Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Melihat ke Dalam dan Memikirkan Orang Lain dengan Hati Tulus

11 April 2016 |   Oleh seorang Praktisi Dafa di Provinsi Liaoning, Tiongkok


(Minghui.org) Saya jarang berhubungan dengan rekan praktisi dalam 16 tahun terakhir. Saya bersyukur bisa belajar Fa, mengultivasi hati saya, dan membaca artikel Minghui, sehingga saya bisa berjalan dengan mantap di jalur klarifikasi fakta dan membuktikan Fa.

Akhir-akhir ini, saya menyadari bahwa saya harus terus melihat ke dalam apabila saya ingin bisa berjalan di jalur kultivasi dengan mantap dalam periode pelurusan Fa tahap akhir ini. Baik sedang menjalankan kehidupan sehari-hari, atau sedang berhubungan dengan praktisi lain, saya harus melihat ke dalam sewaktu ada konflik.

Ini adalah satu-satunya cara saya bisa menyingkirkan konsep pikiran manusia dengan cepat dan menyelamatkan orang-orang dengan hati yang belas kasih.

I. Melihat ke Dalam di Tempat Kerja

Saya sering berhubungan dengan orang yang bukan praktisi, dari waktu ke waktu, ini membuat saya lupa untuk melihat ke dalam. Saya akhirnya menyadari bahwa alat ajaib melihat ke dalam untuk membersihkan saya sendiri, berhubungan erat dengan penyelamatan manusia.

Pengalaman Kultivasi dengan Manajer saya

Dafa memberkati saya dengan kearifan dan membuat saya menjadi seorang ahli dalam bidang saya. Musim panas yang lalu, manajer saya meminta saya menyelesaikan suatu masalah. Setelah saya selesaikan, ia menanyakan beberapa pertanyaan yang telah saya pikir dengan cukup matang sebelumnya. Saya menjelaskan kelebihan dan kekurangan idenya.

Setelah kami berdiskusi, ia datang ke saya pada hari berikutnya dan sekali lagi menanyakan hal yang sama. Saya sedikit terganggu dan berpikir: “Kenapa anda menanyakan saya lagi? Kemarin saya telah menjelaskan kepada anda dengan jelas. Sangatlah jelas anda membuang waktu saya.”

Saya menjelaskan setiap hal kepadanya lagi dengan beberapa cara yang berbeda. Saya berbicara dengan tidak sabar dan berpikir ia bodoh.

Saya kemudian mengetahui manajer saya menerima sebuah telepon setelah ia meninggalkan kantor. Ia kelihatannya cemas dan gelisah, ini menarik perhatian saya. Ini membuat saya sadar bahwa saya telah meningkatkan kegelisahannya. Sebenarnya sayalah yang telah mempengaruhi emosinya. Saya gelisah, dan ia adalah cermin saya.

Saya juga berpikir apa yang dikatakan Guru dalam sebuah puisi “Yang benar adalah dia. Yang salah adalah aku.” (“Siapa Benar, Siapa Salah,” dari Hong Yin III)

Mengeluh orang lain bodoh adalah sama dengan menganggap orang tersebut salah dan saya benar. Kenapa manajer saya kelihatan begitu bodoh di depan saya? Ini adalah untuk memperlihatkan pikiran manusia saya.

Sudah waktunya saya memperbesar kapasitas saya. Sayalah orang yang bodoh. Saya terlalu mementingkan prinsip manusia dan fokus pada aspek permukaan siapa yang benar atau siapa yang salah, bukannya memandang sesuatu dari perspektif kultivasi dan meningkatkan diri.

Saya berpikir solusi saya sudah sempurna dan tidak ingin dipertanyakan lagi. Sewaktu manajer saya mengemukakan pendapatnya, saya sudah menjelaskannya dan menganggap ia kemudian harus menerimanya. Saya menyadari bahwa ini adalah refleksi dari keterikatan saya yang tidak bisa dikritik dan memandang rendah orang lain.

Manajer saya datang ke kantor saya dua hari kemudian dan menanyakan pertanyaan yang sama, yang sudah dibahas sebelumnya. Saya kali ini tersenyum dan menjelaskan dari pandangan lain kepadanya dengan sabar.

Akhirnya ia mengungkapkan kekagumannya atas penjelasan saya. Dengan gembira ia berkata, “Oh rupanya begini! Saya tidak membaca instruksi desain dengan hati-hati. Sekarang saya mengerti.”

Sejak itu saya telah menyingkirkan keterikatan memandang rendah manajer saya dan melihat ke dalam sewaktu hati saya tergerak. Saya juga membantunya menyelesaikan masalah di kantor di mana sebelumnya saya menganggapnya “bukan urusan saya.”

Saya telah menjelaskan fakta tentang Falun Gong kepada manajer saya beberapa kali, tetapi ia tidak pernah mengungkapkan posisinya sewaktu saya memintanya mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT), Liga Pemuda dan Perintis Muda. Pada musim gugur yang lalu, saya memberitahukannya lagi tentang penganiayaan Falun Gong dan pentingnya membuat pilihan benar antara yang baik dan yang jahat. Ia akhirnya setuju untuk mundur dari Liga Pemuda dan Perintis Muda.

Pengalaman Kultivasi dengan seorang Mahasiswa yang Baru Tamat

Seorang mahasiswa yang baru tamat tiba di kantor beberapa saat yang lalu. Ia mempunyai keinginan besar untuk belajar hal baru dan sering bertanya kepada saya tentang hal teknis. Sebagian pertanyaannya tidak berkaitan dengan pekerjaan. Kadang-kadang ia meminta saya menyelesaikan masalah bersamanya. Ia sepertinya menganggap saya sebagai guru pribadinya. Saya berpikir ia menyita banyak waktu saya, maka saya tidak sabar terhadapnya.

Ia pernah mengikuti saya sampai ke pintu masuk toilet wanita. Saya memintanya kembali dan menunggu saya di kantor. Setelah saya keluar dari toilet, saya melihat ke dalam dan memperbaiki perasaan saya.

Saya memberitahukan diri saya sendiri untuk berbelas kasih dan berpikiran damai. Saya datang kepadanya dan menanyakan bagaimana saya bisa membantunya. Jawabannya mengejutkan saya. “Sudah ok. Saya baru saja menemukan jawabannya sendiri.” Setelah itu, ia tidak sering lagi bertanya kepada saya.

Saya sering memberitahukannya tentang penganiayaan Falun Gong. Ia sependapat apa yang saya sampaikan dan berkata, “Siapa lagi yang masih percaya Partai Komunis? Sewaktu saya di perguruan tinggi, mereka membujuk saya berkali-kali untuk bergabung dengan PKT, tetapi saya menolaknya.”

Saya melihat ke dalam dan berkultivasi diri sewaktu saya merasa tidak tenang. Rekan kerja saya adalah orang-orang yang mempunyai hubungan takdir dengan saya. Tanggung jawab saya adalah untuk memberitahukan mereka tentang Falun Gong sehingga mereka bisa mempunyai masa depan yang cerah.

II. Melihat ke Dalam Sewaktu Berselisih dengan Rekan Praktisi

Saya mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin pada Mei yang lalu. Sewaktu menulis tuntutan, saya mengingat pengalaman saya 16 tahun yang lalu dan menyadari kekurangan saya.

Setelah membaca artikel Minghui pada suatu hari, saya menjadi sadar bahwa interaksi saya dengan praktisi lain terlalu dipengaruhi oleh emosi saya sendiri. Saya kagum dan menghormati mereka sebagai pahlawan sewaktu tidak berada di sekeliling mereka, tetapi sewaktu berada di dekat mereka, saya tidak suka sikap mereka pada waktu itu.

Saya mengharapkan orang lain menuruti aturan saya. Pikiran manusia saya membuat hambatan bagi praktisi dan menyuntik tubuh kita yang kecil dengan elemen jahat.

Memandang rendah terhadap praktisi lain sewaktu melihat kekurangan mereka adalah sesuatu yang dilakukan oleh kekuatan lama. Kekuatan lama melihat dengan jelas kekurangan kita, tetapi tidak berarti bahwa mereka benar atau sesuai dengan prinsip alam semesta. Mereka tidak bisa menyelaraskan mereka sendiri dengan Fa, maka menjadi hambatan dari pelurusan Fa.

Saya terlalu peduli mengenai kekurangan dari praktisi lain, bukannya berkultivasi sendiri. Bukankah saya membuat hambatan bagi sesama praktisi sewaktu saya harus membantu membentuk satu kesatuan tubuh?

Hubungan takdir antara praktisi sangatlah berharga. Penting sekali berkultivasi bersama dengan sungguh-sungguh, saling berpikir lebih banyak tentang kepentingan masing-masing, saling memahami dengan belas kasih, lihatlah ke dalam sewaktu memandang kekurangan orang lain, dan koreksilah kita sendiri di dalam Dafa.

Terima kasih pada hubungan takdir kita, kita bisa berdiri bersama-sama, bekerja sama satu dengan lain, dan membuktikan Fa. Merupakan tanggung jawab kita untuk berharmonis satu dengan yang lain, membersihkan kita sendiri, dan menjalankan misi kita untuk menyelamatkan manusia.

Saya menyadari bahwa saya harus melakukan apa saja yang saya bisa untuk bekerja sama dengan praktisi lain.

Seorang praktisi ingin belajar sebuah software canggih untuk mengklarifikasi fakta, tetapi ia terlalu sibuk untuk mencari tahu bagaimana menggunakannya. Ia memberitahukan saya hal ini dan ia kelihatan sangat cemas.

Saya sekarang sudah bisa melihat dengan sinar positif. Saya sangat tenang dan mengabaikan kecemasannya. Sebaliknya saya memikirkan bagaimana pentingnya membantu ia menyelesaikan masalah ini.

Saya berpikir bagaimana saya dapat membantunya. Saya memutuskan untuk membantunya menyelesaikan masalah teknik ini.

Saya membeli software tersebut dan materi yang terkait pada hari berikutnya. Saya belajar sendiri di komputer saya. Ini benar-benar sebuah software yang sangat canggih. Kepala saya terasa berat sewaktu saya mempelajarinya pada awal, tetapi saya terus mempelajarinya, menyingkirkan gangguan, dan berhasil mencari tahu bagaimana cara memakainya.

Memakan waktu hampir seminggu untuk memahami dasar pengoperasiannya. Saya menginstal software tersebut pada komputer praktisi itu dan mengajarnya cara pemakaian. Ia sangat terkejut bahwa saya bisa melakukannya dalam waktu yang singkat. Ia gembira dan penuh dengan keyakinan diri.

Kemudian saya menemukan sebuah kursus online yang mudah dipelajari dan berikan kepadanya. Beberapa hari kemudian, ia memberitahukan bahwa ia hanya menghabiskan dua malam untuk belajar kursus ini.

Pada malam kedua ia ketiduran sewaktu belajar. Ia mendengar suara Guru yang berbelas kasih, bergema di telinganya yang mengatakan, “Anda sekarang bisa menggunakannya.”

Sewaktu ia bangun, ia bisa menggunakannya dengan mudah dan menggunakannya untuk proyek klarifikasi fakta. Ini menjadi satu alat yang sangat baik untuk memberitahukan orang-orang tentang Falun Gong.

Terima kasih, Guru! Pengalaman ini mengajarkan saya bahwa Guru hanya peduli pada hati yang ingin bekerja sama dengan orang lain tanpa syarat. Sebenarnya semuanya dilakukan oleh Guru.

III. Tidak Egois dan Berbelas Kasih

Selama 16 tahun terakhir, saya telah melakukan tiga hal dengan teratur setiap hari. Saya menggunakan setiap kesempatan untuk memberitahukan orang-orang tentang Falun Gong secara langsung. Sewaktu istirahat siang, saya menelepon atau mendistribusikan materi di luar. Pada akhir pekan dan hari libur, saya memasang stiker Falun Gong dan mendistribusikan salinan Mingguan Minghui.

Saya melihat ke dalam dan berkultivasi dengan sungguh-sungguh. Dengan perlahan saya memahami dan memahami artinya tidak egois dan berbelas kasih dalam penyelamatan manusia.

Suatu hari pada siang hari sewaktu saya mendistribusikan materi, saya melihat seorang  wanita tua berjalan dengan susah menuju sebuah gedung. Saya merasa belas kasih kepadanya. Sebuah perasaan yang sangat berbeda dengan yang saya rasakan dulu. Sebelumnya, saya tidak berpikir banyak dan hanya mendistribusikan materi kepada siapa saja yang saya temui.

Saya dulu berpikir tidak masalah bagaimana saya menyelamatkan manusia. Kali ini, saya memandang dari sisi wanita tua itu: Setiap orang sedang menunggu Dafa melalui banyak reinkarnasi yang penuh penderitaan. Ia hari ini bertemu dengan saya, seorang praktisi Dafa. Bisa saja ini adalah satu-satunya kesempatannya baginya untuk diselamatkan. Suatu kesempatan yang tidak boleh dilewatkan.

Saya mengejarnya dan menyapanya. Pada pintu masuk lantai satu, sangatlah ribut karena satu pintu apartemen sedang terbuka dan banyak orang di dalamnya sedang bermain mahjong.

Ia kesulitan mendengar, maka saya berbicara kepadanya tentang Falun Gong dengan suara keras. Ia memberitahukan saya bahwa ia telah mempunyai masalah pada kakinya selama 20 tahun. Saya menunjukkan sebuah kartu dengan kata-kata: Falun Dafa Baik. Sejati-Baik-Sabar Baik.

Ia mengangguk. Saya bisa melihat apresiasi dalam matanya. Ia mengambil kartunya dan berulang kali berkata “Terima kasih.”

Orang-orang sedang menunggu Dafa untuk menyelamatkan mereka. Sebagai Praktisi Dafa, kita harus terus membersihkan kita sendiri. Semakin dekat dengan waktu akhir, semakin kita harus melihat ke dalam dan berkultivasi dengan sesungguhnya, sehingga tidak mengecewakan harapan makhluk hidup.

Chinese version click here

English version click here