Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Tabir Gelap Pameran Tubuh

8 Maret 2015

(Minghui.org) Pameran tubuh yang diawetkan lainnya dibuka di Kota Chengdu, Provinsi Sichuan pada tanggal 30 Desember 2014, meskipun ada tentangan kuat dari masyarakat selama putaran sebelumnya pada tahun 2007. Utamanya, sebuah mumi perempuan hamil lengkap dengan janinnya menimbulkan banyak pertanyaan di masyarakat.

Seorang anggota staf pameran mengatakan bahwa tubuh atau bagian tubuh yang diawetkan berasal dari orang-orang yang sebenarnya. Ketika ditanya darimana tubuh tersebut berasal, katanya mereka disumbangkan tetapi tidak memberikan rincian lebih lanjut.

Tanggapan dari anggota staf melemparkan bayangan keraguan atas asal-usul pameran.

Sumber Tubuh Misterius

Sumber tubuhnya tidak jelas, tetapi kebanyakan dari mereka, barangkali semuanya, adalah orang Tionghoa. Di Tiongkok, orang bahkan enggan untuk menyumbangkan organ tubuh mereka, apalagi memamerkan tubuh mereka setelah dikuliti.

Mirip dengan TUBUH... Pameran tersebut, tubuh-tubuh tersebut diawetkan oleh Sui Hongjin dari Universitas Kedokteran Dalian, yang pernah menjadi siswa Gunther von Hagens, penemu teknik pengawetan tubuh (plastination), Sui berpisah dengan mentornya, kemudian bermitra dengan Premier Exhibitions untuk mengadakan pameran serupa di banyak negara.

Baik Sui maupun von Hagens, pemilik pameran ‘Body Worlds’, tidak dapat memberikan dokumen untuk menunjukkan bahwa tubuh-tubuh ini berasal dari donor sukarela. Sebuah laporan dari NPR tidak menemukan jejak dokumen yang jelas dari mayat donor hingga menjadi tubuh yang diawetkan. "Dr. von Hagens... mengatakan bahwa ia memperoleh semuanya hanya melalui sumber yang terpercaya, namun tidak ada pihak ketiga yang memverifikasi bahwa mereka - dalam skenario terburuk – bukanlah para aktivis yang dibunuh di penjara Tiongkok, kemudian jasadnya dijual melalui perantara kepada sekolah medis, kemudian dipamerkan ke publik."

Ketika von Hagens memperluas bisnisnya ke Tiongkok pada 1990-an, ia menghadapi tentangan yang kuat, karena alasan budaya dan hukum. Tapi dia akhirnya mendirikan perusahaannya pada Agustus 1999 di Kota Dalian, Provinsi Liaoning, setelah mendapat persetujuan dari Bo Xilai, yang belakangan menjadi walikota Dalian.

Menurut von Hagens, ketika ia merintis “von Hagens Plastination” pada tahun 1999, Sui mengatakan kepadanya bahwa hanya tubuh yang tidak diklaim yang akan digunakan.

Namun, berdasarkan "Peraturan tentang Pembedahan Mayat" yang dikeluarkan oleh Departemen Kesehatan pada Februari 1979, hanya setelah mayat manusia masih tidak diklaim (oleh pihak keluarga) untuk setidaknya satu bulan - baru dapat dianggap "tidak diklaim" dan digunakan untuk studi anatomi oleh sekolah kedokteran. Mayat demikian tidak akan cocok untuk proses plastination yang harus dilakukan dalam keadaan jenazah masih segar, bebas pengawet karena pertukaran cairan.

Meskipun demikian, pabrik plastination berkembang pesat. Dengan dukungan dari Universitas Kedokteran Dalian, Sui Hongjin mendirikan bisnis sendiri pada Juni 2002 saat masih menjabat sebagai general manager di perusahaan von Hagens. Ketika von Hagens mengetahui sepak terjangnya, ia memecat Sui.

Perusahaan Sui, Hoffen Bio-Teknik Dalian, kemudian berkolaborasi dengan Premier Exhibitions yang bermarkas di AS dan membuka "Pameran - TUBUH" di Amerika Serikat pada tahun 2005. Juru bicara pameran, mengatakan mayat-mayat tersebut, yang semuanya berasal dari Tiongkok, tidak berasal dari donor sukarela, tapi dari jenazah yang tidak diklaim pihak keluarga. Mengingat sistem politik di Tiongkok, banyak yang percaya bahwa mereka dari para tahanan atau tahanan politik.

Sebuah laporan New York Times menemukan bahwa "Di sini, di Tiongkok, memastikan siapa yang terlibat dalam bisnis dan dari mana tubuh mayat itu berasal tidaklah mudah. Museum yang mengadakan pameran tubuh di Tiongkok mengatakan bahwa mereka tiba-tiba 'lupa' siapa yang menyuplai mayat-mayat bagi mereka; para pejabat polisi secara teratur mengubah cerita mereka tentang apa yang telah mereka lakukan dengan tubuh-tubuh tersebut dan bahkan perguruan tinggi yang telah mengonfirmasi, kemudian membantah adanya operasi pengawetan tubuh pada kampus mereka."

Pada Mei 2008, penyelesaian dengan jaksa agung New York mewajibkan Premier Exhibitions, mitra pameran Sui, untuk memublikasikan  di website dan di ruang pameran, pernyataan bahwa asal-usul mayat Hoffen Dalian adalah dari "Kantor Polisi Tiongkok."

Keterkaitan Erat dengan Penganiayaan Falun Gong

Sebuah laporan dari Organisasi Dunia untuk Penyelidikan Penganiayaan Falun Gong (WOIPFG) menegaskan bahwa, bukannya "sumbangan" atau "jenazah yang tidak diklaim", banyak dari tubuh-tubuh itu berasal dari praktisi Falun Gong yang dibunuh oleh rezim komunis.

Von Hagens pernah mengatakan kepada wartawan bahwa ia memilih untuk membuka cabang di Dalian, bukan hanya karena tenaga kerja murah, tetapi juga karena dukungan aktif dari para pejabat dan persediaan tubuh berlimpah. Hal ini bertepatan dengan penganiayaan Falun Gong, yang dimulai oleh Jiang Zemin pada bulan Juli 1999.

Karena sifat damai Falun Gong, ketua Partai Komunis Tiongkok saat itu, Jiang Zemin menghadapi oposisi yang kuat terhadap penindasan bahkan dari dalam jajaran Politbiro. Untuk pembenaran kebijakan penganiayaannya, Jiang mengunjungi Kota Dalian pada Agustus 1999, di mana ia memberi tahu Bo Xilai yang belakangan jadi walikota, "Bersikap keras terhadap Falun Gong dan anda akan memiliki masa depan yang baik." Menuruti perintah Jiang, Bo secara langsung mengarahkan penangkapan banyak praktisi, memperluas penjara untuk menahan praktisi, dan menginstruksikan pejabat polisi: "Kalian bisa menganiaya praktisi Falun Gong seburuk yang kalian inginkan, bahkan jika mereka mati."

Dua bulan kemudian, pada Oktober 1999, Bo Xilai menjadi sekretaris Partai Dalian. Hal ini semakin memicu upayanya untuk menindas Falun Gong. Antara tahun 2000 dan 2004, banyak penjara dan kamp kerja paksa dibangun atau direnovasi dengan dana dari Beijing. Di antaranya, Penjara Masanjia dan Kamp Kerja Masanjia yang terkenal karena kekejamannya, yang menghabiskan biaya sekitar 500 juta yuan. Keduanya digunakan untuk menahan praktisi yang ditangkap di Liaoning dan provinsi lainnya. Pada tahun 2012, Bo menjadi Gubernur Provinsi Liaoning.

Sementara itu, praktisi Falun Gong membanjiri Beijing sejak penindasan dimulai pada tahun 1999, berusaha menghimbau secara damai kepada para pemimpin Partai Komunis agar menghentikan penganiayaan. Penjara dan kamp-kamp kerja paksa di Beijing dan sekitarnya penuh dengan praktisi. Mereka, terutama para praktisi yang menolak untuk mengungkapkan nama-nama mereka (karena khawatir keluarga mereka akan terancam pula), dengan segera dipindahkan ke penjara dan kamp kerja paksa di Dalian.

Sui pernah mengklaim bahwa beberapa "mayat" berasal dari Kantor Keamanan Publik. Dia mengatakan bahwa hal tersebut didukung para pejabat pemerintah yang membuat pabriknya menjadi pabrik plastination tubuh manusia terbesar di dunia. Seorang petugas dari Kantor 610 Tianjin menegaskan bahwa beberapa organ dan tubuh berasal dari praktisi Falun Gong.

Laba Besar

Sui, mantan general manager “von Hagens Plastination,” mengatakan pada Oriental Outlook pada 2003, "Hagens tidak berniat untuk mengadakan pameran di Tiongkok karena tidak akan ada banyak keuntungan. Dia hanya berencana untuk membuat Tiongkok sebagai basis produksi karena biaya tenaga kerja dan bahan baku yang jauh lebih rendah di Tiongkok."

Setelah von Hagens dan Sui, beberapa pabrik plastination tubuh lainnya dibuka di Dalian, menjadikan Tiongkok sebagai negara eksportir mayat No. 1 dunia. Menurut Radio Free Asia, tubuh yang diawetkan dapat dijual seharga satu juta dolar. Diperkirakan Sui telah menjual hampir 1.000 spesimen ke luar negeri sejak tahun 2004.

Sebuah laporan New York Times menemukan bahwa pada tahun 2006, Body Worlds dari von Hagens telah menarik 20 juta orang di seluruh dunia dan telah menghasilkan lebih dari $ 200 juta. Setidaknya 10 pabrik tubuh Tiongkok lainnya telah dibuka untuk memenuhi pesanan pameran, mengirimkan mayat yang telah diawetkan ke Jepang, Korea Selatan, dan Amerika Serikat.

Tabir Gelap

Von Hagens mengakui bahwa awalnya ia mengalami kesulitan memamerkan tubuh yang diawetkan di Eropa, "...di mana ia disebut sebagai dr. Kematian dan dr. Frankenstein. Pers Eropa bahkan membandingkan dirinya dengan Josef Mengele, dokter kamp kematian Nazi." Dia kemudian pergi ke Tiongkok di mana ia bekerja sama dengan Sui karena “tenaga kerja murah, para siswa yang bersemangat, sedikitnya batasan dari pemerintah serta akses mudah untuk memperoleh mayat di Tiongkok."

Namun ekspansinya di Tiongkok, didukung oleh hukum yang longgar, perlindungan Hak Asasi Manusia yang buruk, serta penganiayaan kejam terhadap Falun Gong, telah mengubah bentuk bisnis pameran mayat yang diawetkan. Dengan upaya bersama Sui dan pendukung lainnya, kebrutalan rezim totaliter disamarkan dan dirubah menjadi bisnis yang menggiurkan.

Februari 2008, Majelis negara bagian California mengeluarkan undang-undang yang mengharuskan mayat yang dipamerkan memiliki bukti bahwa setiap tubuh telah disumbangkan dengan "persetujuan donor." Anggota Majelis Fiona Ma, penggagas undang-undang tersebut, mengatakan kepada program ABC 20/20 bahwa "Sebagai keturunan Tionghoa, saya sungguh tidak percaya ada keluarga yang akan setuju kerabat mereka dipamerkan dengan cara ini."

Menurut informasi yang diperoleh oleh harian The Epoch Times, Gu Kailai, istri Bo Xilai, memainkan peran kunci dalam mentransfer praktisi Falun Gong yang ditahan menjadi korban plastination. Lebih spesifik lagi, Gu menemukan ada dua cara untuk merubah para praktisi Falun Gong yang ditahan menjadi uang tunai. Organ tubuh mereka bisa dicangkok dan digunakan oleh rumah sakit di Provinsi Liaoning untuk transplantasi, dan tubuh mereka bisa dijual ke pabrik-pabrik plastination.

Banyak yang menduga bahwa Gu dan rekannya Neil Heywood memasok berbagai pabrik dengan tubuh praktisi Falun Gong, yang merupakan mayoritas dari jasad yang dipasok dari sumber-sumber Tiongkok untuk pabrik pengawet Dalian. "Menurut sumber tersebut, Gu adalah dalang dalam pengelolaan keuangan, iklan online domestik maupun internasional, serta pembukaan saluran ekspor untuk perdagangan organ maupun tubuh manusia."

Setelah Heywood dibunuh di Tiongkok pada tahun 2011, Gu dihukum karena kasus pembunuhan tersebut pada Agustus 2012, kemudian hukuman matinya ditangguhkan. Bo Xilai dijatuhi hukuman penjara seumur hidup karena korupsi pada tahun 2013. Tetapi kaitan mereka dengan penganiayaan terhadap praktisi Falun Gong yang tidak bersalah, terutama pengambilan organ paksa dan pengawetan tubuh, masih belum diungkap.

Chinese version click here
English version click here