Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Secara Dangkal Membicarakan Melepaskan Qing Manusia Biasa

17 Juli 2015 |   Oleh Praktisi Daratan Tiongkok

(Minghui.org) Setelah belajar Ceramah Fa New York 2015, dalam hati saya merasakan sesuatu, dan ingin berbagi dengan rekan praktisi. Saya secara pribadi merasakan seorang kultivator mengalami banyak masalah dan penderitaan, berkultivasi dalam jangka lama tidak bisa meningkat, sumber masalahnya adalah: kemungkinan juga dalam belajar Fa, terhadap prinsip Fa tidak memahami secara mendalam. Dibicarakan secara spesifik: Adalah tidak bisa melompat keluar dari Qing, selalu melakukan hal-hal yang penuh dengan keinginan, jadi akan menyebabkan gangguan terhadap sebab akibat antar manusia biasa di masyarakat umum, akan terus-menerus menciptakan karma, maka akan menyebabkan banyak sekali penderitaan di dalam kultivasi.

Sedangkan melompat keluar dari qing, berjalan keluar dari manusia biasa, terhadap semua praktisi adalah sebuah ujian yang sangat besar. Apakah bisa keluar, secara langsung mempengaruhi perjalanan akhir, ini adalah sebuah pembatas tingkatan besar.

Kita telah berkultivasi sampai di masa-masa terakhir, sudah sangat cepat akan balik ke dunia langit, semua qing manusia biasa ini, benda manusia biasa sudah benar-benar harus dipandang hambar, kehidupan kita tidaklah sama dengan manusia biasa, kita semua adalah orang yang berjalan di atas jalur Dewa. Apabila tidak bisa meningkat di atas prinsip Fa, walaupun penuntutan terhadap Jiang berakhir, taraf pikiran masih tidak bisa meningkat ke atas, yang bisa di bawa pergi adalah terbatas.

Guru mengatakan: “Kehidupan manusia adalah menjalani pembalasan karma yang bergilir.” (Zhuan Falun) Kehidupan manusia memang demikian, adalah secara terus menerus berinkarnasi. Di dalam sejarah Tiongkok kuno juga banyak manusia biasa percaya Dewa, menghormati Dewa, percaya baik jahat ada balasannya, tetapi sebagian besar manusia biasa tidak mempunyai keinginan untuk berkultivasi, hanya demikianlah hidupnya. Manusia hidup di alam qing juga merasa senang dan penuh warna. Merasakan bermacam-macam kenikmatan, juga tidak merasakan ada kekurangan dalam hidup. mempunyai seorang anak baik, mempunyai seorang istri, hidup dengan kekayaan sedikit berlimpah, manusia juga merasa sangat senang, juga senang membantu orang lain, juga jika tahu berbuat baik masa akan datang akan mendapatkan balasan baik, juga tahu melakukan hal jahat, masa akan datang akan berinkarnasi menjadi binatang untuk membayar utang, juga merasakan sangat wajar, alami. Manusia biasa adalah demikian, yang manusia kejar adalah perasaan dan keterikatan di
dalam qing, ia adalah kehidupan di taraf ini.

Sedangkan kita adalah berjalan ke arah Dewa, melompat keluar dari triloka, melompat keluar dari reinkarnasi, balik kembali ke dunia surga sendiri, dan berkumpul kembali dengan kerabat yang sebenarnya. Yang kita inginkan adalah pulang kembali ke surga, yang kita pelajari adalah Dafa alam semesta, memahami kebenaran alam semesta. Kita semua adalah kehidupan yang sama sekali berbeda taraf dengan manusia biasa. Kita semua hanya meminjam lingkungan manusia biasa untuk berkultivasi, oleh karena itu benar-benar harus memandang hambar qing, tidak peduli qing macam apa semua harus di lepaskan, memandang hambar, karena kita adalah melampaui manusia biasa, orang ingin melakukan apa adalah terserah dia. Biasanya kita hanya semaksimal mungkin menyeimbangkan hubungan ini sudah cukup.

Adakalanya terbawa oleh qing, ketika merasa menderita, pertimbangkanlah sebenarnya apakah pikiran dalam sisi ini tidak meningkat, tidak memahami secara mendalam. Keterikatan manusia terlalu berat, tidak memandang hambar benda itu.

Semua praktisi tahu: Satu masa kehidupan manusia biasa adalah sudah ditentukan oleh Dewa, sampai di hari apa, di mana seharusnya muncul masalah dan kesulitan apa semua adalah tidak bisa dihindari, semua masyarakat manusia sudah di atur oleh Dewa. Dibicarakan secara sederhana; hal-hal manusia biasa adalah Dewa yang mengaturnya, kita praktisi tidak boleh mengganggu pengaturan itu.

Kita hanya mengklarifikasi fakta kepada manusia biasa, menyelamatkan makhluk hidup, jadi mengatur hal-hal manusia biasa adalah ada niat, malahan gong akan merosot, jatuh tingkat, disusupi celah kekosongannya, akan muncul masalah. Krusialnya adalah kita selalu mencampurkan dengan keterikatan manusia biasa, selalu terendam dalam qing. Jadi pasti akan melakukan sesuatu dengan niat, mengatur hal-hal manusia biasa, akhirnya akan menciptakan karma. Jika selalu tidak bisa meningkat ke atas, benar-benar akan sangat berbahaya, benar-benar tidak bisa mencapai kesempurnaan. Di dalam kultivasi secara nyata sebenarnya banyak rekan praktisi masih tidak begitu jelas prinsip di sisi ini, oleh karena itu selalu terendam dalam qing, tidak bisa melepaskan diri.

Sebuah contoh yang demikian.

Seorang rekan praktisi berbisnis dengan kerabatnya (manusia biasa) membuka sebuah toko kecil. Ia bertugas di siang hari, kerabatnya bagian malam hari. Rekan praktisi bergantian jaga kurang lebih dari jam 10 pagi sampai jam 7 malam, kerabatnya baru datang. Tetapi kebanyakan kerabatnya harus selesai memasak untuk orang rumahnya dulu baru datang kurang lebih jam 8 malam. Demikianlah muncul konflik. Rekan praktisi mulai menelepon supaya kerabatnya cepat datang, kemudian mulai menyalahkan kerabatnya: Kamu mempengaruhi kultivasi saya, saya mau pulang belajar Fa dll. Sering terjadi demikian. Dua tahun kemudian mereka menutup toko itu.

Selanjutnya ia timbul sebuah kondisi penyakit: ketika naik tangga kaki tidak bertenaga, nyeri. Harus di bantu dengan tangan, jalan di tempat rata tidak masalah. Rekan praktisi ini waktu itu juga melakukan tiga hal: Setiap pagi bangun, setelah selesai belajar Fa, pergi bekerja sambil membagikan materi dan mengklarifikasi fakta. Tetapi kaki ini mengapa bisa demikian, dulu tidak pernah muncul gejala penyakit seperti ini.

Kemudian rekan praktisi ini dengan tenang belajar Fa, ketika belajar sampai bagian “Satu kesempatan meraih empat perolehan,” (“Ceramah Fa di Sydney”) ia segera sadar: ketika bertemu konflik tidak bisa menjaga xinxing, tidak toleran, tidak ramah, tidak mengakui kesalahan, tidak menganggap diri sendiri adalah seorang kultivator.

Ketika mencari ke dalam, sewaktu menyadari: kaki segera sembuh, sudah leluas turun naik tangga, bisa berjalan ke mana-mana. Namun setelah itu kambuh lagi. Kemudian Guru memberi isyarat menunjukkan kepadanya: Walaupun telah mengerti, tetap harus mengalami penderitaan. Rekan praktisi juga telah menyadari, diri sendiri seharusnya meningkat tetapi tidak meningkat, dalam ujian tidak berkorban. Kemudian gejala penyakit itu secara perlahan-lahan berkurang, setelah dua tahun baru melewatinya.

Rekan praktisi lain bertanya kepadanya: kamu mengatakan kamu berbuat kurang baik, tetapi tidak secara serius meringkas dalam sebulan lebih ini prinsip Fa mana yang telah kamu pahami. Setelah memahami, lalu bagaimana meningkat ke atas dan menghilangkan karma. Sekarang kamu pikir-pikir apakah diri sendiri ada peningkatan.

Beberapa tahun lalu bertemu seorang rekan praktisi yang semi terbuka agak tinggi, ada sekali dia di dalam kondisi setengah tidur: melihat ada sebuah kehidupan membawanya ke samping Guru. Ketika itu Guru sedang sibuk, dia di samping menunggu. Kemudian Guru memberikan sebuah buku panjang daftar nama. Maksudnya secara garis besar, ada 70-80 persen orang belajar Dafa, tetapi tidak mendapatkan Fa. Ketika saya berkultivasi sampai di tingkat tertentu, juga ada isyarat seperti yang saya alami. Oleh karena itu apakah benar-benar berkultivasi, masih harus melihat di depan konflik apakah menggunakan Fa untuk menuntut diri sendiri, mencari keluar keterikatan, melepaskan hati manusia biasa.


Chinese version click here