(Minghui.org) Sebelum menjadi praktisi Falun Dafa, saya menjalani kehidupan yang menyedihkan. Keluarga saya tidak memiliki pendapatan tetap dan suami saya yang lumpuh mulai memakai narkoba pada tahun 1994, sekitar waktu ketika putra kami lahir. Saya berjuang untuk mengurus bayi yang baru lahir dan menghadapi permintaan uang tak henti-hentinya dari suami untuk memenuhi kecanduan narkobanya.

Ketika hampir putus harapan pada tahun 1998, saya diperkenalkan dengan Falun Dafa. Zhuan Falun, buku utama Dafa, memberikan jawaban atas banyak pertanyaan saya, membantu saya untuk memahami arti kehidupan yang sebenarnya dan mengapa saya menderita. Jadi, saya memutuskan untuk berlatih Dafa dan mengikuti prinsip-prinsipnya.

Saya tidak mengeluh lagi tentang ketidakadilan kehidupan. Dari membaca Zhuan Falun, saya mengetahui bahwa segalanya mempunyai sebab. Ini berarti saya harus menahan kelakuan suami karena saya berutang padanya dari kehidupan sebelumnya. Saya memutuskan untuk bekerja dengan keras pada semua jenis pekerjaan untuk mendukung keluarga.

Adalah mudah untuk menahan kesulitan di tempat kerja. Namun demikian, terasa sulit ketika suami tidak bisa mengendalikan dirinya karena kecanduan narkoba. Ia memaksa keluarga dan kerabat untuk meminjamkan uang. Ia menyiksa saya siang dan malam serta mengancam saya dengan pisau saat memerlukan uang. Ia bahkan memotong tiga jari saya dan wajah saya cacat akibat serangannya.

Karena berlatih Dafa, saya memahami akar dari semua penderitaan ini. Jadi, saya mengikuti prinsip “Sejati-Baik-Sabar” dan memperlakukan orang lain dengan baik.

Pola Pikiran Praktisi

Setelah rezim Jiang Zemin melancarkan penganiayaan terhadap Dafa pada tahun 1999, saya pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Dafa bersama dengan praktisi lain. Saya ditangkap dan divonis satu tahun kerja paksa. Setelah dibebaskan, saya ditangkap lagi dan divonis lima bulan penjara, di mana saya di cuci otak.

Setelah dibebaskan, saya kembali ke rumah dan menemukan putra saya yang berusia tujuh tahun tinggal bersama ibu mertua saya. Ketika memasuki rumah, saya merasa terkejut. Suami telah menjual segalanya untuk beli narkoba.

Dafa adalah panduan atas masalah yang saya hadapi. Tanggung jawab saya adalah memberitahu orang-orang tentang Falun Dafa dan penganiayaan. Maka dari itu, saya menggunakan penghasilan saya untuk klarifikasi fakta kebenaran.

Ketika suami memukul, mencaci-maki, dan mengancam saya dengan pisau saat membutuhkan uang, saya pergi ke rumah ibu mertua atau rekan praktisi.

Suami akhirnya dirawat di rumah sakit karena kecanduannya yang sudah sangat buruk. Saya masih tetap mengurusinya. Orang-orang bertanya kenapa saya masih menghabiskan uang dan berusaha untuk menyelamatkan ia. Mereka mengatakan biarkan saja ia mati. Orang awam tidak bisa memahami pola pikiran praktisi.

Ketika suami sedang berpikiran jernih, ia sering memberitahu orang-orang bahwa ia menyesal telah memperlakukan saya seperti itu dan saya adalah orang yang sangat baik. Ia meninggal dunia pada tahun 2008.

Setelah suami meninggal, saya membuka hotel kecil. Ini memberi kesempatan kepada saya untuk memberitahu orang-orang tentang Falun Dafa serta bagaimana Dafa membantu saya melewati kesengsaraan besar. Banyak orang mengetahui bahwa Falun Dafa bermanfaat bagi masyarakat dan tidak seperti yang dikatakan oleh media milik rezim komunis.

Saya tidak ragu-ragu untuk memberitahu orang bahwa tanpa bimbingan Dafa, saya tidak akan bertahan hidup dan melaluinya hingga hari ini.