Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Suami Menuntut Jiang Zemin (Mantan Diktator Tiongkok) Atas Kematian Istrinya pada Hari Penangkapan Istrinya

12 April 2016 |   Oleh koresponden Minghui dari Provinsi Jilin


(Minghui.org) Sepasang suami istri ditangkap satu setengah tahun yang lalu karena tidak mau melepaskan keyakinan mereka pada Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang sedang dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok. Mereka berasal dari Provinsi Heilonjiang, pasangan ini pindah ke Provinsi Jilin.

Fan Liping meninggal dunia di dalam tahanan pada hari penangkapannya. Polisi tidak memberikan laporan otopsi ataupun bukti lainnya untuk mendukung pernyataan mereka bahwa “Liping berusaha melarikan diri dan meloncat hingga meninggal dunia.”

Suaminya, Zhang Ge, telah menjadi tahanan rumah sejak tahun 2014. Pihak berwenang belum memberi laporan resmi tentang penyebab kematian istrinya pada tanggal 16 Oktober 2014.

Zhang Ge meragukan penyebab dari kematian istrinya dan meminta agar dia diberi kompensasi atas kematian istrinya yang mencurigakan.

Saat membalas, kepala polisi berkata, “Falun Gong telah dicap sebagai anti revolusi oleh pemerintah, jadi tidak ada kompensasi kepada kamu.”

Zhang melayangkan tuntutan hukum pada Agustus 2015, menuntut mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin yang melancarkan penganiayaan terhadap Falun Gong dimana mengakibatkan kematian istrinya dan dia masih menjadi tahanan rumah.

Berikut adalah kesaksian Zhang atas penderitaan yang dialami oleh ia dan istrinya sejak penganiayaan dimulai pada tahun 1999.

Kehilangan Pekerjaan dan Pindah ke Jilin

Saya kecanduan pada rokok dan judi, namun melepaskannya pada bulan Mei 1996 setelah berlatih Falun Gong. Istri saya juga ikut berlatih. Dia menjadi orang yang sangat memperhatikan orang lain setelah itu.

Setelah terjadi penganiayaan, istri dan saya pergi ke Beijing pada akhir tahun 2000, berharap untuk memohon keadilan bagi Falun Gong, meminta pemerintah agar menghentikan penganiayaan. Akan tetapi, kami ditangkap dan ditahan secara ilegal.

Kantor polisi setempat memeras 2.000 yuan dari orang tua kami sebagai “deposit” untuk mencegah kami kembali pergi ke Beijing.

Di tempat kerja kami, Biro Penerbangan Sipil Kota Harbin, Provinsi Heilongjiang, berencana mengirim kami ke pusat pencucian otak pada akhir tahun 2001. Kami tidak punya pilihan kecuali meninggalkan rumah dan segalanya untuk menghindari penganiayaan lebih lanjut. Saya dan istri lalu dipecat dari pekerjaan.

Setelah kehilangan sumber pendapatan, kami pindah ke Changchun, Provinsi Jilin, dimana saya mencari nafkah dengan menjadi sopir taksi.

Kami kembali ke Harbin pada musim panas 2014 untuk memperbaharui kartu identitas kami. Kami tidak bisa mencari pekerjaan tetap tanpa kartu identitas. Departemen kepolisian setempat menolak untuk menerbitkan kartu identitas baru karena kami adalah praktisi Falun Gong.

Ditipu Oleh Polisi dan Ditangkap

Petugas dari Kantor Departemen Kepolisian Kota Changchun yang bertanggung jawab di bagian taksi menelepon saya pada tanggal 15 Oktober 2014 dan mengatakan bahwa salah satu pelanggan meninggalkan sesuatu di mobil saya. Mereka meminta saya pergi ke sana untuk memastikan.

Tiga petugas berpakaian bebas memborgol saya begitu saya memasuki kantor taksi. Mereka mengambil kunci dan telepon seluler saya, mendorong saya masuk ke dalam mobil putih, dan membawa saya ke apartemen saya.

Enam petugas lainnya sudah berada di luar apartemen ketika kami tiba. Mereka membuka pintu dengan kunci saya, menangkap istri saya, serta membawa barang-barang pribadi kami.

Setelah membawa kami ke Kantor Polisi Lokal Distrik Chengxi, mereka menginterogasi kami hingga larut malam. Mereka membawa pergi istri saya terlebih dahulu, dan menahan saya di Pusat Penahanan Weizi.

Terkejut Mengetahui Kematian Istri

Pada sekitar pukul 19.00 pada tanggal 16 Oktober 2014, dua petugas memborgol tangan saya ke belakang punggung sambil mendorong saya masuk ke ruang interogasi. Mereka menanyai saya dari mana saya mendapatkan uang untuk mencetak materi Falun Gong, serta mengancam akan melukai putri kami jika saya tidak mau menjawab.

Selama interogasi, seorang petugas memberitahu saya bahwa istri saya telah meninggal dunia saat mencoba melarikan diri dari kendaraan polisi. Saya minta agar dapat melihat jasadnya. Permintaan saya ditolak, begitu juga permintaan untuk menemui keluarga saya.

Mereka memindahkan saya ke Pusat Penahanan Kedua Kota Changchun.

Kepala Divisi Keamanan Domestik Changchun bersama tiga petugas polisi menginterogasi saya lagi pada Desember 2014. Mereka menekan saya agar cepat melakukan kremasi jasad istri saya. Saya menolak karena tidak bisa mengkremasi jasadnya tanpa mengetahui bagaimana kematiannya.

Kini Dibawah Tahanan Rumah

Saya dipindahkan ke Pusat Penegakan Hukum Changchun (sebuah fasilitas pencucian otak) pada tanggal 8 Mei 2015 dan dibebaskan satu bulan kemudian. Kini saya dibawah status tahanan rumah. Tim investigasi kepolisian belum memberikan bukti apa pun yang menunjukkan bagaimana kematian istri saya.

Saya telah ditahan berulang kali dan kehilangan istri serta kebebasan, semua karena saya menolak untuk melepaskan keyakinan pada Falun Gong.

Pelaku kejahatan utama, Jiang Zemin, harus ditahan secara hukum dan bertanggung jawab atas semua pemenjaraan, penyiksaan brutal, dan kematian para praktisi Falun Gong.

Latar Belakang

Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok, mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan penindasan berdarah terhadap Falun Gong.

Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun Gong  selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.

Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga   keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999. Organisasi tersebut   berada di atas kepolisian dan sistem yudisial dalam melaksanakan perintah Jiang Zemin terkait Falun Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.

Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penggugat dalam kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak tersebut untuk mengajukan gugatan pidana terhadap mantan diktator itu.

Laporan terkait: Ms. Fan Liping Dies One Day Following Her Arrest

Chinese version click here

English version click here