang sama di Pusat Penahanan Xingcheng, Provinsi Liaoning. Dia dipaksa berjongkok dan dituangi air dingin di atas kepalanya hingga bibirnya berubah kebiru-biruan.

Zhoa Guangxi dari Provinsi Heilonjiang, kepalanya ditekan di bawah keran air di Pusat Penahanan Pingfang pada saat cuaca paling dingin di tahun itu. Penjaga membuka kran air untuk meneteskan air di kepala Zhao hingga dia menggigil di sekujur tubuh dan kepalanya menjadi mati rasa.

Fu Yao, seorang guru musik di Sekolah Menengah Nongfeng di Shuangcheng, Pronvinsi Heilongjiang pernah berbaris bersama dengan delapan praktisi di Kamp Kerja Paksa Changlinzi. Mereka semua dilucuti pakaiannya hingga telanjang dan dipaksa jongkok dalam satu baris. Penjaga menuangkan air dingin ke kepala praktisi secara berturut-turut. Akibatnya, beberapa praktisi pingsan.

Penjaga di Kamp kerja Paksa Wushun menggantungkan sebuah ember yang bocor di atas kepala Zhang Huabo dan mengisinya dengan air, di mana menyirami kepalanya. Ember itu diisi berulang-ulang hingga dia pingsan.

Disirami dengan Air Dingin Dalam Pakaian Lengkap

Saat Mo Yuping mengotori celananya karena tidak diperbolehkan menggunakan kamar mandi, penjaga di Kamp Kerja Paksa Wanita memberinya “siraman” dengan menyiram air es. Jaket musim dingin dan celananya langsung basah, namun penjaga tidak mengizinkannya mengganti pakaian. Malahan, mereka membuka pintu dan jendela untuk membiarkan udara dingin masuk, dan pakaian Mo segera menjadi beku. Dia menderita gangguan jaringan saraf sebagai akibatnya.

Di Divisi 5 Penjara Wanita Provinsi Liaoning, ada sebuah “kamar hantu” yang dikhususkan untuk menyiksa praktisi Falun Gong. Di saat paling dingin di musim dingin, penjaga memaksa Han Xuejun berdiri di taman dengan kaki telanjang dan menuangkan air dingin ke jaket musim dinginnya. Saat itu sedang turun salju, dan suhu udara berada di minus 20 derajat. Ketika dia tetap menolak untuk melepaskan keyakinannya pada Falun Gong, seorang penjaga memasukkan alat penyedot toilet ke dalam mulutnya.

Zhang Shuxia juga menderita di penjara yang sama saat berusia enam puluhan: dua tahanan menuangkan air dingin dari leher bawah, dan membasahi seluruh pakaiannya. Dia lalu dipaksa berdiri terus-menerus dalam waktu yang lama di ruangan dengan jendela terbuka.

Tetap Ditahan di Wadah atau Kolam yang Diisi Penuh dengan Air

Saat dikurung di Penjara Dabei, Zhang Jie dipaksa duduk selama lebih dari sepuluh jam di dalam bak yang diisi penuh dengan air dingin, sementara itu sekujur tubuhnya disirami air.

Zhao Shuxiang menderita penganiayaan serupa di Pusat Rehabilitasi Kecanduan Obat-Obatan Harbin. Dia dipaksa duduk di air dingin hanya memakai pakaian dalam dan disetrum dengan tongkat listrik pada waktu bersamaan. Dia pingsan tiga kali selama penganiayaan tersebut.

Lu Yuping dipaksa duduk di dalam tanki besar dan kotor setiap hari karena menolak untuk melepaskan keyakinannya pada Falun Gong. Penjaga di Penjara Tailai mengisi air hingga sampai batas lehernya, membasahi mantel musim dinginnya.

Di sebuah kabupaten yang jauh di Mongolia Dalam, polisi melempar sekelompok praktisi Falun Gong ke dalam kolam setinggi pinggang. Bahkan praktisi wanita yang sedang menstruasi juga dimasukkan ke sana. Praktisi dipaksa berendam dalam air selama sepuluh jam.

Dua kasus lain yang juga menggunakan kolam sebagai sarana hukuman:

Fan Qingjun dari Provinsi Hebei dilempar ke dalam kolam kritalisasi. Dia dipaksa berendam dalam air yang sangat dingin sekali dalam sehari, di mana membuatnya menderita radang sendi dan sakit punggung serta kaki.

Di Provinsi Sichuan, Yang Xianjun dilempar ke dalam kolam dingin di sebuah taman di kompleks pemerintahan. Dia direndam setinggi leher selama setengah hari.

Chinese version click here

English version click here