03 April 2012

(Minghui.org) Ketika belajar Fa beberapa hari yang lalu, saya tercerahkan akan sesuatu jadi ingin berbagi dengan rekan-rekan praktisi.

“Hidup adalah sebuah sandiwara!” Ungkapan ini sungguh benar. Setiap orang memainkan satu peran sesuai yang telah diatur untuknya. Jangan salah mengerti. Peran yang kita mainkan bukanlah diri kita yang ‘sesungguhnya.’ Semua peran kita dimainkan dengan cara yang berbeda. Ada yang buruk; ada yang baik; ada yang lembut; ada yang agresif; ada yang egois; ada yang baik; ada yang tidak baik dengan orang; ada yang bekerja dengan baik dengan orang lain, dan lain-lain.

Dalam banyak kali reinkarnasi pernah menjadi orang yang berbeda dengan kepribadian yang berbeda. Semua peran kita telah diatur sebelumnya. Kita hanya memainkannya. Tidak ada yang tanpa alasan. Semua peran itu secara cermat telah diatur. Ketika kita berhasil melihat melalui kebenaran, kita tidak perlu merasa senang atau sedih tentang peran yang kita mainkan dalam perjalanan sejarah, atau menjadi benci ataupun marah tentang bagaimana rekan-rekan praktisi telah berbuat.

Sebelumnya, setelah membaca Kisah Penobatan Menjadi Dewa, saya memahami bahwa Kaisar Zhou adalah orang yang sangat kejam yang telah melakukan banyak dosa. Namun, pada akhirnya, ia diangkat menjadi seorang 'Dewa.' Saya tidak mengerti mengapa ini terjadi. Bukankah dia orang jahat? Bagaimana dia bisa menjadi Dewa? Saya merasa sangat aneh. Tapi sekarang saya mengerti alasannya. Kaisar Zhou hanya seorang aktor dalam perjalanan sejarah. Dia hanya memainkan peran sebagai "orang jahat" dalam kehidupan itu. Tapi ini bukanlah manifestasi sesungguhnya dari dirinya yang asli.

Ketika saya melihat para praktisi mencari ke dalam, saya pun mencoba seperti mereka. Saya menemukan diri ini memiliki banyak keterikatan hati. Sulit bagi saya bahkan untuk menyingkirkan satu keterikatan. Tidak peduli bagaimana berusaha, saya merasa tidak dapat menyingkirkannya. Saya tidak tahu bagaimana melakukannya. Sekarang saya mengerti mengapa saya tidak bisa melakukannya. Hal ini seperti seseorang yang berusaha membersihkan kakinya di lumpur. Ketika ia selesai membersihkan satu kaki, ia menaruhnya lagi dan mulai membersihkan lainnya. Namun, tidak peduli betapa dia membersihkannya, ia tidak pernah bisa membersihkannya karena dirinya terjebak dalam lumpur. Hanya ketika ia keluar dari lumpur baru dapat benar-benar membersihkannya. Demikian juga, hanya ketika kita melangkah keluar dari batasan "peran" kita, kita benar-benar akan mengenali diri kita sendiri. Hanya ketika kita menyingkirkan keterikatan hati, konsep-konsep yang telah terbentuk, dan apa yang disebut kebiasaan berpikir, kita bisa kembali ke jati diri kita yang asli.

Saya baru-baru ini membaca artikel beberapa praktisi di situs web Minghui. Mereka semua berbicara tentang keterikatan kebencian. Saya setuju dengan para praktisi, karena saya juga memiliki keterikatan serupa yang terpendam jauh di dalam. Saya juga melihat keterikatan kebencian para praktisi di sekitar saya. Jika kita keluar dari batasan peran kita, kita akan melihat bahwa setiap orang memainkan peran yang telah diatur sebelumnya untuk mereka. Terlepas dari apakah kita senang atau tidak untuk melihat bagaimana orang biasa atau praktisi menjalani kehidupan mereka, kita dapat bereaksi dengan keterikatan kebencian, atau karena alasan apa pun yang menyebabkan kebencian kita, bukankah ini karena kita terlalu terjerat dalam ilusi ini? Kita terlalu terikat dengan peran kita dan terlalu larut memainkannya. Jika kita tahu, apa pun alasannya, itulah cara orang dengan kepribadian ini atau itu akan menyebabkan ia bertindak dengan cara ini atau itu, maka kita bisa menolerirnya. Perasaan bahwa orang ini adalah orang baik dan orang itu jahat tidak akan ada lagi.

Bagi para kultivator, tidak ada yang terjadi secara kebetulan! Tidak peduli seberapa dekat kita dengan saudara, kolega, atau teman, kita tidak dapat terlalu melekat pada hubungan manusia ini. Sebagai seorang kultivator, orang-orang yang kita temui, hal yang kita temui, kata-kata yang kita ucapkan, dan pikiran kita semua adalah untuk membantu kita berkultivasi. Itu semua bisa menunjukkan keterikatan hati dan pemikiran manusia kita. Kita mungkin bertanya mengapa ada orang memperlakukan kita dengan baik dan kemudian, tiba-tiba mereka memperlakukan kita secara berbeda atau bahkan membuat kita merasa sedih. Ini semua terjadi karena kita memiliki keterikatan yang belum kita singkirkan. Itu sebabnya kita harus menjalani ujian. Tidak peduli apa yang terjadi pada kita, hal itu terjadi karena suatu alasan. Masalahnya, ketika itu terjadi, apakah kita tergerak atau tidak? Kita harus tahu mengapa itu menggerakkan kita. Kemudian kita dapat menggali keterikatan kita. Jika kita melangkah keluar dari situasi dan mengamatinya seperti penonton, maka hati kita tidak akan tergerak, karena kita tidak tahu segalanya. Kita datang ke dunia ini untuk membantu Guru meluruskan Fa. Melakukan tiga hal dengan baik adalah hal yang paling penting bagi kita. Lalu bagaimana kita bisa melompat keluar dari batasan ini? Guru meminta kita untuk belajar Fa dengan sungguh-sungguh.

"Meninggalkan satu sisi jaring terbuka," Guru ingin menyelamatkan semua makhluk hidup tanpa memandang kesalahan mereka di masa lalu. Guru hanya melihat sikap makhluk hidup terhadap Dafa. Beberapa praktisi berpikir itu tidak adil hanya melihat satu pilihan yang mereka buat dalam hidup ini. Saya pribadi tidak berpikir demikian. Peran setiap orang telah diatur sebelumnya. Mereka semua datang demi Dafa dan pelurusan Fa. Semua makhluk hidup telah memainkan peran mereka dari satu kehidupan demi kehidupan. Kebajikan atau karma yang makhluk hidup telah akumulasi dalam perjalanan sejarah telah membentuk mereka menjadi jenis orang sekarang ini. Saat ini, adalah tahap akhir dari permainan dan pilihan terakhir (yang menentukan) yang harus diambil setiap makhluk hidup bagi diri mereka sendiri. Ini adalah pilihan untuk jati diri kita yang asli. Mungkin pilihan itu sendiri tidak terhindarkan.

Ini hanyalah pemahaman pribadi saya. Silakan menunjukkan dengan belas kasih jika ada yang tidak pantas.