Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Fahui Tiongkok | Menyingkirkan Rasa Takut di Sarang Hitam

19 Nov. 2016 |   Oleh praktisi Falun Gong di Provinsi Heilongjiang, Tiongkok

(Minghui.org) Saya dulu seorang pengecut. Saya juga menderita banyak penyakit dan tidak bisa mengekspresikan diri dengan baik. Saya mulai berlatih Falun Gong pada tahun 1996, yang mengajarkan saya tujuan hidup yang sebenarnya.

Setelah Partai Komunis Tiongkok (PKT) meluncurkan penganiayaan terhadap Falun Gong, saya tidak ragu-ragu memberitahu orang-orang fakta-fakta tentang latihan.

Saya ditangkap dan dijatuhi hukuman 13 tahun penjara pada tahun 2003. Orang-orang yang mengenal saya mengatakan bahwa saya akan menderita dan akhirnya mati di penjara. Para penjaga penjara menyiksa saya, memblokir informasi dari dan ke luar, dan tidak memungkinkan keluarga menghubungi saya. Orang-orang di kampung halaman berpikir bahwa saya sudah mati, dan kantor polisi telah menghapus nomor registrasi rumah tangga saya.

Saya masih hidup, dan bebas. Saya segera berbicara dengan orang-orang tentang Falun Gong. Orang-orang mengatakan bahwa saya telah berubah. Guru yang melindungi dan Falun Gongmengubah saya.

Menyingkirkan Unsur Ketakutan

Saya dipenjara di Bangsal Nomor 8, Penjara Wanita Heilongjiang, yang terkenal karena menyiksa praktisi Falun Gong. Praktisi dipukuli dan digantung jika mereka menolak untuk melakukan kerja paksa.

Setelah menyaksikan kekejaman terhadap praktisi, saya sangat ketakutan. Oleh karena itu, saya melakukan setiap pekerjaan yang ditugaskan penjaga penjara. Saya tidak mengerti mengapa rekan praktisi menolak bekerja.

Para penjaga penjara datang ke bengkel kami dengan beberapa petugas polisi anti huru-hara. Mereka menyeret beberapa rekan praktisi yang menolak untuk melakukan kerja paksa ke sel-sel kecil. Seorang praktisi menghentikan mereka, tapi dipukuli dan juga diseret ke sebuah sel kecil. Ketika banyak praktisi membela rekan-rekan praktisi, para tahanan memukul mereka.

Saya berhenti bekerja dan menyaksikan. Pikiran dan tindakan lurus rekan-rekan praktisi menggerakkan hati dan membangunkan saya. Saya menyadari salah melakukan kerja paksa!

Guru berkata:

"Dalam keadaan apapun jangan bekerja sama dengan permintaan, perintah, atau suruhan kejahatan. Jika anda semuanya berbuat demikian, maka lingkungan sudah tidak begini lagi." ("Pikiran Lurus Pengikut Dafa Memiliki Keampuhan" Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)

Rekan-rekan praktisi menentang kerja paksa, tetapi saya bekerja, yang menempatkan lebih banyak tekanan pada mereka dan berarti saya bekerja sama dengan kejahatan. Saya punya tanggung jawab ketika rekan praktisi dianiaya.

Bagaimana saya bisa mengerti bahwa saya tidak harus bekerja sama? Itu ketakutan, yang menyebabkan saya kehilangan kelurusan. Jika saya terus dikendalikan rasa takut, saya akan segera jatuh dan berubah dari yang baik menjadi jahat.

Guru berkata:

"Keterikatan dan perasaan takut apapun semuanya tidak memungkinkan anda mencapai kesempurnaan, namun perasaan takut apapun itu sendiri justru merupakan rintangan yang membuat anda tidak dapat mencapai kesempurnaan, dan juga merupakan faktor bagi anda sehingga berkhianat dan berpaling ke arah kejahatan." ("Dafa Kukuh Tak Terhancurkan" Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)

Mengingat misi seorang praktisi, saya berkata pada diri sendiri bahwa saya harus melepaskan diri dari ketakutan.

Polisi anti huru-hara datang ke bengkel lagi. Penjaga penjara meminta praktisi datang ke kantor mereka satu per satu. Mereka menyengat praktisi dengan tongkat listrik untuk membuat mereka bekerja. Saya adalah orang terakhir yang dipanggil.

Seorang polisi memegang tongkat listrik dan bertanya apakah saya akan bekerja, namun saya menolak. Dia kemudian menunjukkan tongkat listrik dan ingin tahu apakah saya mengerti untuk apa itu. Saya menunjukkan padanya bahwa saya tidak tergerak oleh ancamannya.

Dia bertanya kedua kalinya, apa saya akan bekerja atau tidak. Sebaliknya, saya mengatakan kepadanya "tidak" dan memintanya untuk melepaskan para praktisi yang ditahan di sel kecil.

Dia menyindir bahwa ia akan menyengat saya dengan tongkat listrik. Dia bertanya sekali lagi apakah saya akan bekerja. Sekali lagi, saya dengan tegas menolak. Dia berhenti, berpikir sejenak, dan memerintahkan saya pergi.

Saya sangat penakut sebelumnya, dan bahkan jika tangan saya tertusuk duri kecil, saya tidak berani menariknya keluar. Hari itu, saya dengan tenang menghadapi tongkat listrik karena Falun Gong memberikan saya pikiran lurus, dan Guru telah menyingkirkan ketakutan saya.

Guru berkata:

"Pikiran lurus yang teguh tak terhancurkan terhadap prinsip kebenaran alam semesta telah membentuk tubuh intan yang kokoh bagaikan batu karang dari pengikut Dafa yang bajik, membuat segenap kejahatan kecut gemetar, cahaya kebenaran yang dipancarkan ke luar membuat unsur pikiran yang tidak lurus dari semua kehidupan tercerai-berai. Seberapa kuat pikiran lurusnya, sebegitu besar pula keampuhannya." ("Selingan Dua-Tiga Patah Kata Pula," Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju II)

Rekan-rekan praktisi merasa mendapat dorongan. Mereka menyatakan tidak akan bekerja. Kami kemudian melanjutkan mogok makan dan menuntut pembebasan praktisi yang ditahan di sel kecil. Mereka segera dibebaskan, dan otoritas penjara setuju bahwa praktisi tidak harus bekerja.

Cuci Otak dan Pemukulan

Para penjaga penjara memutuskan untuk mencuci otak kami. Ketika mereka membaca materi cuci otak, kami melafalkan Fa dan memancarkan pikiran lurus. Para penjaga memerintahkan kami duduk di bangku-bangku kecil, tapi kami menolak.

Suatu pagi, kapten penjaga muncul dengan narapidana memegang batang kayu. Setiap praktisi diseret ke lorong dan dipukuli.

Saya takut bahwa giliran saya berikutnya. Saya terus menghindar dan ingin bersembunyi. Salah seorang praktisi dipukuli dan pingsan. Saya pergi merawatnya. Saya tidak dipukuli dan merasa beruntung. Beberapa praktisi menunjukkan rasa tidak takut dan menolak untuk duduk di bangku-bangku kecil meskipun dipukuli.

Mereka memukul kami sepanjang pagi, tapi tidak ada yang menyerah. Kebanyakan praktisi menunjukkan keberanian, sehingga narapidana menyerah dan pergi.

Saya menangis dan menyalahkan diri jauh di dalam hati. Ketika rekan-rekan praktisi bertanya mengapa saya menangis, saya mengatakan pikiran egois dan pengecut. Saya tidak bisa menoleransi pikiran buruk dan merasa tidak layak disebut seorang praktisi.

"Para Praktisi Menakjubkan"

Saya terus menangis setelah itu. Saya membuat pikiran bahwa saya akan menyingkirkan rasa takut dan berjalan dengan baik di jalur kultivasi saya. Saya menyadari bahwa mencari kenyamanan di tengah ketakutan membuat saya mengendur. Saya harus melakukan latihan dan memancarkan pikiran lurus untuk memurnikan diri.

Saya melakukan latihan dan memancarkan pikiran lurus dari saat itu dengan lebih disiplin. Akibatnya saya dipukuli, diikat, digantung, atau ditahan di sebuah sel kecil. Kapten dan narapidana menyeret saya ke sebuah ruangan di rumah sakit. Lima narapidana dipilih untuk mengawasi saya. Sebuah tim "wanita pemukul" dibentuk oleh belasan narapidana yang memukuli saya setiap hari dan mengklaim bahwa mereka ada di sana untuk membantu saya mengenakan seragam penjara.

Ketika saya memancarkan pikiran lurus pada suatu pagi, mereka menampar, menginjak kaki, dan menendang dada saya sampai tulang rusuk patah. Saya menahan rasa sakit dan memancarkan pikiran lurus. Mereka memukuli saya selama dua atau tiga jam, dan saya terluka namun belum bergeming. Namun, mereka sesak napas dan berkeringat.

Saya berusia 60 tahun pada waktu itu. Saya kurus karena saya sudah mogok makan selama tujuh tahun.

Mereka akhirnya berkata, "Praktisi Falun Gong menakjubkan! Berlatihlah dan kami akan meninggalkan anda sendirian." Sipir datang, sama seperti yang dilakukan kapten. Para tahanan mengatakan bahwa mereka tidak bisa mengendalikan saya. Sipir tidak punya pilihan dan pergi. Kapten mengatakan kepada mereka untuk membiarkan saya melakukan latihan.

Penjaga dan Narapidana Berubah

Saya ingin para tahanan mengetahui fakta kebenaran tentang Falun Gong. Setiap hari saya membacakan Lunyu dan puisi dari Hong Yin. Saya juga berteriak "Falun Dafa baik."

Mereka menyiksa saya, tapi saya terus berteriak karena saya tahu bahwa membaca Lunyu akan melenyapkan kejahatan dengan cepat. Segera mereka berhenti memukul saya.

Ketika saya berteriak, suara saya bisa terdengar di seluruh penjara. narapidana tertentu kadang-kadang akan mengulangi kalimat. Beberapa juga akan berteriak "Falun Dafa baik" ketika mereka dilecehkan.

Waktu yang paling mengerikan dari hari itu adalah di malam hari, ketika penjaga penjara datang untuk memeriksa setiap narapidana. Saya berpikir untuk berteriak "Falun Dafa baik" pada waktu itu yang akan sangat mengurangi kejahatan. Tentu saja, saya dipukuli lebih parah. Namun lebih parah mereka memukuli saya, semakin keras saya berteriak. Suara saya menggema di malam hari. Mereka kemudian meninggalkan saya sendirian.

Seorang penjaga satu malam datang dan berkata, "Falun Dafa baik!" Semua orang tertawa. Sejak saat itu, beberapa penjaga akan mengatakan "Falun Dafa baik" setiap kali mereka melihat saya.

Banyak narapidana mundur dari Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya dan beberapa juga mulai belajar Fa.