Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Laporan Hak Asasi Manusia Minghui 2015: Hukuman Ilegal dan Pemenjaraan

6 Feb. 2016

(Minghui.org) Penganiayaan Falun Gong di Tiongkok berlanjut di tahun 2015. Setelah terbongkar sistem kerja paksanya (juga dikenal sebagai "pendidikan ulang melalui kerja") pada tahun 2013, rezim telah mengganti dengan menghukum lebih banyak praktisi ke penjara.

Ringkasan

Berdasarkan laporan yang diterbitkan di Minghui.org, 878 praktisi Falun Gong dijatuhi hukuman penjara di Tiongkok pada tahun 2015. Di antara mereka, 252 adalah laki-laki, 536 adalah perempuan, dan jenis kelamin dari 90 tidak diketahui.

Praktisi ini dari 29 provinsi dan kota tingkat provinsi:


Catatan: Dari 878 kasus, 27 tidak memiliki informasi provinsi.

Di antaranya praktisi dihukum, usia 356 orang diketahui. Di antaranya berkisar dari Bian Xiaohui (usia 23 tahun) dan Wang Jiaguo (usia 81 tahun). Berikut adalah distribusi usia:


Lamanya hukuman berkisar dari empat bulan hingga dua belas tahun, dengan jangka rata-rata tiga tahun dan sebelas bulan.


Seluruh proses terdiri dari banyak langkah: penangkapan, interogasi (sering melibatkan penyiksaan), penggeledahan rumah, persidangan, hukuman, banding, dan penjara. Di bawah ini, kami mengikhtisarkan bagaimana praktisi ditahan dan disiksa karena keyakinan mereka, pelanggaran yang dilakukan oleh sistem peradilan, penderitaan para praktisi di penjara, dan bagaimana kita dapat mengakhiri kebrutalan ini.

Bagian I: Ditekan Karena Keyakinan Mereka

Meskipun kontribusi mereka kepada masyarakat dalam berbagai pekerjaan di akademisi, hukum, teknik, bisnis, penegakan hukum, dan sebagainya – praktisi ini ditahan karena keyakinan mereka pada prinsip-prinsip yang diajarkan oleh Falun Gong: "Sejati-Baik-Sabar."

Salah satu contoh adalah Xiong Huifeng, berusia 77 tahun, mantan direktur wakil Institute 835 di Kementerian Perindustrian Kedirgantaraan. Sebagai anggota dewan dari Astronautics Society Tiongkok, ia memainkan peran penting dalam bidang kedirgantaraan Tiongkok. Selain itu, ia mulai memberikan dukungan keuangan pada tahun 1995 untuk membantu anak-anak dalam menyelesaikan pendidikan mereka.

Meskipun demikian, Xiong dijatuhi hukuman 7,5 tahun penjara oleh Pengadilan Nankai di Tianjin pada Desember 2015. Bandingnya belum disidangkan oleh pengadilan yang lebih tinggi.

Zhu Yujun, petugas kejaksaan di Kota Jilin, Provinsi Jilin, dijatuhi hukuman lima tahun dan dipenjara pada Desember.

Cui Huifang, berusia 52 tahun, bekerja di Kamp Kerja Paksa Jiamusi sebelum pensiun pada Januari 2015. Setelah bekerja sebagai polisi selama bertahun-tahun, Cui belajar tentang Falun Gong melalui interaksi dengan praktisi yang ditahan. Keingintahuan menuntunnya untuk membaca buku-buku Falun Gong, di mana ia mengatakan untuk meningkatkan kesehatan mental dan fisiknya.

Cui kemudian ditangkap, ditahan di Pusat Penahanan Jiamusi, dan dihukum dua tahun penjara.

Cui Huifang, mantan polisi, belajar Falun Gong setelah berinteraksi dengan praktisi yang ditahan di kamp kerja paksa di mana ia bekerja.


Cui Huifang, ditahan di Pusat Penahanan Jiamusi.

Penyebab Penangkapan dan Penahanan

Ketika praktisi memberitahu orang lain tentang penganiayaan Falun Gong pada umumnya, mereka kadang-kadang ditangkap dan ditahan.

Penangkapan ini melanggar konstitusi Tiongkok, yang menyatakan,

"Warga Republik Rakyat Tiongkok menikmati kebebasan berbicara, pers, berkumpul, berorganisasi, pawai, dan demonstrasi." (Pasal 35)

"Warga Republik Rakyat Tiongkok menikmati kebebasan beragama." (Pasal 36)

Alasan lain banyak praktisi ditangkap dalam beberapa bulan terakhir adalah pengajuan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin, mantan pemimpin Partai Komunis Tiongkok yang memulai penganiayaan terhadap Falun Gong pada Juli 1999. Hampir 200.000 tuntutan hukum telah diajukan kepada Mahkamah Agung dan Kejaksaan sejak Mei 2015.

Tuntutan hukum diizinkan oleh Pasal 41 dari Konstitusi Tiongkok: "Warga RRT memiliki hak untuk mengkritik dan memberi saran menyangkut lembaga atau organisasi pemerintah apa pun. Warga memiliki hak untuk mengajukan pengaduan kepada badan pemerintah yang terkait atau menuntut atau mengungkap, lembaga negara atau organisasi apa pun atas pelanggaran hukum atau melalaikan tugas."

Meskipun demikian, sejumlah besar praktisi ditangkap sebagai pembalasan karena mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin. Di Kota Chaoyang Provinsi Liaoning saja, lebih dari 30 orang ditahan untuk alasan ini. Cao Qicai, warga Harbin, Provinsi Heilongjiang, ditangkap pada Juli dan dihukum dalam sidang rahasia untuk empat tahun penjara.

Disiksa di Penahanan

Polisi secara rutin menyiksa praktisi selama interogasi untuk mendapatkan informasi rinci, atau memaksa mereka untuk menyerahkan praktisi lainnya.

Sebuah metode penyiksaan umum adalah "kursi besi," yang diterapkan pada Deng Lijuan dan Chen Xiuyun, dua praktisi yang ditangkap pada 4 Agustus karena membagikan brosur tentang Falun Gong dan penganiayaan. Polisi Kota Dunhua melarang mereka tidur dan mengikat ke "kursi besi." Setiap kali mereka menutup mata, petugas menuangkan air dingin, menampar wajah, dan menarik dengan keras rambut mereka.

"Kursi besi" adalah salah satu perangkat penyiksaan yang sering diterapkan untuk praktisi yang ditahan.

Metode lain, yang digunakan oleh polisi Zibo di Provinsi Shandong terhadap praktisi Dai Dongwu, termasuk menutupi kepala korban dengan ember logam berat dan berulang kali memukul ember dengan batang logam. Dai menderita gangguan pendengaran. Petugas juga memukul wajah dan daerah lainnya, melarang dia menggunakan toilet, dan mencekok makan dia dengan air kotor.

Ilustrasi penyiksaan: Menutup kepala korban dengan ember logam dan memukul dengan batang logam untuk membuat kebisingan yang menyiksa.

Bagian II: Sistem Peradilan Digunakan sebagai Alat dalam Kampanye Partai

Dalam kebanyakan persidangan praktisi, vonis telah ditentukan oleh Kantor 610 atau lembaga induknya, Komite Urusan Politik dan Hukum (PLAC). Dibuat oleh pimpinan pusat Partai Komunis pada tahun 1999, Kantor 610 mencapai semua tingkat pemerintahan dan bertugas memberantas Falun Gong.

Ketika Wang Aihua dan lima praktisi lainnya disidangkan pada 28 April oleh Pengadilan Youyang di Kota Chongqing, pengacara mereka menemukan bahwa kasus tersebut tidak diajukan oleh Kejaksaan. Malam itu, Kantor 610 memberikan "surat tambahan." Para pengacara pembela marah dan bertanya, "Apa sebenarnya kantor 610 itu? Apakah ia memiliki otoritas hukum untuk menerima sebuah kasus dan menuntut siapa pun, dan memainkan proses hukum?"

Dalam contoh lain, praktisi Wu Hongwei disidangkan oleh Pengadilan Yuancheng di Provinsi Guangdong pada 27 November, Zhang Zanning, seorang pengacara terkenal dan seorang profesor di Universitas Tenggara, membela dia dan berpendapat, "'Kantor 610 yang diciptakan oleh mantan diktator Tiongkok untuk melaksanakan penganiayaan terhadap Falun Gong adalah sebuah organisasi di luar kerangka hukum yang meliputi sistem peradilan Tiongkok. 'Kantor 610' tidak memiliki dasar hukum dan harusnya telah lama dibubarkan."

Persidangan Rahasia

Karena hukum sering dilewati atau diabaikan untuk kasus-kasus Falun Gong, persidangan sering diadakan secara diam-diam di pusat penahanan bukan di ruang sidang, dan tanpa memberitahu pengacara atau anggota keluarga. Vonis juga tidak diberitahukan kepada anggota keluarga.

Ketika Li Kai dari Kota Qinhuangdao Provinsi Hebei disidangkan pada 7 September dan 21 September, hakim ketua Liu Yong tidak memberitahu anggota keluarganya. Setelah keluarganya mengetahui hukuman 3,5 tahun dan bertanya kepada Hakim Liu tentang persidangan, Liu mengatakan kepada mereka, "Tidak perlu untuk memberitahu anda."

Che Pingping, seorang instruktur dari Institut Pendidikan Jasmani Jilin, ditangkap pada Oktober 2013. Keluarganya dan dua pengacara menghubungi Hakim Li Zhongcheng berkali-kali untuk pertemuan, tapi mereka selalu ditolak. Pada akhirnya, Li bertemu dengan mereka pada 9 November 2015 dan berkata kepada mereka, "Sidang sudah berakhir. Ini adalah hukuman empat tahun [penjara]."

Pengadilan menyidangkan Che Pingping tanpa memberitahu pengacaranya atau anggota keluarga.

Kekerasan di Pengadilan

Dalam kasus di mana pengacara dan anggota keluarga yang hadir, pejabat kadang-kadang mengancam atau bahkan menangkap mereka.

Tiga praktisi Falun Gong, Li Dongxu, Gao Jingqun, dan Yu Ming, disidangkan oleh Pengadilan Shenhe di Provinsi Liaoning pada 22 April 2015. Setelah satu praktisi mengalami gangguan fisik, pejabat mengeluarkan dua pengacara dari sidang dan mencekik salah satu dari mereka hingga tidak sadar.

Setelah pengacara sadar kembali, juru sita berteriak, "Apa yang kami lakukan untuk kamu disebut penegakan hukum!"

Ketika Mo Weiqiu disidangkan di Pengadilan Ninghe Tianjin pada 2 Desember, suaminya Li Guangyuan membela dirinya. Setelah sidang ditutup 30 menit, Li segera ditangkap.

Demikian pula, ketika Li Yaping disidangkan oleh Pengadilan Jin'an di Provinsi Fujian pada 8 September, para pejabat telah mengatur penonton, tetapi menghalangi kerabat Li untuk menghadiri persidangan, dan menangkap beberapa praktisi lain yang hadir, termasuk Dong Shilin yang berusia 88 tahun. Li dijatuhi hukuman 4,5 tahun.

Pengacara Diancam, Banding Diabaikan

Di luar ruang sidang, para pejabat juga menghalangi dan melecehkan pengacara praktisi dengan banyak cara. Misalnya, karena pengacara dari kota-kota lain sering mengaku tidak bersalah, pejabat sering menakut-nakuti terdakwa dan memaksa mereka untuk menyewa pengacara lokal.

Setelah praktisi Xu Yongfan dari Kabupaten Qinglong di Provinsi Hebei ditangkap pada November 2014, anggota keluarganya menyewa pengacara Hak Asasi Manusia yang setuju untuk membela tidak bersalah untuknya. Kantor 610 Qinglong dan pejabat lainnya meminta mereka menggantikannya dengan yang lokal, pengacara yang ditunjuk, menjanjikan hukuman lebih pendek atau masa percobaan sebagai pertukaran.

Setelah keluarga Xu setuju, pejabat dan pengacara yang ditunjuk tidak menindaklanjuti pengaturan. Xu dijatuhi hukuman tujuh tahun penjara.

Bahkan ketika praktisi mengajukan banding atas hukuman mereka, kasus mereka diabaikan, atau sidang kedua digelar buru-buru. Setelah Yan Hong dan delapan praktisi lainnya disidangkan pada  8 Desember, hakim ketua berulang kali mengganggu terdakwa dan tidak memungkinkan mereka untuk membaca pernyataan sikap mereka. Persidangan banding delapan praktisi hanya berlangsung satu jam, dan semua putusan semula dikuatkan.

Bagian III: Mimpi Buruk Berkelanjutan

Setelah praktisi dikirim ke penjara, mereka biasanya pertama ditahan dalam kelompok sementara untuk pendatang baru, di mana penjaga mencoba untuk memaksa mereka meninggalkan keyakinan mereka. Kemudian, mereka dibagi menjadi divisi lain untuk kerja paksa. Untuk praktisi yang teguh, penjaga juga menetapkan narapidana untuk memantau mereka setiap saat.

Petugas penjara sering menutup-nutupi pelanggaran tersebut. Setelah praktisi dibebaskan, banyak mengungkapkan penganiayaan yang mereka alami ke Minghui.org. Misalnya, Meng Xianguang, Chen Xiu, dan praktisi lainnya yang disengat dengan tongkat listrik selama tiga hari pada 20 November 2015. Mereka menderita luka dan memar di seluruh tubuh, dan tidak dapat berjalan atau merawat diri mereka sendiri.

Ilustrasi penyiksaan: disengat dengan tongkat listrik.

Penahanan dan Penyiksaan Berulang

Pada bulan Januari, Wang Jianfu dan dua praktisi lainnya dari Distrik Pinggu di Beijing ditangkap karena menyebarkan kalender yang berisi informasi tentang Falun Gong dan penganiayaan. Wang dijatuhi hukuman 7,5 tahun, sementara dua lainnya masing-masing dihukum dua tahun.

Karena memberitahu orang lain tentang Falun Gong, Wang dijatuhi hukuman delapan tahun penjara pada tahun 2002 dan kemudian dibebaskan pada tahun 2009. Dua praktisi lain juga sebelumnya telah ditahan di kamp kerja paksa dan penjara karena berlatih Falun Gong.

Zhang Hongru, seorang pengembang perangkat lunak, ditangkap pada tahun 2002 dan dibebaskan pada tahun 2011. Namun, ia ditangkap lagi pada bulan Juli dan disidangkan pada bulan November.

Pengembang perangkat lunak Zhang Hongru

Kesedihan Anggota Keluarga

Keluarga praktisi yang ditahan atau dipenjara juga sangat menderita.

Ketika Lu Yunfei dan lima praktisi lainnya disidangkan di Kota Lanzhou, Provinsi Gansu pada Oktober, anggota keluarga mereka menangis saat melihat mereka. Banyak dari mereka tidak melihat para praktisi selama lebih dari satu tahun karena permintaan kunjungan mereka telah terus-menerus ditolak.

Li Ying, seorang guru sekolah dasar di Binhai Kabupaten Tianjin, ditahan selama lebih dari enam bulan sebelum pengadilannya pada 5 November. Selama waktu itu, ayahnya yang berusia 80 tahun meninggal karena stres dan teror. Putrinya juga ditinggalkan.

Bagian IV: Mengakhiri Kekejaman

Penjara hanyalah salah satu dari banyak bentuk penganiayaan yang dihadapi praktisi di Tiongkok. Daftar ini juga termasuk kerja paksa, cuci otak, suntikan paksa obat psikiatri, dan lain-lain.

Meskipun kamp kerja paksa telah ditutup, penindasan selama 16 tahun terhadap Falun Gong masih terus berlanjut. Namun, semakin banyak orang telah mengetahui tentang penganiayaan dan menjadi mendukung praktisi.

Ketika Cui, pensiunan petugas kamp kerja paksa, dihukum karena berlatih Falun Gong, dan banyak penduduk setempat menandatangani petisi untuk mendesak pembebasannya.

Tanda tangan dikumpulkan untuk mendukung Cui Huifang.

Di Tianjin dan Kota Cangzhou, Provinsi Hebei, sekitar 5.000 orang membubuhkan nama mereka dalam mendukung sembilan praktisi yang telah ditahan sejak Agustus 2014.

Gerakan untuk menuntut Jiang Zemin dan 200.000 tuntutan hukum terhadap dirinya di Tiongkok telah mendapat dukungan dari warga di negara-negara lain. Di Korea Selatan sendiri, 380.000 petisi telah ditandatangani yang menyerukan untuk membawa Jiang Zemin ke pengadilan karena memulai dan mengarahkan penganiayaan.

Chinese version click here
English version click here