Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Parade Falun Gong di Hong Kong Menginspirasi Wisatawan Tiongkok untuk Mundur dari Partai Komunis di Hari Nasionalnya

10 Okt. 2016

(Minghui.org) Pada tanggal 1 Oktober, 67 tahun yang lalu, Partai Komunis Tiongkok menguasai negara. Banyak orang Tionghoa menganggap tanggal ini sebagai hari berkabung nasional.

Sabtu lalu, 1.200 praktisi Falun Gong dari Hong Kong dan wilayah Asia lainnya menggelar unjuk rasa dan pawai menyerukan untuk mengakhiri penganiayaan Falun Gong di Tiongkok.

Beberapa politisi dan tokoh masyarakat berbicara di rapat umum tersebut, mengecam rezim komunis karena kejahatannya dalam penganiayaan, terutama pengambilan organ dari praktisi yang dipenjara demi keuntungan.

Iring-iringan dan rapat umum menarik perhatian dan dukungan bagi 250 juta orang Tionghoa yang telah mengundurkan diri dari keanggotaan mereka di Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya. Masih banyak lagi wisatawan Tiongkok bergabung dengan gerakan, memutuskan untuk mundur dari Partai selama acara.

Spanduk besar di tengah bertulisan (dari atas ke bawah): "Falun Dafa Baik” dan “Bawa Jiang Zemin ke Pengadilan,” Jiang Zemin, sebagai mantan kepala komunis, yang meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999, dan secara pribadi mengarahkannya.

Kan Hung-cheung, juru bicara Himpunan Falun Dafa Hong Kong, menyerukan kepada orang-orang Tionghoa untuk mengenali sifat jahat Partai Komunis. Dia menekankan dalam pidatonya bahwa pembunuh utama penganiayaan, termasuk Jiang Zemin, akan segera dibawa ke pengadilan.

Leung Kwok-Hung, anggota Dewan Legislatif, mengecam penganiayaan Falun Gong yang sudah berjalan 17 tahun. Dia menunjukkan bahwa pengambilan organ yang disetujui negara adalah anti-kemanusiaan dan oleh karena itu Partai Komunis sebenarnya adalah sekte jahat.

Richard Tsoi, mantan wakil ketua Partai Demokrat di Hong Kong, secara gamblang mengulas sejarah Partai Komunis membunuh warganya sendiri. Ia menyerukan pasukan gabungan dari aktivis demokrasi untuk mengakhiri pemerintahan Partai Komunis.

Fung Chi-Wood, mantan anggota Dewan Legislatif dan seorang pendeta dari Gereja Anglikan, memuji semangat Sejati-Baik-Sabar Falun Gong dalam menghadapi penganiayaan brutal. Ia percaya penganiayaan akan gagal, dan si pembunuh akan menemui akibatnya.

Tsang Kin-shing berharap bahwa praktisi Falun Gong segera dapat secara bebas berlatih keyakinan mereka di daratan Tiongkok.

Setelah rapat umum, pawai dari 1.200 peserta dimulai dari North Point Ferry Pier pada jam 14:00, dilanjutkan melalui pusat kota dan berakhir di Kantor Penghubung Pemerintah Pusat Tiongkok empat jam kemudian.

Ribuan wisatawan dan warga setempat menyaksikan pawai Falun Gong.

Spanduk memublikasikan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, yang telah diajukan oleh 200.000 praktisi sejak Mei 2015. Lebih dari 1,8 juta orang dari tujuh negara Asia dan daerah menandatangani petisi untuk mendukung gerakan ini.

Spanduk mengekspos fakta-fakta pengambilan organ yang disetujui negara Tiongkok dan menyerukan diakhirinya kekuasaan Partai Komunis.

Banyak orang Tionghoa mengunjungi Hong Kong untuk liburan panjang akhir pekan melihat pawai Falun Gong dan merasa ngeri oleh kebrutalan penganiayaan. Beberapa memutuskan untuk menarik keanggotaan mereka dari Partai.

Zhang dari Shenzhen, Tiongkok, mengunjungi Hong Kong untuk pertama kalinya. Dia kagum dengan pawai besar. Dia mengabadikan banyak foto dan video untuk teman-temannyadi Tiongkok saat kembali.

"Semua orang harus menikmati kebebasan berkeyakinan," kata Zhang. Dia mengecam pengambilan organ dan berharap melakukan sesuatu untuk menghentikannya. Dia setuju mundur dari Partai Komunis.

Spanduk menyerukan pada orang-orang Tionghoa untuk mundur dari Partai Komunis untuk menentang kekejamannya.

Seorang mahasiswa dari Tiongkok, yang belum pernah mendengar tentang pengambilan organ paksa, terkejut dengan hal itu. "Hal ini sangat menjijikkan dan sangat kejam. Ini adalah anti-kemanusiaan," katanya. "Pengambilan organ harus dihentikan. Bagaimana partai politik bisa memperlakukan rakyatnya sendiri seperti itu? Ini menghalangi martabat orang."

Siswa itu juga mundur dari Partai.