(Minghui.org) Ratusan praktisi Bali menghadiri rangkaian perayaan Hari Falun Dafa Sedunia dan Ulang Tahun Shifu Li Hongzhi pada 13 Mei 2015. Perayaan kali ini diadakan tepat pada tanggal 13 Mei 2015 yang merupakan hari kerja. Namun demikian, antusias praktisi menghadiri perayaan sangat besar. Tempat belajar Fa yang diadakan dari pukul 09.30 penuh sesak.

Setelah belajar Fa, praktisi dari berbagai proyek klarifikasi fakta berbagi pengalaman dan pemahaman mereka.

Ginantra yang anggota Tianguo Marching Band mengatakan bahwa dalam sebuah kegiatan ke luar daerah dia dengan mudahnya memperoleh ijin dari atasannya bahkan dia hanya minta cuti beberapa hari namun dijinkan mengambil lebih banyak, hal mana tidaklah biasanya.

Ngurah menceritakan bahwa artikel-artikel terkait Dafa yang dia sharing melalui media sosial seperti facebook – ternyata mendapat apresiasi dari beberapa mantan teman SMP-nya.

Suarta yang aktif dalam proyek Tuidang menyampaikan pemahamannya bahwa semua jenis klarifikasi fakta yang dilakukan kepada wisatawan Tiongkok akan bermuara pada tiga pemunduran. Dia mendorong lebih banyak rekan-rekan agar bergabung membantu mengingat semakin banyak turis asal Tiongkok yang berkunjung ke Bali. Banyak turis asal Tiongkok yang baru dapat mengetahui fakta, skala dan kekejaman penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap Falun Dafa di luar daratan, mengingat ketatnya sensor informasi, media dan internet di Tiongkok. Banyak dari mereka yang menyatakan terima kasih kepada praktisi, dan menyatakan mundur dari PKT dan afiliasinya, menarik garis pemisah dari PKT serta kejahatan kemanusiaannya.

Suasana belajar Fa dan sharing bersama

Kegiatan di Pantai Legian Kuta

Mulai pukul 15.30 kegiatan diawali dengan latihan Falun Gong bersama. Beberapa wisatawan secara spontan ikut bergabung latihan lima perangkat Falun Gong sampai selesai.







Wisatawan secara spontan ikut berlatih Falun Gong

Pawai Akbar

Pawai akbar bertema “Falun Dafa Baik – Merayakan Hari Falun Dafa Sedunia” berlangsung mulai pukul 16.30. Dipimpin oleh Tianguo Marching Band diikuti barisan spanduk, panji-panji Sejati-Baik-Sabar, dan Genderang Pinggang, pawai menyusuri sepanjang pantai Legian.

Wisatawan yang tengah berjemur dan duduk di pinggir pantai bangkit serta mendekat untuk mengabadikan  momen yang langka ini dengan kamera, handphone, tablet dan camcorder. Beberapa berfoto menggunakan latar belakang barisan pawai. Tua, muda, anak-anak terlihat riang gembira mengikuti irama bass drum dengan berjalan mengikuti barisan sambil menghentakkan kaki.











Nyala Lilin

Setelah kegiatan perayaan, dilakukan nyala lilin bersama. Berhening sejenak di tengah suasana perayaan, tidak melupakan nasib rekan-rekan seperguruan yang masih mengalami pelanggaran HAM berat di daratan Tiongkok.

Nyala lilin menutup kegiatan