Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Lebih dari 700 Pelaku Menghadapi Pembalasan Karma di 2015 atas Partisipasi dalam Penganiayaan Falun Gong

10 Feb. 2016 |   Oleh seorang koresponden Minghui di Tiongkok


(Minghui.org) Seperti kata-kata Barat, “Kamu akan menuai apa yang kamu tabur,” menurut kebudayaan Tradisi Tiongkok, perbuatan baik mendapat balasan yang baik, perbuatan jahat  mendapat ganjaran buruk

Dalam penganiayaan Falun Gong, sepuluh juta praktisi yang tidak bersalah telah dianiaya karena kepercayaan mereka pada Sejati-Baik-Sabar. Tragedi ini termasuk penangkapan, penahanan, hukuman penjara, penyiksaan, pencucian otak, kerja paksa dan lain-lain. Lebih dari 3.900 praktisi telah dikonfirmasi meninggal dunia akibat penyiksaan dalam tahanan polisi, menurut laporan yang diumumkan di Minghui.org.

Banyak pejabat pemerintahan, khususnya di bagian penegakan hukum dan di sistem peradilan  digerakkan oleh “kantor 610” dan Komite Urusan Politik dan Hukum (KUPH) di berbagai level untuk menjalankan penganiayaan yang diinstruksikan oleh mantan Ketua Partai, Jiang Zemin. Ratusan pejabat tumbang dalam kekacauan politik, dikenakan berbagai tuntutan, 709 orang telah didokumentasikan oleh Minghui.org menderita konsekuensi negatif pada tahun 2015.

Insiden seperti itu mulai terjadi tidak lama setelah penganiayaan dimulai pada tahun 1999. Peng Kaifa, Wakil Sekretaris Partai Kabupaten Qiyang di Provinsi Hunan, dulu memberitahukan polisi, “Kamu bisa menganiaya [Praktisi Falun Gong] di luar batas hukum, dan tidak akan diminta pertanggungjawaban atas perbuatan itu.” Tetapi begitu ia berbicara tentang aksi selanjutnya terhadap praktisi dalam pertemuan KUPH di tahun 2001, ia jatuh ke lantai dan kemudian menjadi koma di Rumah Sakit Changsa.

Sayangnya, kasus serupa berlanjut sampai saat ini. Li Shaoju, Kepala Biro Keamanan Umum dan Divisi Keamanan Domestik Kota Pulandian di Provinsi Liaoning, yang terlibat langsung dalam penganiayaan banyak praktisi. Beberapa praktisi sebelumnya telah berusaha membujuk Li Shaoju supaya tidak mengikuti instruksi rezim komunis untuk melukai praktisi, tetapi Li Shaoju mengabaikan mereka. Li Shaoju kemudian mengadakan sebuah pertemuan pada tanggal 9 Februari 2015 untuk mengusulkan sebuah gelombang penangkapan baru. Begitu ia berteriak dan menyerang Falun  Gong, ia jatuh dan meninggal dunia akibat pendarahan otak.

Kematiannya mencemaskan pejabat lain, dua wakilnya tidak ingin menduduki posisi Li Shaoju.

Di bawah ini adalah kasus yang dipercaya akibat dari pembalasan karma, di kelompok dengan kasus yang berkaitan dengan personel dalam berbagai fungsi pemerintahan: