(Minghui.org) Saya dikirim ke kamp kerja paksa selama dua tahun pada tahun 2001 setelah pergi ke Beijing untuk memohon keadilan bagi Falun Dafa. Saya disiksa di kamp dan dibebaskan pada tahun 2003.

Saya Tenang dan Rasional Menangani Perselingkuhan Suami

Seorang tetangga menelepon setelah saya sampai di rumah. Ia mengatakan bahwa suami saya berselingkuh. Saya tidak percaya itu, jadi ia meminta saya untuk memeriksa sakunya.

Saya teringat kata-kata Guru:

“Baru saja menyelesaikan urusan ini dan pulang ke rumah, sekali duduk di kursi, telepon berbunyi yang memberitahukan: “Istri anda berselingkuh dengan orang lain.” Tentu saja anda tidak akan menjumpai peristiwa seperti ini. Orang biasa tidak akan tahan pada penderitaan ini, akan berpikir: “Buat apa saya hidup, cari seutas tali untuk gantung diri, sudah tidak perlu hidup!”” (Zhuan Falun)

Saya memutuskan untuk melepaskannya.

Seorang wanita menelepon dua hari kemudian pada jam 3:00 pagi dan dengan kasar menyuruh suami saya menjemput ke stasiun kereta api. Suami saya mengatakan bahwa wanita itu telah merawatnya ketika ia sakit.

Ia menelepon lagi beberapa hari kemudian dan menanyakan suami saya. Ia mengutuk saya melalui telepon. Saya tenang karena mengingat kata-kata Guru "... seseorang seharusnya tidak membalas ketika dipukul atau dihina ..." (Zhuan Falun)

Saya berkata, "Saya tidak kenal anda. Anda bisa menunjukkan apa yang saya belum lakukan dengan baik, tapi tolong, jangan pernah mengutuk Falun Dafa."

Beberapa hari kemudian, seorang pria menelepon suami saya beberapa malam berturut-turut dan mengancamnya. Ia adalah suami wanita itu. Suami saya takut dan bertanya apa yang harus ia lakukan.

Saya berkata, "Kamu harus menghadapi kesalahan karena kamu membuatnya. Jika kamu memperbaikinya, kamu masih baik. Saya akan menemani kamu ke pengadilan jika ia mengajukan tuntutan." Suami saya membawa wanita itu ke daerah kami untuk mencarikan pekerjaan. Setelah kami berbicara, ia memintanya untuk pergi.

Saya bersikap baik kepada wanita itu ketika ia datang ke rumah. Ia menemukan sebuah buku Zhuan Falun di rak buku dan bertanya apakah ia bisa meminjamnya. Saya setuju dan memintanya untuk membaca buku dari awal sampai akhir.

Adiknya menemukan ia sedang membaca Zhuan Falun dan mengatakan kepada suami saya. Suami saya marah kepada saya. Dia membawa saya ke rumah sewaan wanita itu dan meminta bukunya kembali, tapi dia mengatakan bahwa dia tidak akan memberikan kembali sampai ia selesai membacanya. Saya sangat bahagia mendengar.

Meskipun wanita ini dan suami saya masih berhubungan, saya tetap tenang dan damai. Akhirnya, ia memutuskan untuk meninggalkan suami saya. Ia mengirimi saya dua surat. Dalam surat pertama ia menulis: "Saya belum pernah bertemu seorang wanita seperti anda. Anda begitu baik dan tenang ketika mengetahui tentang perselingkuhan suami anda. Hanya seorang praktisi Falun Dafa bisa berperilaku seperti itu. Saya sangat menyesal telah menyakiti anda dan keluarga anda dan maaf untuk salah paham saya tentang Falun Dafa." Ia meminta maaf berkali-kali. Ia ingin berteman dengan saya karena ia tahu bahwa saya baik dan dapat diandalkan.

Saya tidak akan bersikap seperti itu jika tidak berlatih Falun Dafa. Saya dulu egois, berpikiran sempit, dan iri hati. Saya akan membalas dendam dengan cara yang ekstrem atau akan bunuh diri. Falun Dafa memperbaiki karakter saya dan memungkinkan saya untuk bertindak dengan tenang dan rasional. Meskipun saya telah diperlakukan tidak adil, saya senang bahwa ia telah memahami kebaikan Falun Dafa. Dia memiliki harapan karena ia mengubah sikapnya terhadap Dafa.

Menolong Penyakit Parah Mantan Adik Ipar

Suami saya menceraikan saya pada tahun 2011 karena ia berselingkuh dengan wanita lain dan memutuskan untuk menikahinya.

Saya kehilangan pekerjaan dan rumah.

Saya membeli tiket kereta api untuk kembali ke kampung halaman di akhir tahun 2011. Kemudian saya mengetahui bahwa adik laki-laki suami saya menderita penyakit fatal. Saya membeli beberapa buah-buahan dan pergi menemuinya. Ketika saya berada di kamp kerja paksa, ia membakar buku-buku Dafa yang dititipkan suami saya kepadanya. Keluarganya menghentikan semua kontak dengan saya.

Ketika saya melihatnya, ia gemetar, bengkak di seluruh tubuh, dan terengah-engah. Ia terkejut, namun sangat tersentuh ketika melihat saya.

Ia berkata, "Saya sakit parah. Saya belum bisa pergi ke toilet selama beberapa hari. Saya menderita gagal ginjal yang disebabkan oleh diabetes. Tak satu pun kerabat saya datang melihat. Dan saudara saya berselingkuh dan menceraikan anda. Namun, anda masih datang melihat saya."

Saya membantunya berbaring dan mengatakan bahwa saya tidak membenci saudaranya karena saya berlatih Falun Dafa dan ia memiliki takdir pertemuan dengan saya. Saya memintanya untuk mengingat, "Falun Dafa baik" dan "Sejati-Baik-Sabar baik" dan mundur dari Partai Komunis Tiongkok dan organisasi afiliasinya. Dia setuju.

Anaknya datang dan membawanya ke rumah sakit untuk cuci darah. Dia mampu pergi ke kamar mandi sebelum kami pergi. Saya kagum dengan perkembangannya.

Ia terus berkata, "Falun Dafa baik" dan "Sejati-Baik-Sabar baik" dengan lantang dalam perjalanan ke rumah sakit di dalam mobil. Saya sangat tersentuh. Ketika kami sedang menunggu di rumah sakit, ia tiba-tiba bertanya apakah dua bait kata ini bisa menyelamatkan hidupnya. "Ya," Saya meyakinkannya.

Saya mengembalikan tiket kereta api. Saya memasak makan siang setiap hari untuknya dan membawa ke rumah sakit. Saya membaca materi Dafa untuknya selama waktu makan siang. Saya membantu merawatnya selama 10 hari. Ia akhirnya setuju untuk menulis sebuah pernyataan menyangkal hal-hal buruk yang telah dia lakukan terhadap Falun Dafa.

Saya kemudian mendengar dari anaknya bahwa ia tidak lagi memerlukan cuci darah dan sebaliknya menggunakan pengobatan Tiongkok.

Saya bahagia. Semua yang saya lakukan untuk mereka tidak sia-sia.

Terima kasih Guru!