Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Memperbaiki yang Salah

4 Sep. 2015 |   Oleh Yun Hao


(Minghui.org) Qian Ruoshui, adalah seorang pejabat Dinasti Song Utara (960-1127), terkenal akan kemampuan, pertimbangan, dan pengetahuannya.

Seorang sejarawan Dinasti Song, Guang, mencatat dalam Sushui Notes bagaimana Qian membebaskan sebuah keluarga yang tidak bersalah dari tuduhan membunuh sewaktu ia menjabat sebagai penasihat yudisial, walau pun ditekan oleh atasannya.

Menolak Hadiah dan Pengakuan Tetap Membawa Berkah

Kepala Prefektur Tongzhou orang yang tidak sabar, subyektif dan sering salah. Ketika ini terjadi, Qian berusaha menjelaskan kepadanya, tetapi ia selalu menolak nasihat Qian, bahkan saat ia sudah tahu bahwa masalah itu ditangani dengan cara yang salah.

Contoh, seorang gadis pembantu keluarga kaya dilaporkan hilang oleh ayahnya. Kepala Prefektur Tongzhou memerintahkan inspektur untuk menyelidiki. Inspektur itu rupanya ada dendam dengan keluarga kaya itu, karena ditolak saat ia ingin meminjam uang.

Inspektur itu malah menuduh ayah dan putra keluarga kaya itu membunuh si gadis pembantu dan membuang tubuhnya ke sungai. Ayah dan putra menyangkal tuduhan, jadi inspektur menyiksa mereka sampai mereka mengaku membunuh si pembantu.

Berdasarkan pengakuan yang dipaksakan, inspektur itu mendakwa dengan beberapa tingkat kesalahan, tetapi menuntut semua harus dihukum mati.

Inspektur menyerahkan kasus itu kepada kepala prefektur yang meminta beberapa pejabat yudisial untuk memeriksa kasus. Kebanyakan pejabat setuju bahwa putusan tersebut pantas, dan menawarkan bantuan. Qian adalah satu-satunya orang yang menyatakan keraguan. Ia berpikir kasus ini harus ditangani dengan lebih hati-hati, karena hukuman mati untuk pembunuh tanpa adanya bukti kuat menunjukkan sikap kurang hormat terhadap kehidupan manusia.

Saat inspektur mendengar tentang ini, ia pergi ke kantor Qian dan menegurnya.

“Anda telah menerima sogokan dari keluarga kaya itu, bukan,” katanya. “Jika tidak, mengapa anda ingin meringankan hukuman mati?” Qian menjawab bahwa beberapa jiwa manusia tergantung pada hasil dari putusan itu, jadi mana boleh ia tidak teliti dalam memeriksa pengakuan tertulis mereka.

Qian menunda kasus ini selama 10 hari. Kepala prefektur menekannya beberapa kali untuk mempercepat pelaksanaan hukuman, tetapi Qian mengabaikannya. Kebanyakan atasan dan bawahan Qian menuduhnya menunda-nunda kasus.

Akhirnya, Qian pergi menemui kepala prefektur dan berkata ia menunda kasus itu karena ia ingin menemukan gadis pembantu itu, dan ia telah melakukannya.

Kepala prefektur mengesahkan penemuan Qian dan membebaskan ayah dan putra keluarga kaya itu. Keluarga itu menangis dan berterima kasih padanya, tetapi mereka diberi tahu bahwa mereka seharusnya berterima kasih kepada Qian.

Saat tiba di rumah Qian, ia menolak menemui mereka karena ia tidak menginginkan terima kasih dan hadiah mereka. Karena mereka tidak dapat berterima kasih pada Qian, mereka menyumbangkan semua harta mereka ke sebuah kuil lokal.

Kepala prefektur ingin memberikan laporan ke kaisar, dan menghadiahkan serta mengakui kerja Qian. Qian tidak akan mendengarkannya.

“Semua yang saya inginkan adalah resolusi yang adil terhadap kasus itu, jadi orang yang tidak bersalah tidak akan dihukum,” katanya. “Hadiah dan pengakuan bukanlah yang saya inginkan.”

Kepala prefektur merasa tersentuh, dan sangat menghormati Qian.

Tidak lama kemudian, kaisan mendengar tentang integritas dan kemampuan Qian, dan mempromosikannya walaupun itu bertentangan dengan prosedur standar. Qian diberi tanggung jawab untuk merancang dekrit Kerajaan dalam waktu setengah tahun, dan dalam waktu dua tahun ia ditunjuk sebagai wakil perdana menteri.

Chinese version click here
English version click here