(Minghui.org) Saya telah berlatih Falun Dafa selama 17 tahun. Di sekolah, saya adalah siswa yang menonjol, ketua kelas, dan disukai oleh guru dan siswa lainnya. Demikian juga dengan prestasi dan etos kerja yang tekun, telah mendapat respek dari para manajer saya di tempat kerja.

Falun Dafa telah membimbing saya untuk menjadi orang yang lurus. Ketika penganiayaan terhadap Dafa dimulai pada bulan Juli 1999, saya tetap memiliki keyakinan pada pemerintah. Saya berasumsi bahwa mereka tertarik untuk mengetahui fakta sebenarnya dan kata-kata serta tindakan kami akan meyakinkan mereka bahwa Dafa bermanfaat bagi masyarakat dan negara.

Jadi saya berkunjung ke Beijing pada tahun 2000 untuk mengajukan petisi kepada pihak berwenang untuk mempertimbangkan kembali kampanye mereka menentang Dafa. Pihak berwenang menangkap dan menahan saya di Pusat Penahanan Shijiazhuang. Praktisi lain juga ditahan di sana, dan kami memutuskan untuk melancarkan mogok makan untuk memprotes penahanan ilegal kami.

Pada hari ketiga mogok makan, saya digiring ke ruang interogasi, di mana para petugas memukul dan menyiksa saya. Saya terkejut dan sangat kecewa terhadap Partai Komunis Tiongkok (PKT). Kesempatan untuk mengajukan permohonan ditolak, dan saya dipenjara dan dianiaya karena keyakinan saya.

Setelah dianiaya, saya diseret kembali ke sel. Wajah saya sangat bengkak hingga mata hampir terkoyak. Pantat saya dipukuli begitu parah hingga tidak dapat duduk atau berbaring. Malam itu kondisi saya memburuk, dan saya berjuang mengatasi demam tinggi, sakit kepala parah, dan tuli di telinga kanan.

Pihak berwenang mengirim saya kembali ke pusat penahanan di kampung halaman. Saya masih menderita demam tinggi, batuk, melepuh di mulut dan infeksi mata, hidung dan telinga kanan, yang menyebabkan nanah keluar terus-menerus. Tidak bisa menelan makanan apa pun, saya kehilangan berat badan seiring waktu.

Rekan satu sel penjara terkejut melihat kondisi saya dan memohon agar saya berobat. Saya menolak dan mengatakan, “Saya praktisi Dafa. Dafa akan memulihkan saya begitu saya bisa belajar Fa dan berlatih.”

Rekan satu sel dengan ragu menjawab, “Tidak mungkin. Kamu sudah tuli satu telinga dan akan tetap cacat jika tidak berobat.”

Saya mengulangi, “Dafa luar biasa, dan saya akan membuktikan pada kamu segera setelah saya pulang.”

Saya dibebaskan untuk dirawat oleh keluarga, 15 hari kemudian. Berpikir saya akan mati, ibu saya tidak berhenti menangis. Paman dan saudara ipar ingin mengirim saya ke sebuah rumah sakit, namun saya menolak.

Saudara ipar dengan marah berseru, “Kamu hampir meninggal. Apakah kamu ingin mati di rumah?”

“PKT bertanggung jawab atas kondisi saya,” jawab saya. “Falun Dafa akan memulihkan saya sepanjang saya berlatih dan belajar Fa.”

“Kamu bahkan tidak bisa berdiri untuk berlatih,” kata saudara ipar.

Saya menjawab, “Sekarang saya akan berdiri” dan dengan segera saya berdiri di atas kedua kaki saya. Dengan gusar, keluarga menyerah mencoba mengirim saya ke rumah sakit.

Sendirian di kamar, saya bermeditasi dalam posisi setengah lotus selama beberapa waktu hingga demam menghilang. Saya lalu berdiri untuk berlatih. Pada saat perangkat latihan kedua, saya sangat berkeringat dan harus menyender di dinding. Setelah istirahat sejenak, saya lanjut berlatih perangkat ketiga. Saat sampai latihan perangkat keempat, saya sangat kelelahan hingga tidak dapat menekuk lutut tanpa terjatuh.

Meski mengalami kesulitan secara fisik, saya bersikeras untuk berlatih dan merasakan kemajuan pesat pada hari ketiga. Pada akhir minggu, tubuh saya hampir pulih sepenuhnya, dan saya mampu mendengar dari telinga kanan lagi.

Keluarga saya takjub atas pemulihan yang cepat dan kekuatan dari Dafa.

Keajaiban ini menetapkan fondasi bagi ibu saya untuk mulai berlatih Falun Dafa dan ayah dalam menerima fakta tentang penganiayaan Partai Komunis terhadap Dafa.