(Minghui.org) Salam kepada Guru terhormat. Salam kepada rekan-rekan praktisi.

Saya tidak berencana untuk menulis artikel berbagi pengalaman, tetapi saat belajar Fa, satu kalimat Guru menarik perhatian saya: “Ini adalah menurut penuturan hasil pengalamannya.” (Zhuan Falun) Saya berpikir harus berbagi pengalaman kultivasi saya selama beberapa tahun terakhir ini.

Jalur kultivasi saya lumayan lancar, tidak mengalami ujian atau penderitaan besar, dan terdiri dari hal-hal kecil yang saya tercerahkan secara teratur.

Melepaskan Rasa Takut pada Orang dan Tantangan

Untuk beberapa waktu, saya berkultivasi kesendirian parsial. Kebanyakan saya mengklarifikasi fakta melalui internet dan sedikit berhubungan dengan praktisi kecuali suami saya dan seorang praktisi lansia dari Rusia. Saya merasa sangat nyaman “berkultivasi kesendirian,” namun, seiring waktu, perlahan-lahan timbul keterikatan “rasa takut pada orang.”

Saya berusaha untuk menghindari orang, tidak ingin berhubungan dengan orang, dan merasa berhubungan dengan orang itu merepotkan serta mengganggu kedamaian dan ketenangan saya.

Dua kejadian mengguncang saya keluar dari kondisi ini. Pertama adalah sakit kepala yang cukup lama saat saya mengoperasikan komputer. Saya tidak tahu apa penyebabnya. Saya mencari ke dalam dan berusaha untuk menemukan artikel terkait di Minghui.

Entah bagaimana, suara batin memberitahu saya bahwa paling tidak untuk sementara saya perlu menjauhi komputer, mungkin saya menerima pesan-pesan buruk. Untuk beberapa saat, timbul ilusi yang membuat saya merasa bahwa menyalakan pendingin ruangan di musim panas akan menghilangkan gelajanya. Namun saya berkata pada diri sendiri, “Bagaimana mungkin?”

Guru mengatakan,

“Seorang kultivator tidak dicemaskan oleh panas maupun dingin. Angin juga tidak dapat membuat kalian sakit.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa di Singapura)

Begitu menjauhi pekerjaan utama di komputer, sakit kepala kronis saya hilang sepenuhnya. Saya pikir ada dua alasan. Satu adalah saya perlu lebih banyak mengklarifikasi fakta secara langsung, dan lainnya adalah sesungguhnya menyerap pesan-pesan buruk saat mengklarifikasi fakta di internet. Saya juga kadangkala menonton video manusia biasa, jadi itu adalah alasan lainnya.

Hal lain yang membantu saya adalah beberapa komentar rekan praktisi. Seorang praktisi lansia dengan ramah bertanya pada saya dengan pertanyaan retoris, “Apakah kamu sangat sedikit berinteraksi secara nyata dengan orang?” Hati saya tergerak dengan kata-katanya, tetapi saya berusaha untuk membenarkan keterikatan dan mengatakan, “Kultivator tidak seharusnya takut pada kesendirian, bukan?” Saat terjadi konflik dengan suami, kata-katanya juga menyentuh keterikatan saya. Dia berkata, “Apakah kamu tahu kenapa kamu menghindari orang? Karena itu adalah penolakan rasa takut kamu!” Kembali, keterikatan saya tergerak, dan saya bereaksi, “Kenapa kamu menghakimi saya?”

Ketika menenangkan diri, saya tahu bahwa saya salah dan hanya membela keterikatan. Saya juga teringat saat belajar Fa besar beberapa waktu lalu, seorang praktisi pernah menatap ke arah saya dan mengatakan sesuatu tentang kebutuhan kita untuk pergi keluar mengklarifikasi fakta serta tidak hanya mengerjakan proyek di rumah saja. Dia mengatakannya dengan bersemangat dan terbatuk-batuk setelah itu. Saya berpikir dalam hati pada waktu itu bahwa batuknya mungkin berhubungan dengan beberapa keterikatan pengejaran atau mungkin menghakimi. Namun, saya gagal untuk mencari ke dalam. Guru memberitahu kita bahwa tidak kejadian kebetulan pada seorang kultivator. Ada alasan kenapa saya mendengar komentar itu, dan itu berhubungan dengan saya.

Saya kembali mengerjakan pembuatan bunga lotus kertas. Ketika pertama kali kami mulai mengendarai mobil keliling dan membagikan bunga lotus di lingkungan lain, suami berkata, “Bukankah lebih baik memberikan kepada orang secara langsung?” Saya menjawab bahwa tidak salah dengan menggantungkan bunga lotus pada pintu mobil, itu seperti sedikit kejutan, dan saya sendiri merasa lebih suka ketika orang memberikan sesuatu kepada saya dengan cara ini, dari pada berhadapan langsung dengan saya. Saat mengucapkan kata-kata ini, saya terbatuk. Selama berkultivasi, saya sering perhatikan ketika pikiran saya tidak lurus, atau saya berbicara dengan berketerikatan, saya sedikit terbatuk.

Setelah itu, kultivasi saya berubah sepenuhnya. Suami dan saya (atau kadang-kadang hanya sendirian) pergi ke tempat umum untuk melakukan latihan dan membagikan materi klarifikasi fakta serta bunga lotus secara langsung. Saya merasa lebih percaya diri mendekati orang-orang dan tidak merasa takut lagi terhadap orang-orang, konflik, atau komentar negatif.

Guru mengatakan:

“Berkelana adalah sangat sengsara, berjalan minta sedekah makan di tengah masyarakat, berjumpa dengan berbagai macam orang, ada yang mengejeknya, mencacinya dan memperlakukannya dengan sewenang-wenang, dapat menjumpai segala macam peristiwa.” (Zhuan Falun)

Terlibat dalam Kegiatan Dafa di Luar Adalah Mirip Berkelana di Tengah Masyarakat

Guru mengatur satu toko kelontong besar yang menjual banyak produk dari Rusia buka di dekat pintu masuk kibbutz (pemukiman komunal di Israel). Toko ini buka pada akhir pekan dan hari libur serta menarik banyak orang yang memiliki takdir pertemuan. Saya pergi ke sana untuk melakukan latihan dan membagikan bunga lotus serta pesan klarifikasi fakta yang ditulis tangan saya.

Orang Rusia kadang-kadang tidak terlalu ingin menerima materi ini, tetapi saya berusaha membuka hati lebar-lebar. Bahkan ketika mereka mengatakan tidak, saya bertanya pada mereka, “Mungkin Anda ingin membawanya? Ini bagus,” dan mereka menerimanya. Saya mengingatkan diri sendiri bahwa masalahnya adalah hati. Kadang-kadang, ketika orang menolak untuk menerima bunga lotus, saya akan memberitahu mereka, “Ini adalah hadiah dan punya pesan penting,” dan mereka menerimanya.

Biasanya ada musik yang diputar di pintu masuk toko kelontong itu. Kadangkala, musiknya mengganggu saya, tetapi di lain waktu, saya menemukan bahwa saya melupakan musik itu ketika melakukan latihan. Mungkin Guru membuat saya tidak mendengarnya. Ketika berlatih, saya mengingatkan diri sendiri untuk tiga hal. Pertama tidak pamer dan tidak membuktikan kebenaran diri sendiri saat berada di sana. Kedua membuka hati dan diisi dengan belas kasih, dan ketiga tidak tergerak oleh gangguan, seperti suara musik yang keras, senyuman yang tidak menyenangkan, suara knalpot mobil, atau kondisi cuaca. Saya masih melakukannya.

Guru mengatakan, “Hati merefleksikan belas kasih.” (Falun Gong)

Saya pernah membaca sebuah artikel berbagi pengalaman seorang praktisi yang mengatakan bahwa dia mengklarifikasi fakta dengan tersenyum di wajahnya, sehingga dia banyak tersenyum. Jadi, untuk beberapa waktu, saya berusaha untuk lebih banyak tersenyum kepada orang-orang, tetapi saya merasa seperti seorang aktris yang sedang berakting. Saya kemudian menyadari bahwa belas kasih tidak ada hubungannya dengan ekspresi wajah kita. Itu berhubungan dengan kemurnian hati dan niat kita.

Guru mengatakan,

“Dahulu saya juga pernah mengatakan kepada anda sekalian apa yang dimaksud Shan. Ada yang mengatakan anda memandang seseorang sambil tersenyum, dengan penampilan anda yang sangat ramah, demikianlah Shan. Itu hanyalah semacam kondisi bersahabat yang ditampilkan manusia.”

“Ini adalah belas kasih, dia bukan penampilan yang disengaja, bukan penampilan baik atau buruk manusia atas kesukaan hatinya. Bukan karena anda baik terhadap saya maka saya menampilkan Shan kepada anda.” (Ceramah Fa pada Konferensi Fa Washington DC 2009,” Ceramah di Berbagai Tempat IX)

Sekarang ketika mendekati orang, saya melihat apakah saya masih memiliki perasaan takut ditolak, puas diri, atau mengejar hasil, atau apakah saya terburu-buru ketika berbicara.

Menjadi Orangtua dan Menyesuaikan dengan Masyarakat

Suami saya (rekan praktisi) dan saya telah menikah kira-kira delapan tahun. Ketika kami bertemu, saya berkata padanya bahwa jika dia ingin bersama saya, hubungan kami harus murni dalam konteks seksual. Saya mengatakan padanya bahwa, karena kami berdua adalah praktisi yang sudah dewasa, tidak perlu melakukan hal-hal manusia biasa itu, jikalau kami memutuskan untuk mendapatkan anak. Pada waktu itu, saya merasa jika mempunyai anak akan mengganggu kultivasi pribadi kami berdua dan penyelamatan makhluk hidup. Suami setuju dengan syarat ini dan memutuskan untuk menikah dengan saya, namun banyak ujian dan tantangan terkait masalah ini selama bertahun-tahun. Namun demikian, menjadi tenang untuk beberapa waktu, dan sekarang hubungan kami sebagian besar adalah harmonis dan juga murni dalam hal ini.

Ketika kami pertama kali memutuskan untuk memiliki bayi, saya menggunakan konsep manusia biasa dengan kecocokan astrologi, dan kami berusaha untuk menghindari beberapa bulan yang saya anggap “tidak menguntungkan.” Beberapa tahun berlalu tanpa kehamilan.

Kami beberapa kali bertanya pada Guru apakah kami harus terus mencoba, karena kami ingin mengikuti keadaan secara wajar dan tidak ingin diganggu oleh iblis nafsu birahi. Setiap kali kami mencoba, pertama-tama kami duduk untuk memancarkan pikiran lurus, membersihkan sepenuhnya medan dimensi kami dari emosi, dan memasuki kondisi tenang. Setiap kali kami melakukan demikian. Kami mengingatkan diri sendiri untuk menjaga sesadar mungkin saat bertindak dan tidak terbuai apa pun oleh nafsu birahi atau sensasi fisik. Tidak memasuki alam birahi adalah sangat penting bagi saya, dan, untuk yang paling penting, saya merasa dengan melakukan ini, kami berusaha untuk tidak terjadi gangguan. Saat salah satu dari kami merasa bahwa yang lain ingin “mencoba untuk hamil” saat memiliki pikiran tidak murni atau nafsu, kami akan saling meminta untuk menunggu waktu yang lebih baik.

Ada beberapa tahun ketika kami melepaskan gagasan memiliki anak dan merasa mungkin ini adalah sesuatu yang bukan jalur kami, jadi kami menghindari kontak seksual.

Konferensi Fa terakhir, seorang praktisi berbagi pengalamannya menggunakan bayi tabung untuk hamil. Ketika memikirkannya lagi, saya menyarankan suami bahwa kami harus mencobanya. Dia sama sekali tidak ingin membuktikan kebenaran kehamilan cara ini, dimana dipaksakan pada manusia oleh alien. Saya tidak yakin pada diri sendiri apakah ingin melakukannya.

Kami mengalami konflik, tetapi setelah beberapa hari memikirkannya, saya melepaskan gagasan itu. Saya mengingatkan diri sendiri untuk mengikuti keadaan secara wajar. Satu bulan kemudian, saya bermimpi sedang mengenakan pakaian berumur 5 atau 6 tahun. Satu bulan kemudian, saya hamil. Ketika kami tidak mempunyai pengejaran apa pun atau keinginan yang kuat untuk memiliki bayi, melepaskan konsep “kecocokan astrologi,” dan terjebak pada hal-hal tradisional – maka dengan demikian kami diberi kesempatan untuk menjadi orangtua.

Kedua keluarga kami menekan kami untuk menjaga kesehatan sehingga bayi dapat lahir di rumah sakit. Kami mengabaikan semua itu dengan pikiran lurus yang kuat. Saya berencana untuk lahir di rumah, cara tradisional.

Menyingkirkan Mentalitas Pamer

Untuk sementara, saya perhatikan, di dalam hati, saya sering berbicara tentang diri saya sendiri, tentang apa yang telah saya lakukan, apa yang telah saya sadari, atau apa yang telah saya capai. Saat mengamati pikiran-pikiran ini, saya teringat apa yang Guru katakan:

“… tidak ada lagi sifat hati manusia yang bergaya melaporkan jasa seolah berkata ‘siapa tahu kalau tidak dikatakan.’" (“Dewasa,” Petunjuk Penting Untuk Gigih Maju III)

Sekarang saya berusaha untuk waspada setiap saat ketika membuka mulut untuk berbicara tentang diri sendiri, berusaha untuk mengamati apakah ada jejak mentalitas pamer di dalamnya.

Saya perhatikan ketika praktisi berbagi pemahaman, ada yang berbicara pertama-tama berusaha untuk “menyelesaikan masalah,” membantu rekan praktisi, atau menunjukkan keterikatan, selalu memiliki beberapa jejak mentalitas pamer. Tetapi praktisi yang berbicara terakhir selalu mengatakan yang benar dan sering lebih membantu. Ketika memikir hal itu, saya menyadari itu disebabkan orang yang berbicara terakhir tidak mempunyai keinginan kuat untuk memamerkan diri dan membuktikan kebenaran diri sendiri, sehingga kata-katanya sangat berkekuatan.

Ketika suami saya akan pulang ke rumah dari kantor, saya sering membicarakan tentang diri saya sendiri, tentang hari-hari saya, dan apa yang telah saya lakukan. Saya perhatikan biasanya dia dengan sabar mendengarkan saya. Sekarang, saya berusaha untuk menanyakan bagaimana kabarnya, dari pada banyak membicarakan tentang diri sendiri.

Melepaskan Keterikatan pada Hobi, Keindahan, dan Warna

Selama beberapa tahun, saya sudah membuat bunga lotus dengan manik-manik di atasnya. Saya mendapatkan gagasan untuk menambahkan desain manik-manik pada bunga lotus dari pengamatan karya seni asli Amerika. Awalnya bagus. Saya menciptakan banyak desain yang indah, bunga lotus tampak cukup menarik, dan orang-orang senang menerimanya. Mengerjakan manik-manik kecil membutuhkan banyak kesabaran.

Setelah beberapa saat, Guru mulai menunjukkan kata-kata “hobi,” “warna,” dan “tanpa warna” di Zhuan Falun kepada saya. Saya menyadari mungkin saya harus melepaskan keterikatan pada benda-benda ini, karena membuat pola manik-manik ini sungguh menjadi kesenangan. Kadang-kadang, saya melihat orang membuang pesan klarifikasi fakta di bunga lotus tetapi tetap menyimpan bunganya. Saya teringat Guru mengatakan bahwa kita berada di sini bukan untuk menghibur orang tetapi menyelamatkan mereka.

Saya juga menyadari – pada tingkatan saya – karena makhluk di tingkat tinggi tidak memiliki tubuh, mereka tidak memiliki keterikatan pada bentuk juga. Tidak memiliki tubuh bukan berarti tidak memiliki keinginan pada makanan atau kegiatan fisik apa pun, tetapi juga tidak memiliki keinginan suatu bentuk. Bukankah semua orang senang melihat yang indah-indah, orang yang cantik, atau bentuk yang indah? Jika saya ingin mencapai tingkatan lebih tinggi, bukankah saya harus melepaskan keterikatan pada bentuk itu sendiri? Tentu saja, juga termasuk keterikatan pada desain yang indah, berkilauan dan benda yang cantik.

Guru mengatakan,

“Sedangkan yang berada dalam ruang lain, semua berupa aneka ragam yang elok mempesona, luar biasa indah, luar biasa bagus, apa pun mungkin saja menggoyahkan hati. Sekali hati tergoyah mungkin anda sudah mengalami gangguan, Gong anda tentu sudah campur aduk, acap kali adalah demikian.” (Zhuan Falun)

Sekarang, saya membuat bunga lotus yang sederhana tanpa manik-manik padanya. Mungkin tidak terlihat mempesona dari perspektif manusia, tetapi saya yakin mereka tidak kurang kekuatannya dalam penyelamatan makhluk hidup.

Saya juga berhati-hati ketika tertarik pada keindahan dan apakah saya memberi komentar di dalam hati jika seseorang mengenakan pakaian dengan bagus atau tubuhnya indah. Dalam pemahaman saya, keterikatan pada nafsu di alam pikiran lebih rendah memanifestasikan nafsu pada hubungan fisik dan sentuhan, sedang di alam pikiran lebih tinggi manifestasinya sebagai daya tarik dan keinginan pada bentuknya.

Untuk beberapa waktu, saya perhatikan warna merah mengganggu saya. Tetangga kami memiliki seluncuran plastik berwarna merah cerah untuk anak-anak mereka. Kadang-kadang, saya memindahkannya ke samping jika melakukan latihan gerakan di luar di malam hari, sehingga tidak terganggu oleh warna. Kemudian, suami saya juga berbagi pemahamannya bahwa warna merah cerah agak mengganggu dan meminta saya untuk menyingkirkan alat penyiram berwarna merah cerah. Ketika sedang belajar Fa, kata “merah” menjadi menonjol. Ketika melihat gambar Falun, saya melihat cukup banyak warna merah di dalamnya. Kemudian, Guru menunjukkan kalimat ini:

“Warna Falun ini agak cerah, maka kami gunakan sebagai lambang Falun Dafa.” (Zhuan Falun)

Tiba-tiba, benda berwarna merah cerah seringkali terlihat oleh saya. Seorang tetangga akan meletakkan sofa merah cerah di luar, atau toilet anak berwarna merah cerah.

Saya menyadari bahwa melepaskan keterikatan terhadap warna tidak dilakukan dengan berusaha untuk menghindari melihatnya, tetapi tidak tergerak ketika melihat warna tertentu. Apa pun yang terlihat oleh mata saya tidak seharusnya menggerakkan hati, dan saya tidak seharusnya dengan sengaja mengubah dunia luar atau menghindari sesuatu sehingga tidak tergerak olehnya.

Inilah beberapa hal yang saya sadari pada tingkatan saya. Saya masih memiliki banyak keterikatan untuk disingkirkan. Hati saya kadang-kadang masih tidak damai; saya tidur terlalu banyak, khususnya ketika mengalami gejala karma penyakit; saya masih berjuang terhadap kepentingan pribadi, dan selalu tidak mengultivasikan pembicaraan. Saya masih terikat pada kenyamanan dan kenikmatan manusia biasa, khusus ketika berkenaan dengan makanan; saya masih memiliki perasaan manusia, dan daya tahan saya tidak terlalu besar. Ketika mengalami penderitaan, saya masih tergelincir pada keterikatan menyalahkan dan mengeluh.

Mohon dengan ramah menunjukkan segala sesuatu yang tidak sesuai dengan Fa.