Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Gigi Dicabut, Rontok, atau Patah Akibat Cekok Paksa Makan dan Pemukulan

19 April 2015 |   Oleh praktisi Zisi


(Minghui.org) Tahanan Praktisi Falun Gong yang menolak untuk meninggalkan keyakinan mereka sering dicekok paksa makan dan dipukuli, keduanya sering mengakibatkan cedera gigi.

Ketika praktisi bertahan selama cekok paksa makan, penyiksa menggunakan semua jenis perlengkapan untuk membuka mulut mereka agar terbuka, sering merusak gigi dan gusi.

Para pelaku juga sering meninju wajah praktisi, menyebabkan cedera pada gigi.

Dalam artikel ini, kami menyajikan beberapa kasus dari Kota Handan, Provinsi Hebei bagaimana praktisi Falun Gong mengalami penyiksaan sampai gigi mereka terlepas, rusak, atau dicabut sebagai akibat dari cekok paksa makan atau pemukulan.

Gigi Dicabut Selama Cekok Paksa Makan

Ma Yulin Dari Kota Baoding, Provinsi Hebei, disiksa di Kamp Kerja Paksa Handan karena menolak untuk melepaskan keyakinannya pãda Falun Gong. Ketika dia melakukan Mogok makan untuk memprotes penganiayaan, Penjaga Gao Jinli, Xing Yansheng Dan Gao Fei mengikatnya kemudian mencekok paksa Makan.

Ma mengatupkan giginya dan menolak untuk melakukan apa yang mereka perintahkan. Para penjaga kemudian membuka paksa mulutnya dan mencabut semua geraham dengan tang sebelum cekok paksa makan.

Peragaan Penyiksaan: Mencabut gigi dan cekok paksa makan

Gigi Terlepas setelah Pukulan di Wajah

Wang Zhiwu dari Kota Handan di Provinsi Hebei berada di Kamp Kerja Paksa Handan pada tahun 2005. Penjaga meninju wajahnya ketika ia melihat bahwa Wang telah menulis "Falun Dafa baik, Sejati-Baik-Sabar baik "di dinding. Dua giginya rontok, bersama dengan mulut penuh darah.

Wang Zhiwu

Liu Liping dari kota Shahe, Provinsi Hebei, ditangkap pada Mei 2012 karena memberitahu orang-orang tentang penganiayaan terhadap Falun Gong. Di kantor polisi setempat, petugas yang menginterogasinya meminta namanya. Ketika dia tidak menjawab, dia marah dan mulai memukul wajahnya. Gigi depannya rontok.

Liu KaoFeng, seorang wanita tua dari Kota Handan, ditangkap pada bulan Oktober 2014. Setelah direktur Kantor Polisi Huoshui, Guo Hongjie mengatakan kepada petugas untuk mengikat Liu ke kursi, mereka kembali menampar wajahnya, menyebabkan salah satu gigi Liu lepas. Seluruh wajahnya bengkak.

Membuka Mulut Secara paksa dengan Paku, Mengakibatkan Gusi Rusak

Song Fengju dari Kota Handan berada di Pusat Penahanan Kabupaten Jize pada bulan November 2001. Direktur pusat penahanan memegang rambutnya dan menampar wajahnya selama lebih dari 10 menit karena dia tidak mau meninggalkan keyakinannya. Penjaga Meng Fanhong memukul kepalanya dengan sebuah baskom sampai baskom pecah. Penjaga Meng menggunakan sapu untuk memukul kepalanya, sampai sapu patah .

Song mulai mogok makan untuk memprotes penganiayaan, tetapi penjaga mencekok paksa makan, merusak organ-organ dalamnya. Dia terus muntah darah. Suatu kali, penjaga tidak bisa menemukan obeng untuk membuka mulutnya agar terbuka, sehingga mereka menggunakan paku besi panjang. Membuka dengan paku yang berkarat menyebabkan luka setengah inci di gusinya.

Li Jianguo dari Kota Handan ditahan dua kali pada tahun 2001. Ketika ia dicekok paksa makan di pusat penahanan setempat, giginya dibuka paksa sampai patah.

Chinese version click here
English version click here