Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Surat Kabar Utama Denmark Meliput Kejahatan Pengambilan Organ yang Direstui Negara di Tiongkok

21 Okt. 2016

(Minghui.org) Berlingske, salah satu surat kabar terbesar di Denmark, menerbitkan dua halaman penuh artikel pada 12 Oktober 2016, mengungkapkan pengambilan organ yang direstui negara dari tahanan hati nurani di Tiongkok.

Artikel yang berjudul, "Ketika tahanan politik dibunuh atas pesanan" (nar politiske Fanger bliver dræbt på bestilling) dan "Anggota pemeluk kepercayaan digunakan sebagai simpanan organ" (Medlemmer af religios bevægelse Bruges som organ-lager). Dua artikel yang didasarkan pada wawancara dengan pengacara HAM Kanada David Matas selama perjalanan ke Denmark.


"Anggota pemeluk kepercayaan digunakan sebagai simpanan organ" (Medlemmer af religios bevægelse Bruges som organ-lager), yang diterbitkan oleh Berlingske, sebuah koran Denmark dengan sejarah 260 tahun.


"Ketika tahanan politik dibunuh atas pesanan" (nar politiske Fanger bliver dræbt på bestilling) dipublikasikan di situs web koran.

Penulis artikel, Mikkel Andersson, memperkenalkan secara detail hasil 10-tahun penyelidikan independen pada pengambilan organ paksa oleh David Matas dan mantan diplomat Kanada David Kilgour. Artikel juga menyoroti laporan baru, Bloody Harvest/The Slaughter: An Update, berdasarkan penyelidikan kolaborasi oleh Matas, Kilgour, dan reporter independen Ethan Gutmann.

Artikel pertama fokus pada skala dan bukti pengambilan organ yang direstui negara.

Dalam laporan terbaru, tiga peneliti menyimpulkan bahwa pemerintah Tiongkok melakukan pembunuhan tahanan hati nurani, organ mereka dijual dengan harga tinggi untuk pasien asing maupun Tiongkok.

Waktu Tunggu Singkat yang Luar Biasa

Laporan ini berisi berbagai bukti. Salah satu yang paling mencolok adalah seberapa cepat wisatawan organ dapat menerima transplantasi di Tiongkok.

David Matas mengatakan kepada Mikkel Andersson, "Kami mewawancarai banyak wisatawan organ, yang diberitahu [oleh rumah sakit] bahwa mereka bisa datang kapan pun mereka suka. Ini berarti bahwa tidak ada koordinasi dengan pasien lain."

Andersson menulis, "Waktu tunggu singkat yang luar biasa karena organ memiliki umur simpan yang sangat singkat setelah donor dinyatakan mati otak. Transplantasi biasanya akan membutuhkan penerima menunggu seseorang meninggal dalam kecelakaan atau sebagai akibat dari penyakit, yang tidak dapat di prediksi."

Perbedaan Besar Jumlah

"Sulit untuk mengetahui persis berapa banyak organ yang tersedia dari tahanan mati hati nurani, karena otoritas tidak memublikasikan ini."

Artikel mengatakan bahwa Tiongkok memiliki daftar donor sukarela, namun menurut pihak berwenang Tiongkok, hanya 1.400 donor yang terdaftar pada tahun 2012 dan 2013, sedangkan angka resmi untuk transplantasi di Tiongkok, menurut CNN, adalah 10.000 per tahun.

Matas menunjukkan bahwa perbedaan besar antara angka resmi dan donor berasal dari tahanan hati nurani. Artikel menyebutkan, "Para tahanan dibunuh atas pesanan."

Praktisi Falun Gong Menjadi Bank Simpanan Organ

Artikel kedua berfokus pada kelompok terbesar dari korban - praktisi Falun Gong.

Artikel mengatakan di paragraf pertama, "Di Tiongkok ada praktik yang direstui negara dan sangat luas bahwa ternyata dokter menjadi algojo. Puluhan ribu orang per-tahun dibunuh untuk tujuan transplantasi organ, dan mayoritas berasal dari Falun Gong."

Penulis secara singkat memperkenalkan Falun Gong sebagai latihan meditasi tradisional Tiongkok, yang sangat populer sebelum penganiayaan latihan pada tahun 1999.

Selama penganiayaan, banyak praktisi ditangkap. Banyak tahanan menolak untuk mengungkapkan identitas mereka, karena takut keluarga mereka akan diminta bertanggung jawab oleh pemerintah.

Artikel itu menyatakan, "Ini berarti bahwa pemerintah tidak tahu siapa tahanan itu, keluarga dan teman-teman tidak memiliki kesempatan untuk tahu di mana mereka ditahan.

"Ini berarti bahwa tahanan ini sangat rentan, bahkan oleh standar Tiongkok. Laporan ini menyimpulkan bahwa sejumlah besar dibunuh atas pesanan ketika ada kebutuhan untuk organ transplantasi, baik untuk pasien Tiongkok dan wisatawan organ."

Kejahatan Ilegal di Tingkat Global

Matas mengatakan kepada penulis artikel bahwa banyak penerima organ tidak tahu asal dari organ.

Matas berkata, "Tapi ketika diberitahu, mereka sangat terkejut. Kesan saya bahwa banyak dari mereka yang telah saya ajak bicara tidak akan menerima organ jika mereka tahu ini."

Matas sekarang mengupayakan agar pelaku transplantasi organ ilegal di tingkat global dapat dihukum.

Pada akhir artikel pertama, Matas menunjukkan peran penting Denmark, "Denmark memiliki pengaruh besar dalam masalah Hak Asasi Manusia. Hal penting yang bisa dilakukan pemerintah Denmark dan anggota parlemen adalah terus-menerus dan secara terbuka membahas masalah ini di tingkat tertinggi."