(Minghui.org) Kakak kedua saya baru-baru ini menelepon saya dan mengatakan dia sudah selesai membaca Zhuan Falun, buku utama Falun Dafa. Saya tersentuh. Ketika memikirkan perubahannya yang menakjubkan dalam beberapa tahun terakhir ini, saya sangat bersyukur kepada Guru.

Saya memiliki tiga kakak dan satu abang. Ayah dan kakaksulung saya mulai berlatih Falun Dafa sebelum 20 Juli 1999. Kakak ketiga dan saya mulai berlatih pada tahun 2012. Ibu sudah membaca Zhuan Falun sebanyak sepuluh kali meskipun beliau tidak ikut berlatih. Kakak keduadan abang saya tidak tertarik ikut berlatih.

Kakak tertua kembali berlatih pada tahun 2003 dan memberitahu kepada para kerabat dan teman-teman kami tentang penganiayaan. Kakak ketiga dan saya merasa khawatir atas keselamatan dirinya serta merasa sedih ketika beberapa kerabat mengejeknya. Kakak kedua kadang-kadang menjadi marah karena berpikir bahwa orang akan meremehkan kami karena berlatih Falun Dafa.

Ketika mulai berlatih Falun Dafa, kami menyarankan dia (kakak kedua) untuk mencobanya. Dia berkata, "Tidak, saya lebih suka bermain game di waktu luang." Kami merasa dia tidak punya takdir pertemuan dengan latihan ini dan dia akan baik-baik saja selama tidak melawan Dafa.

Pengenalan

Suatu hari di musim gugur tahun 2013, saya bergegas untuk menyelesaikan pekerjaan. Saya sedang membantu abang memetik kapas dan berencana kembali ke rumah setelah selesai. Ibubersikeras bahwa saya harus membantu kakak kedua, karena ia memiliki banyak pekerjaan pertanian yang harus dilakukan. Saya setuju dan berpikir itu akan menjadi kesempatan yang baik untuk memberitahu keluarganya betapa menakjubkan Falun Dafa itu.

Saya menghabiskan lebih dari sepuluh hari di sana, membantu keluarganya. Saya berbicara tentang Dafa setiap kali ada kesempatan. Istri dari keponakan saya sangat baik. Dia percaya pada prinsip-prinsip moral dan mendengarkan dengan penuh semangat. Dia meminta saya untuk memperlihatkan latihannya, dan saya melakukan perangkat pertama. Dia bertanya pada kakak saya, "Mengapa kamu tidak berlatih?"

Kakak saya menjawab, "Saya percaya pada Falun Dafa, meskipun saya tidak berlatih."

Keponakan saya berkata, "Saya pernah berlatih sebelumnya, tapi saya tidak punya waktu, karena saya harus menjaga bayi saya."

Kesalahpahaman

Ibu mertua saya meminta kami untuk menyewa lahan lebih besardi musim semi berikutnya, dan kami bertani hampir 6,6 hektare. Ibu mertua dan suami saya tidak ingin mempekerjakan orang lain untuk membantu kami, jadi kami harus melakukan semua pekerjaan sendiri. Kami sangat sibuk.

Tahun itu, kami bergabung dengan kelompok belajar Fa di desa tetangga. Kami pergi ke sana untuk belajar Fa di malam hari setelah menyelesaikan pekerjaan. Bilamana punya waktu senggang, kami pergi ke pasar setempat bersama rekan-rekan praktisi untuk memberitahu orang-orang tentang penganiayaan Falun Dafa. Jadi, saya punya sedikit waktu untuk mengunjungi rumah orangtua saya atau membantu pekerjaan ladang kakak kedua saya.

Kakak kedua dan suaminya mengeluh bahwa kakak ketiga dan saya sering pergi ke pasar bukannya datang dan membantu mereka. Suaminya mulai menjelekkan Dafa. Tidak dapat menahan kritikannya, kakak dan saya kadang-kadang bertengkar dengan dia. Dia mulai tidak menyukai kami dan bahkan berusaha menghancurkan hubungan kami dengan kerabat kami. Hubungan kami terus memburuk.

Setiap kali menyebutkan Dafa kepadakerabat kami, dia akan berteriak pada kami. Dia mengganggu upaya kami untuk memberitahu mereka tentang penganiayaan.

Kakak kedua mulai menentang Dafa bahkan lebih kuat daripada yang dilakukan oleh suaminya. Ketika seorang rekan praktisi memberinya beberapa informasi Dafa di pasar, ia berteriak, "Tidak, kami tidak punya waktu untuk membaca ini!" Kami tidak tahu mengapa mereka begitu marah, tapi kami tidak berani berbicara dengan mereka tentang Falun Dafa karena kami takut mereka akan menjadi marah dan mengatakan hal-hal negatif. Situasi sangat tegang selama lebih dari setahun.

Kemarahan Berubah Jadi Dukungan

Keadaan mulai berubah pada musim gugur 2015. Kakak ketiga pergi ke rumah orangtua kami karena dia tidak memiliki lingkungan yang baik untuk belajar Fa di rumah. Dia tinggal di sana selama satu bulan dan membantu abang dan kakak kedua di ladang. Kakak ketiga tetap menjaga hatinya tidak tergerak ketika berhadapan dengan kakak kedua serta suaminya. Dia mengabaikan kemarahan mereka dan membantu mereka. Dia terus menjelaskan kebaikan Dafa dan memberitahu mereka mengapa saya tidak dapat membantu mereka. Kakak ketiga berkata, "Kami tidak melihat situasi dari sudut pandang kamu. Itu adalah kesalahan kami buat kamu marah."

Sikap kakak kedua dan suaminya secara bertahap berubah. Suaminya bahkan memujinya. Ketika salah satu desa menyarankan agar kakak kedua melepaskan keyakinannya pada Falun Dafa, kakak kedua saya berkata tegas, "Saudari saya mendapatkan manfaat dari berlatih Falun Dafa. Semua penyakitnya hilang sekarang. Jika dia berhenti berlatih, dia mungkin jatuh sakit lagi."

Suami saya dan saya juga membantu mereka memanen di ladang, dan mereka merasa senang. Pada musim dingin tahun 2015, kami pergi untuk membantu mereka memetik cabai setelah kami selesai memanen milik kami sendiri. Saya menggunakan ini sebagai kesempatan untuk berbicara tentang penganiayaan. Sikap kakak kedua benar-benar berubah, dan dia mulai mengatakan Dafa adalah menakjubkan.

Suatu hari, saat kami memanen paprika, dia berbagi masalah dengan suaminya kepada saya. Suaminya mengobrol dengan seorang gadis di internet. Gadis itu menyukai lagu-lagu suaminya dan mengatakan ingin memiliki hubungan gelap dengannya. Gadis itu mengatakan tidak akan mengganggu keluarganya. Meskipun suaminya mengatakan bahwa hubungan mereka hanya bisa seperti abang dan adik, suaminya terus menerus berbicara dengan gadis itu.

Kakak saya terluka dan marah serta bertengkar dengannya. Dia mengatakan kepada saya, "Saya akan menceraikannya jika dia pergi untuk menemuinya. Saya tidak bisa memaafkannya."

Saya merasa sedih untuknya dan kami berbicara tentang bagaimana moral masyarakat saat ini merosot ke bawah. Saya bercerita tentang prinsip-prinsip Sejati-Baik-Sabar dan kemerosotan moral adalah alasan untuk masalah yang dihadapinya. Saya menyarankan dia untuk mengingat "Falun Dafa baik" dan "Sejati-Baik-Sabar baik." Saya mengatakan Guru akan melindunginya.

Dia mendengarkan saya dengan saksama dan mengulang dua kalimat itu setiap kali ada waktu. Secara perlahan-lahan, ia berhenti bertengkar dengan suaminya atau marah pada gadis itu. Suaminya melihat perubahannya dan mendengarkan saran saya; saya mengatakan padanya, "Ini bukan karena kakak saya berpikiran sempit. Kamu adalah suaminya. Dia tidak ingin kehilangan kamu. Istri macam apa dia jika dia tidak peduli terhadap kamu?"

Suaminya juga berubah. Dia mulai menawarkan untuk mengantar kami dengan mobilnya setiap kali kami pergi ke pasar untuk meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan. Dia juga menyarankan kami, "Jangan terlalu malam. Hati-hati!"Suatu kali kakak ketiga, dua praktisi lain dan saya berencana untuk pergi ke pasar yang jauh dengan sepeda motor. Saat itu cuaca berangin dan sangat dingin. Kakak kedua menelepon saya dan berkata, "Suami saya dapat mengantar kalian ke pasar. Dia mengatakan cuaca sangat dingin, dan merasa khawatir terhadap kamu."Kakak ketiga dan saya tersentuh dengan kebaikannya.

Percaya pada Falun Dafa

Saya tidak buru-buruuntuk mendorong kakak kedua membaca buku-buku Dafa, karena pengalaman saya sebelumnya mendatangkan hasil tidak memuaskan jika saya terburu-buru melakukan sesuatu.

Kakak kedua memiliki kesadaran yang baik serta sangat percaya pada Guru dan Dafa tak peduli apa yang terjadi. Dia terus menerus melafalkan dua kalimat yang saya beri tahu padanya.

Putri kedua dari kakak ketiga saya agak nakal, dan bibinya, kakak kedua tidak menyukainya. Kakak ketiga dan saya pergi untuk tinggal bersamanya karena suaminya harus pergi ke timur laut Tiongkok. Kakak ketiga membawa putri keduanya.

Kakak kedua tidak membenci keponakannya kali ini namun memasak makanan untuk kami dan berbagi makanan enak cucunya dengan keponakannya dengan tersenyum. Keponakannya berkata, "Bibi saya sudah berubah. Dia jauh lebih ramah sekarang!"

Ibu saya juga melihat dia berubah. Sebelumnya, ketika kamipulang terlambat dari pasar, kakak kedua selalu mengeluh. Kali ini, dia tidak mengeluh, tapi memasak makanan untuk kami sambil merawat cucunya. Ibu berkata, "Kakak kedua kalian telah berubah banyak. Saya mengatakan kepadanya bahwa kalian berdua tidak memperhatikan dirinya dengan pulang sangat terlambat. Dia berkata, 'Mereka melakukan hal-hal baik. Saya tidak apa-apa.'"

Suatu hari, kakak kedua berkata kepada saya, "Saya selesai membaca buku Falun Dafa yang kamu berikankepada suami saya." Saya terpesona dan merasa gembira. Dia berkata, "Bawakan buku utama untuk saya." Saya mengangguk dan diam-diam berterima kasih kepada Guru: kakak kedua saya akhirnya terhubung dengan Dafa.

Saya memberitahu dia untuk terus membaca, bahkan sedikit setiap hari. Saat itu musim semi lagi, dan kami sibuk dengan pekerjaan pertanian. Tapi bagaimanapun sibuknya, dia terus membaca Zhuan Falun. Dia mengatakan semakin membaca, dia semakin menyukai buku itu. Dia berkata dengan tegas, "Jangan khawatir. Tidak ada yang bisa mengganggu saya!"

Meskipun kakak kedua belum berlatih Dafa, saya percaya dia memiliki takdir pertemuan dengan Falun Dafa. Dia sangat percaya pada Dafa.