Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Fahui Tiongkok| Membawa Pesan dari Falun Dafa ke Daerah Pegunungan

9 Des. 2016 |   Disalin dari cerita lisan yang diberikan seorang praktisi Falun Dafa lanjut usia di Tiongkok

(Minghui.org) Salam Guru yang Agung! Salam rekan-rekan praktisi di seluruh dunia!

Saya seorang wanita 76 tahun yang tidak pernah sekolah. Saya ingin menyampaikan ini kepada Guru dan berbagi pengalaman saya berkultivasi Falun Dafa selama 20 tahun terakhir dengan rekan-rekan praktisi.

Kanker Stadium Akhir-Lenyap dalam 20 Hari

Saya menjalani kehidupan yang sulit sebelum berkultivasi. Suami saya telah cacat dan terbaring di tempat tidur selama bertahun-tahun. Saya menderita hepatitis, masalah perut, kolangitis, dan yang paling buruk, kanker payudara stadium akhir. Selama operasi, dokter menemukan bahwa kanker telah menyebar ke dada, perut, tulang rusuk dan lengan. Dia pikir saya tidak akan hidup lama dan dikirim pulang.

Saya tidak bisa mengangkat lengan kanan setelah operasi, tapi masih harus mengurus suami yang terbaring di tempat tidur. Tidak ada anak-anak tinggal di dekat kami. Saya lelah secara fisik dan emosional. Saya berpikir tentang bunuh diri.

Saya tidak akan pernah melupakan 25 Desember 1996, ketika seorang teman memberi saya saran, "Anda harus berlatih Falun Gong [yang juga disebut Falun Dafa]. Hanya Falun Gong dapat menyelamatkan anda." Saya pergi menonton video ceramah Guru Li malam itu. Guru tampak begitu akrab. Saya berpikir bahwa mungkin saya telah bertemu Guru dalam mimpi saya. Saya konsentrasi pada video. Setiap kata menyentuh hati saya. Saya tidak bisa menahan air mata. Saya menyadari bahwa hukum Buddha ini yang saya telah cari! Saya meneteskan air mata terus-menerus selama video diputar malam itu. Saya berpikir untuk berlatih Falun Gong.

Saya pergi ke tempat latihan kelompok pada hari berikutnya. Saya mengatakan kepada penanggung jawab kelompok latihan bahwa saya tidak bisa mengangkat lengan kanan dan mungkin tidak dapat melakukan latihan. Dia memegang lengan kanan saya dengan tangannya dan mengangkatnya perlahan-lahan. Ketika lengan saya sampai kepala, saya mendengar suara. Setelah beberapa detik terasa sakit, saya menyadari bahwa lengan dan tangan saya bisa bergerak! Saya bisa melakukan latihan! Guru menyembuhkan lengan saya yang cacat setelah beberapa menit latihan. Itu ajaib! Saya menangis terharu. Tidak ada kata-kata yang bisa menggambarkan rasa terima kasih saya kepada Guru!

Dalam waktu 20 hari semua penyakit saya lenyap! Tubuh terasa ringan dan bebas dari masalah kesehatan. Saya bertekad untuk mengikuti kata-kata Guru dan mengultivasi diri dengan baik.

Saya membentuk kelompok belajar Fa di rumah saya. Penanggung jawab tempat latihan kami sering datang ke daerah saya untuk memperkenalkan Falun Gong kepada orang-orang. Saya selalu memberitahu orang-orang karena banyak memperoleh manfaat kesehatan dan spiritual dari berlatih Falun Gong. Saya tinggal di sebuah kota kecil di daerah pegunungan. Perjalanan panjang untuk pergi ke desa-desa pegunungan di dekatnya, dan rumah-rumah yang dipisahkan oleh bukit-bukit yang curam. Tapi saya tidak merasa lelah sama sekali. Saya menggunakan pengalaman pribadi untuk memberi kesaksian manfaat dari Falun Gong. Banyak orang tersentuh oleh kisah saya sembuh dari kanker stadium akhir dan memutuskan untuk mulai kultivasi.

Cahaya dalam Malam yang Gelap

Keadaan terbalik setelah 20 Juli 1999. Falun Gong telah difitnah. Guru disalahkan. Praktisi Falun Gong dianiaya dengan kejam. Polisi menggeledah rumah saya dan menyita buku-buku Falun Gong, DVD yang dibeli anak saya untuk memperkenalkan Falun Gong, dan barang pribadi lainnya. Saya menangis berhari-hari.

Rekan-rekan praktisi dan saya dengan berbagai cara menyebarkan informasi untuk menunjukkan pada orang-orang bahwa Falun Gong adalah baik. Kami menempelkan pesan di dinding, batu, dan tiang lampu. Kami juga memasang spanduk kuning yang terbuat dari kertas.

Seorang rekan praktisi pernah membuat tiga spanduk sepanjang lima meter. Kami pergi keluar menggantung itu setelah hujan salju. Kami menemukan tiang-tiang besi besar di seberang jalan. Saya memanjat tiang, tingginya sekitar 10 meter, dan mengikat salah satu ujung spanduk ke tiang. Saya kemudian memanjat tiang lainnya untuk menggantung ujung lain. Huruf warna merah "Falun Dafa Baik" pada spanduk kuning tampak megah dengan latar belakang bersalju. Polisi marah dan mengunjungi setiap rumah untuk menginterogasi orang-orang siapa yang menulis spanduk. Tidak ada yang memberi informasi. Karena tiang dingin, tidak ada polisi yang berani memanjat untuk mengambil spanduk. Spanduk tergantung selama hampir satu bulan.

Lain waktu, tiga rekan praktisi dan saya pergi menggantung 60 spanduk di sepanjang jalan tol. Jalan tol selalu padat lalu lintas dan banyak orang mendapat kesempatan untuk melihat spanduk kita yang indah ketika mereka lewat. Sekelompok polisi dengan sepeda motor melaju di jalan raya ketika kami baru setengah jalan menggantung spanduk. Kami berlari ke ladang jagung. Ada kereta api di sebelah ladang jagung dengan kereta yang diparkir. Kami merangkak di bawah kereta ke sisi lain dari kereta api dan menunggu sampai polisi pergi. Kami kemudian selesai menggantung sisa spanduk.

Materi klarifikasi fakta sangat sedikit pada awalnya di daerah kami. Kami menghargai setiap salinan yang kami terima dari para praktisi di kota terdekat. Kami dengan cermat menghitung jumlah rumah di desa-desa sekitarnya untuk memutuskan tempat terbaik mendistribusikan materi. Jadi kami akhirnya pergi semakin jauh, harus naik mobil ke sana dan mendistribusikan brosur saat kami berjalan pulang. Desa terjauh kami kunjungi harus ditempuh sepanjang malam berjalan kembali. Saya begitu lelah sehingga merasa kaki saya tidak bisa ditekuk. Ketika saya merasa tidak bisa bergerak lagi, saya akan membacakan puisi Guru,

"Sang Maha Sadar tidak takut pada penderitaan

Tekadnya bagaikan dilebur dari intan

Tiada keterikatan pada hidup dan mati

Dengan lapang hati menelusuri jalan pelurusan Fa"

(Pikiran Lurus dan Perbuatan Lurus, Hong Yin II)

Membaca puisi itu membuat saya merasa energik lagi.

Hujan mulai turun dalam perjalanan kembali suatu malam. Suasana gelap gulita. Kami tersesat dan berjalan ke tempat berbatu. Kami terus tersandung setiap beberapa langkah. Kami tidak tahu arah mana yang harus dilalui. Rekan-rekan praktisi dan saya menangis, "Guru, tolong beri kami arah!" Segera setelah kami selesai meminta bantuan, beberapa cahaya tiba-tiba muncul di depan kami. Kami mengikuti cahaya dan menemukan jalan utama lima menit kemudian. Lalu cahaya menghilang. Memandang langit, kami berteriak keras, "Terima kasih Guru!" Air mata dan hujan menetes di wajah kami.

Sorang Petugas Partai Komunis Memperoleh Keberuntungan karena Membantu Praktisi Falun Gong

Saya membeli mesin fotokopi dan pembuat CD untuk tempat produksi materi klarifikasi fakta. Ini memecahkan masalah kekurangan materi di daerah kami dan mengurangi risiko untuk rekan-rekan praktisi dari kota yang menyampaikan materi kepada kami.

Saya memanfaatkan waktu untuk memproduksi materi klarifikasi fakta dan dengan cermat mendistribusikan. Kadang-kadang saya akan membawa materi di bawah pakaian atau menutupi dengan makanan dalam keranjang. Penganiayaan serius pada waktu itu, dan kami dipantau setiap kali pergi keluar. Saya memperlakukan segala sesuatu dengan pola pikir kultivator. Saya akur dengan tetangga dan sering memberi brosur klarifikasi fakta kepada mereka. Semakin banyak orang di sekitar saya mengetahui kisah nyata Falun Gong. Beberapa dari mereka mengatakan ingin belajar latihan di masa depan.

Seorang praktisi lokal ditemukan oleh polisi ketika dia membagikan materi klarifikasi fakta di jalan. Polisi memukulinya di siang hari bolong di jalan sampai ia pingsan. Penduduk desa marah dengan tindakan polisi. Mereka memarahi polisi, "Kalian tak berperasaan! Dia tidak bisa bergerak. Kalian harus buru-buru membawa ke ruang gawat darurat!" Polisi menarik praktisi ke dalam mobil mereka, pergi ke kantor polisi, dan menuangkan air dingin untuk membangunkannya. Rekan praktisi ini dijebloskan ke kamp kerja paksa selama 18 bulan.

Kami mengungkap perilaku jahat polisi tersebut dan mendistribusikan banyak newsletters, bahkan kantor-kantor pemerintah di Kecamatan. Seorang wakil sekretaris Partai Komunis mengetahui fakta tentang Falun Gong dan diam-diam membebaskan puluhan praktisi di penjara kotanya. Beberapa pejabat pemerintah mulai mengingatkan saya tentang perilaku buruk petugas lokal untuk membantu saya tetap aman. Salah satu dari mereka bahkan mengatakan kepada saya, "Sampaikan saja kapan Anda membutuhkan saya." Pejabat ini sangat membantu seperti yang telah dijanjikan. Dia dan keluarganya memperoleh keberuntungan atas perbuatan baiknya.

Guru Memberi Saya Kebijakan

Karena dilecehkan terus-menerus oleh polisi setempat, saya memutuskan untuk pindah ke kota yang sama dengan anak bungsu. Saya tahu itu tidak akan nyaman memproduksi materi klarifikasi fakta jika tinggal di rumah putra saya, jadi saya menyewa sebuah apartemen.

Saya tidak memiliki kontak dengan rekan-rekan praktisi di kota itu. Saya harus menelepon saudara saya, yang juga seorang praktisi Falun Gong di provinsi lain, untuk mendapatkan bantuan membeli peralatan membuat materi. Dia datang membantu saya membeli komputer dan printer, dan sepanjang malam mengajar saya bagaimana untuk menggunakannya. Dia harus kembali bekerja pada hari berikutnya, jadi dia memberitahu saya sebuah halaman instruksi, dan mengatakan, "Adik, kamu akan baik-baik saja jika mengikuti petunjuk ini."

Saya mencoba belajar dari instruksi, tetapi tidak bisa membuat kemajuan. Saya berpikir sambil menangis, "Berapa lama akan dihabiskan oleh seorang wanita tua buta huruf belajar semua ini?" Saya memohon pada Guru dalam tangis, "Guru, Saya terlalu bodoh. Berkatilah saya dengan kebijakan!"

Dengan berkah Guru, saya secara bertahap memahami semuanya setelah beberapa hari. Saya bisa mengunduh materi dari internet dan mencetaknya. Saya naik sepeda roda tiga untuk membeli tinta dan kertas, dan mendistribusikan cetakan saya di daerah pemukiman dan pasar setiap hari.

Saya akhirnya menemukan rekan-rekan praktisi lokal dan bergabung dengan kelompok belajar Fa dan proyek klarifikasi fakta mereka. Karena daerah membutuhkan, saya membeli printer warna. Uang yang biasa saya gunakan membeli obat untuk suami saya, tapi karena dia meninggal saya hanya perlu mengeluarkan uang untuk biaya hidup hemat. Saya menggunakan sisanya untuk proyek klarifikasi fakta. Hidup saya diselamatkan oleh Guru. Semua yang saya miliki untuk Falun Dafa. Tidak peduli berapa banyak saya melakukan sesuatu, itu tidak akan cukup untuk berterima kasih kepada Guru atas penyelamatanNya.

Putra ketiga saya membeli sebuah apartemen besar dan mengundang saya untuk pindah. Saya mengatakan tidak mau, karena saya harus memikul tanggung jawab menawarkan penyelamatan kepada makhluk hidup sebagai praktisi Falun Dafa masa Pelurusan Fa. Putra saya akhirnya mengerti. Dia membeli sebuah apartemen kecil untuk saya. Hidup sendiri, saya bisa mencurahkan seluruh waktu untuk melakukan tiga hal. Saya terus sibuk setiap hari. Kadang-kadang saya merasa tidak mampu menjaga dan harus meminta seorang rekan praktisi untuk membantu mempercepat pekerjaan produksi kami. Tapi tidak peduli seberapa sibuk, saya tidak pernah melewatkan setiap kegiatan klarifikasi fakta kelompok.

Mengekspos Kejahatan Pengambilan Organ Paksa

Setelah kami memahami kejahatan Partai Komunis tentang pengambilan organ paksa dari para praktisi Falun Gong yang masih hidup, kami memutuskan untuk mengekspos kejahatan dengan menempel berita di semua jalan-jalan lokal di malam hari. Delapan rekan praktisi dan saya pergi ke luar dengan sebuah truk listrik. Setelah kami menempelkan poster di dinding halaman besar, kami mendengar suara keras. Ternyata departemen kepolisian. Polisi keluar untuk mengejar kami dengan motor. Kami melaju ke ladang, di mana sepeda motor mereka tidak bisa lewat. Polisi akhirnya menyerah. Kami kembali menempel sampai selesai.

Hari sudah gelap ketika kami kembali. Truk kami terperosok ke lubang di jalan kabupaten dan terbalik. Kami semua terjepit di bawahnya, tapi kepala semua orang secara ajaib di luar. Dua rekan praktisi dan saya mampu merangkak ke luar. Kami membalikkan truk dan membebaskan enam praktisi lainnya. Tak satu pun dari kami terluka atau merasa sakit. Itu karena Guru melindungi kami setiap saat.

Semua baterai truk telah jatuh. Kami meminjam senter dari sebuah rumah di dekatnya dan memasang ulang baterai, tetapi mesin tidak bisa hidup. Itu sudah larut malam. Kami semua kena lumpur dan khawatir jika kembali ke kota seperti ini di siang hari akan terlalu menarik perhatian. Kami memohon Guru untuk membantu kami kembali sebelum fajar. Mesin hidup. Kami berterima kasih kepada Guru sampai menangis.

Meskipun mantel musim dingin kami terendam dan telah menjadi es, tidak satu pun dari kami merasa dingin. Kami sangat senang kembali sebelum 03:30. Kami hampir tidak punya waktu untuk mengganti pakaian sebelum waktu nasional untuk latihan kelompok.

Ratusan Kalender Minghui Habis Dalam Tiga Jam

Kami membuat ratusan kalender meja Minghui dan 500 kalender satu halaman untuk Tahun Baru. Seorang rekan praktisi dan saya pergi keluar untuk mendistribusikannya di pasar. Kami berteriak, "Cepat ambil barangnya! Itu akan memberi anda berkah!" Orang mengelilingi kami untuk mendapatkan kalender. Kami sibuk menyerahkan. Ketika kami melewati satu wilayah, orang akan menyusul kami dan mencoba untuk mendapatkan lebih banyak. Mereka memuji kalender, "Indah!" Pasangan penjual kain menangis, "Falun Dafa hebat!" Semua kalender kami diterima dengan senang hati dalam waktu tiga jam.

Sekelompok polisi bergegas ke pasar setelah mendengar tentang hal itu. Mereka menyambar kalender dari orang-orang dan bertanya, "Siapa yang memberikan kepada kalian?" Semua orang menjawab, "Saya tidak tahu." Rekan praktisi dan saya tidak takut sama sekali. Kami melepas mantel dan topi, dan mencari tempat yang tenang untuk memancarkan pikiran lurus. Ketika menjelang malam, kami mengikuti kerumunan meninggalkan pasar.

Melihat kembali apa yang telah kami lakukan, saya merasa bahwa Guru selalu ada untuk melindungi kami dan memberi dorongan. Saya tahu satu-satunya cara untuk berterima kasih atas karunia Guru adalah berkultivasi dengan gigih dan memenuhi misi saya.

Terima kasih Guru!