Jakarta Book & Education Fair tahun 2015 diadakan di Parkir Timur Senayan, Jakarta dari 27 Juli hingga 3 Agustus. Pameran tersebut dibuka oleh Gubernur DKI, Ir. Basuki Tjahaja Purnama (yang akrab dipanggil Ahok). Praktisi Falun Dafa Jakarta membuka sebuah stan untuk memperkenalkan Falun Dafa dan buku-bukunya kepada masyarakat luas.

(Minghui.org)

Selama delapan hari kegiatan, banyak anggota masyarakat yang mengenal lebih dekat apa itu Falun Dafa. Beberapa pengunjung langsung belajar perangkat latihan di stan praktisi, banyak lagi yang melalui foto-foto yang dipamerkan di stan, mengetahui situasi penganiayaan Partai Komunis Tiongkok terhadap pengikut Falun Dafa yang masih terjadi di daratan Tiongkok hingga hari ini.



Setelah beberapa hari berhubungan dengan praktisi, seorang sales perempuan dari stan tetangga berkata bahwa dia terkesan dengan perilaku praktisi, yang menurutnya “menyejukkan dan ramah.” Dirinya merasa nyaman berada di dekat lingkungan praktisi. Seorang penjaga stan lainnya bertanya kepada praktisi yang menjaga stan, “Bisa tolong keraskan suara musik latihannya? Saya sangat suka mendengarnya.”

Seorang pria setengah baya mengamati foto-foto yang mengungkap penganiayaan, dan bertanya, “Apa kejahatan pengambilan organ masih terjadi di Cina? Hanya komunis yang bisa lakukan hal begini. Paham kalian pasti dianggap berseberangan dengan materialisme dan ateisme.” Beberapa pengunjung yang telah mengetahui fakta penganiayaan, turut menandatangani petisi yang melaporkan kejahatan kemanusiaan Jiang Zemin, mantan tirani Tiongkok yang mengarahkan dan memimpin penindasan Falun Dafa, kepada sistem pengadilan Tiongkok itu sendiri.

Seorang pengunjung pria lainnya mengatakan tertarik dengan aspek spiritual dari Falun Dafa. Dia percaya akan kebenaran dari prinsip Sejati-Baik-Sabar, tiga prinsip dasar dari metode penempaan jiwa raga Falun Dafa. Namun setelah melihat lambang Falun, dia sempat muncul keraguan dan bertanya, “Apa hubungannya dengan Nazi?” Praktisi yang menjaga stan menjelaskan bahwa lambang Swastika sudah ada sejak beberapa ribu tahun yang silam, sedang rejim Nazi baru muncul di abad ke-20 dan telah menggunakannya untuk tujuan yang berbeda. Setelah berbincang-bincang lebih lanjut, dia mengatakan akan mencari tempat latihan terdekat.

Pada Sabtu, 1 Agustus, barisan Genderang Pinggang praktisi juga tampil di panggung utama. Penampilan mereka juga telah menarik perhatian pengunjung pameran buku tersebut. Mereka yang berada di sekitar panggung, juga menerima brosur pengenalan Falun Dafa.