Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Perjalanan Kultivasi Seorang Guru Ilmu Politik

10 April 2015 |   Oleh praktisi dari Provinsi Heilongjiang


(Minghui.org) Pada tahun 1989 saya mulai menapaki karier menjadi guru. Pada tahun yang sama terjadi demonstrasi mahasiswa di Lapangan Tiananmen yang berakhir dengan pembunuhan massal pada 4 Juni. Saya dengan samar-samar teringat dan menyayangkan kematian para mahasiswa itu, namun sangat naif terbawa oleh propaganda Partai Komunis Tiongkok, percaya bahwa protes itu adalah “kerusuhan anti revolusi.”

Pada tahun 1998 saya menghadiri konferensi para guru di Normal University di Tiongkok barat laut. Di dalam salah satu sesi Hubungan Internasional, meninggalkan kesan yang dalam. Pembicara itu dengan terus terang memaparkan kebenaran tentang peristiwa Pembunuhan Massal Lapangan Tiananmen 4 Juni! Saya duduk terbengong karena terkejut, lama baru bisa menguasai diri. Saya telah merasa berkhianat dan malu sekali telah menyebarkan kebohongan PKT bertahun-tahun di dalam kelas.

PKT pada bulan Juli 1999 mendeklarasikan mengambil tindakan keras terhadap Falun Gong secara nasional. Media yang dikontrol pemerintah terus menerus menyiarkan fitnahan dan hujatan terhadap praktek itu.

Pada waktu itu saya baru tiga bulan menjadi praktisi. Meskipun begitu, perubahan fisik dan mental sangat nyata. Penyakit perut yang khronis dan rematik saya telah lenyap. Saya baru saja mengalami kekuatan Dafa, dan bisa mengerti bahwa kebohongan PKT itu kali ini tak akan berpengaruh pada saya.

Permintaan Maaf yang Tulus Mendapat Penghormatan dari Para Siswa

Setelah menjadi praktisi saya bertekad akan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar, termasuk di dalam kelas. Sifat saya yang agresif dan sinis berubah.

Saya teringat salah satu kelas terkenal brengsek, selalu gaduh dan tidak fokus. Suatu waktu sedang dalam pelajaran ilmu politik saya kehilangan kontrol dan memaki mereka, hingga ruang itu menjadi sunyi menegangkan.

Setelah merenungkan tingkah laku saya, saya menjadi sadar telah gagal menjalani ujian xinxing. Pada hari berikutnya dengan tulus saya minta maaf kepada para siswa. Pada mulanya mereka diam tercengang, lalu satu demi satu bertepuk tangan setelah memerhatikan bahwa saya mengatakan itu dengan kesungguhan hati.

Lambat laun kepercayaan dan rasa hormat meningkat. Suatu hari ketika topik pembicaraan adalah Falun Gong, salah seorang siswa secara terbuka mengatakan kepada saya di dalam kelas, “Jika anda menyukai itu tentu kami akan menyukainya.”

Membeberkan Adegan Bakar Diri

Buku-buku pengetahuan terakhir, yang salah satunya telah diinstruksikan untuk dipakai mengajar di kelas saya, penuh dengan propaganda PKT. Salah satu contoh penting adalah adegan bakar diri di Lapangan Tiananmen.

Adegan bakar diri itu secara ekstensif digunakan untuk mengutuk para praktisi Falun Dafa. Kampanye kebencian ini telah menyebabkan banyak rakyat Tionghoa salah mengerti mengenai Falun Dafa.

Saya teringat bagaimana instruktur dalam konferensi itu telah membuka mata saya atas kejadian Pembunuhan Tiananmen 4 Juni. Saya menyadari harus bersikap sama terhadap para siswa mengenai adegan bunuh diri. Saya mengetahui pelaksanaan bunuh diri yang hampir sempurna itu adalah terlalu sempurna, dipersiapkan lebih dulu dan diorganisir; dan ini akan saya pakai sebagai awal pembicaraan dengan para siswa.

Pelakunya menyalakan api tampak seperti urutan yang direncanakan, perwira polisi memegang pemadam api, selimut disediakan di dekat kejadian dan kamera pemindai difokuskan tepat pada sasaran.

Untuk suatu “insiden” yang tak terduga orang-orang pada kejadian itu benar-benar telah siap dan diorganisir. Segala sesuatunya sudah direncanakan lebih dulu, tipu daya yang sudah diatur rapi.

Saya membantu para siswa meneliti kejadian itu. Setelah para siswa memeriksa dengan teliti kejadian itu dan membuat analisanya sendiri, mereka menyimpulkan secara bulat bahwa itu semua adalah tipu daya yang diatur rapi oleh PKT.

Setelah kelas itu memahami kebohongan adegan bunuh diri, saya menjelaskan bahwa Falun Gong adalah Hukum Buddha, yang mengajarkan kepada manusia harus berbelas kasih, dan telah dipraktekkan di 100 negara di seluruh dunia. Hanya di Tiongkok dianiaya dan oleh pemerintah dianggap melanggar undang-undang. Akibatnya para praktisi dimasukkan ke dalam kamp kerja paksa, dihukum penjara, disiksa sampai meninggal, dan banyak lagi bahkan diambil organ tubuhnya dan dijual dengan keuntungan yang tinggi.

Penjelasan ini membuat para siswa berang. Salah seorang berdiri dan mengatakan, “Katakan kepada kami apa yang harus kami lakukan!” Saya jelaskan saya tidak perlu memberi saran untuk berbuat sesuatu, tetapi saya ingin agar mereka mengerti fakta yang sebenarnya. Banyak di antara siswa kemudian menanyakan materi informasi mengenai Falun Gong.

Para Siswa Belajar Bersabar

Suatu waktu ada siswa yang menemui saya, mengeluh tentang seorang guru yang berbicara kasar. Dia sangat tersinggung hingga dia merencanakan ingin membalas secara fisik. Saya ingatkan kepadanya agar menahan diri bersikap dengan kriteria tinggi dari Sejati-Baik-Sabar. Kita harus bersikap toleran kepada orang lain, sabar menahan kekurangannya, dan memikirkan hal ini dari sudut pandang dia.

Pada akhirnya siswa ini dapat menyelesaikan perselisihannya dengan guru itu. Dia menemui saya lagi dengan gembira dan minta kepada saya agar dibantu keluar dari Pionir Muda dan Liga Pemuda, dua organisasi Komunis Tiongkok bagi orang-orang muda. Cerita itu segera tersebar, dan pada akhirnya teman-teman sekelas mereka juga keluar dari kedua organisasi itu.

Pada 2011 saya ketemu lagi siswa yang dulu. Dia telah berhenti sekolah dan kerja penuh di Kota Harbin. Katanyaa, “Suatu hari istri bos mengomeli saya tak henti-hentinya. Meski saya tetap diam, selama seminggu dia tetap mengomel terus. Saya tetap juga diam. Akhirnya dia bertanya, “Saya telah memaki kamu selama seminggu! Mengapa kamu tidak marah?”

Saya jelaskan kepadanya, ‘Pertama-tama anda seumur ibu saya, jadi saya harus menghormati anda. Yang kedua, guru sekolah saya minta kepada saya agar selalu menahan diri memegang kriteria tertinggi dari Sejati-Baik-Sabar’ Setelah mendengar ini pandangan dia terhadap saya berubah, dan bahkan dia menambah gaji saya.”

Dia meneruskan, “Guru, setelah pengalaman ini, saya menjadi mengerti bagaimana harus berperi laku sebagai anggota masyarakat yang bertanggung jawab. Saya menyesal tidak dapat menyelesaikan pendidikan saya, oleh karena itu saya kembali ke sekolah. Sekarang ini saya sedang bersiap-siap untuk ujian masuk perguruan tinggi.”

Saya tersentuh mendengar ceritanya, dan benar-benar merasa bangga. Dafa telah menolong saya menemukan diri saya yang sejati dan membentuk kehidupan begitu banyak anak muda.

Chinese version click here
English version click here