(Minghui.org)

Nama saya Nadi, umur 42 tahun, praktisi Desa Nyitdah, Bali.

Saya adalah satu-satunya praktisi Xiulian Falun Dafa di desa saya. Saya xiulian sudah hampir 7 tahun. Sebelum saya xiulian Dafa, saya sering kali mengalami sakit. Saya dahulu seorang perokok, dada  sering terasa sesak. Sakitnya terasa menusuk-nusuk di dada. Saya juga sering mengalami sakit perut dan badan gatal-gatal. Pada suatu hari ada seorang teman menganjurkan ikut latihan Falun Dafa. Keesokan harinya saya mulai ikut latihan gerakan.

Saya latihan mulai jam 04.00 sampai jam 06.10 setiap hari. Setelah 4 minggu sepulang dari latihan pagi saya merasakan kepala pusing dan mual-mual. Saya merasakan ada yang berputar-putar di atas kepala. Pada saat itu saya tidak berani berjalan, menunggu berhenti rasa berputar-putar baru berani berjalan lagi.

Keesokan harinya saya ceritakan kejadian ini kepada teman-teman di tempat latihan, mereka mengatakan tidak apa-apa. Jangan dipikirkan terus saja ikuti latihan dan baca buku Zhuan Falun. Ternyata hari demi hari banyak perubahan yang saya rasakan di dalam tubuh. Tubuh saya rasanya semakin hari semakin ringan. Dada saya juga tidak pernah sakit lagi. Gatal-gatal di kulit juga hilang. Sakit perut yang sering mengganggu juga langsung hilang. Kebiasaan merokok juga berhenti.

Selain latihan gerakan dan meditasi, saya juga ikut kelompok belajar Fa membaca buku Zhuan Falun dan ceramah lainnya. Dari buku Zhuan Falun ini saya belajar menjadi orang yang Sejati-Baik-Sabar di dalam kehidupan sehari-hari dan bagaimana Xiulian di tengah masyarakat.

Bergabung dalam Genderang Pinggang

Selain latihan lima perangkat dan belajar Fa berkelompok, saya juga ikut kelompok genderang pinggang. Dari belajar cara menabuh genderang, memegang stik dengan benar juga baris-berbaris yang rapi. Demikian hal itu saya lakukan tiap hari Minggu di taman kota. Berlatih bersama teman-teman praktisi sampai saya menguasai cara menabuh genderang yang benar dan baris-berbaris yang rapi.

Pertama kali saya tampil bersama barisan genderang pinggang ketika pawai di pantai Kuta memperingati Ulang Tahun Guru. Pada saat akan tampil, suhu badan tinggi dan mata saya merah. Saya berpikir apakah bisa tampil dalam kondisi tengah pemurnian. Saya jaga pikiran lurus. Saya mantapkan dalam hati, “Bagaimanapun saya harus bisa tampil!”

Saya langsung melafal Hongyin Guru. “Barisan Genderang Pinggang”

“Formasi genderang pinggang
Adalah Dewa di tengah Fa
Setiap suara tabuhan genderang Fa adalah Zhen Shan Ren
Memberantas kejahatan di dalam Triloka dan menyelamatkan manusia di dunia
Gaya nan gagah pikiran yang lurus menggetarkan pintu langit
Setan busuk mau kabur ke mana”

Akhirnya, saya bisa tampil sampai acara selesai dan demam langsung hilang dan seluruh tubuh terasa ringan kembali. Pengalaman tampil pertama ini meninggalkan kesan mendalam, telah memperkuat pikiran lurus saya pada penampilan-penampilan berikutnya. Saat melakukan tiga hal jika mengalami gangguan, hati jangan mudah goyah.

Klarifikasi Fakta di Tempat Wisata

Saya ikut bergabung dengan kelompok tiga pemunduran di salah satu objek wisata terkenal. Banyak suka duka yang saya alami selama proses tersebut. Kadang pikiran tidak lurus sehingga mengundang kejahatan mengganggu.

Pertama saya melakukan proyek tiga pemunduran, saya membuat baju kaos putih lengan panjang di depan dada baju yang saya pakai ada tulisan Mandarin ‘Partai komunis Tiongkok tidak berarti negara Tiongkok’ dan di belakang punggung ‘Anda bisa melakukan pemunduran di sini’.

Pertama kali saya memakai baju itu, banyak sekali turis Tiongkok memotret baju yang saya pakai. Ada salah satu turis Tiongkok memanggil saya dan bertanya, “Anda dapat dari mana baju ini?” Saya menjawab, “Saya membuat sendiri.” Turis Tiongkok langsung mengacungkan kedua jempolnya di hadapan saya. Pada saat itu saya tidak merasa bangga diri. Ada artikel Shifu yang saya ingat, “Segala pujian yang dialami adalah ujian.” (Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju).

Setelah beberapa hari berturut-turut, tiga hari menjelang perayaan Tahun Baru Imlek, saya datang lagi mengupayakan tiga pemunduran. Banyak sekali turis Tiongkok. Hari itu saya membawa brosur kecil yang berisi tulisan: ‘Anda bisa mundur di sini. Kalau anda mundur dari PKT, anda akan terselamatkan’. Banyak turis Tiongkok yang membaca spanduk yang saya pajang. Waktu itu saya sendirian. Tiba-tiba ada rombongan turis Tiongkok kurang lebih 20 orang menghampiri saya. Turis Tiongkok membaca spanduk yang saya pajang. Pemandunya bisa bahasa Indonesia. Pemandu rombongan itu bertanya, “Apa benar jika mereka mundur dari PKT mereka terselamatkan?”. Saya menjawab, “Ya, benar.” Pemandunya yang jelaskan kepada rombongan dan dia bertanya lagi, “Kamu melakukan ini dibayar berapa?” Saya menjawab, “Saya tidak dibayar. Saya telah mendapatkan manfaat besar dari Dafa.” Dan pemandu pun mengklarifikasi ke rombongan turis yang mendengarkan dengan saksama.

Sekilas Pikiran Negatif Mengundang Gangguan

Kadang pikiran lurus saya goyah. Saya berpikir ‘jangan-jangan nanti satpam datang ke sini’. Belum sampai 15 menit, petugas benar-benar menghampiri saya. Ia bertanya, “Anda melakukan ini sudah ada izin apa belum?” dan saya menjawab, “Saya tidak perlu izin dari siapa pun.” Dan saya mengklarifikasi petugas tersebut. Saya berkata, “Di sini saya khusus mengklarifikasi terhadap turis Tiongkok agar PKT menghentikan perampasan organ yang masih berlangsung di Tiongkok.” Satpam menyuruh saya pergi tinggalkan lokasi.

Setelah kejadian itu baru teringat kata-kata Guru: “Sekali hati anda tergerak, kekuatan lama akan memperalat polisi datang mengetuk pintu rumah anda, kejahatan niscaya datang mencari anda.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa New York Tahun 2014)

Bertemu Orang Tionghoa Indonesia

Suatu kali saya bertemu dengan orang Tionghoa dari Jakarta ketika sedang melakukan tiga pemunduran. Dia mengatakan hal-hal buruk tentang Falun Dafa dan bahkan memberi tahu agar saya mencari hal yang lebih baik selain Falun Dafa.

Saya menjelaskan, ”Saya tidak berdebat dengan Bapak. Ini yang saya pelajari dan percayai. Falun Dafa telah banyak memberikan manfaat pada saya dan keluarga, tidaklah seperti yang Bapak dengar. Silahkan Bapak percaya apa yang diyakini. Saya yakin ini bisa mengantar saya mencapai tujuan hidup. Inilah yang saya cari sepanjang hidup saya.”

Pada akhirnya, dia sedikit mereda. Saya mengajak bersalaman secara tulus sambil berkata, ”Kalau suatu saat Bapak kembali berkunjung ke Bali, mungkin kita bisa bincang-bincang lagi.” Sekembali di rumah, saya mencari ke dalam. Saya belum berhasil mengurai simpul di hatinya, harus lebih meningkatkan Xiulian diri sendiri, agar dapat menyelamatkan lebih banyak orang.

Demikian sedikit pengalaman saya. Terima kasih Shifu yang terhormat, terima kasih teman praktisi.