Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Disetrum dengan Tongkat Listrik, Mantan Karyawan Pemerintah Gugat Jiang Zemin (Mantan Pemimpin Tiongkok) karena Menyiksa dan Menghancurkan Keluarganya

19 April 2016 |   Oleh koresponden Minghui dari Provinsi Liaoning, Tiongkok


(Minghui.org) "Seorang sipir memerintahkan empat pecandu narkoba untuk menelanjangi dan menekannya di lantai, sebelum ia menyetrum saya dengan tongkat listrik bertegangan 100.000 volt. Dengan hati-hati ia menyetrum bagian sensitif saya dari kepala, mata, mulut, leher, ketiak, dada, pusar, perut bagian bawah, penis, bagian tengah telapak kaki, punggung dan anus.

"Sipir datang kembali untuk ronde berikut penyiksaan setelah ia selesai dengan yang sebelumnya. Penyiksaan berlangsung 20 menit. Setiap menitnya terasa seperti seabad. Rasa sakit itu sangat menyiksa, dan saya hampir pingsan."

Di atas adalah kutipan dari tuntutan pidana Wang Changlong yang ditujukan terhadap mantan diktator Tiongkok Jiang Zemin, penggagas penganiayaan terhadap Falun Gong pada tahun 1999.

Mantan pegawai pemerintah dari Kantor Kotapraja Gushan, Kota Donggang, Provinsi Liaoning kehilangan pekerjaannya dan dihukum tiga tahun kerja paksa pada 2002 karena menolak meninggalkan keyakinannya pada Falun Gong.

Selama penahanannya di Kamp Kerja Paksa Benxi, Wang berulang kali disiksa dan dipaksa bekerja untuk jangka waktu yang lama tanpa dibayar.

Beberapa bulan sebelum ia dikirim ke kamp kerja paksa, istri menceraikannya, tidak mampu menanggung tekanan. Putri mereka baru berumur dua tahun pada waktu itu.

Laki-laki berusia 43 tahun tersebut meminta pertanggungjawaban Jiang Zemin atas penyiksaan, kerja paksa, dan keluarganya yang berantakan. Dia mengajukan tuntutan pidana ke Mahkamah Agung Rakyat dan Kejaksaan Agung Rakyat pada 10 Juni 2015.

Ditahan dan Disiksa Dengan Tongkat Listrik

Wang menderita berbagai macam penyakit yang menyebabkan dia pingsan dari waktu ke waktu. Kesehatannya pulih setelah ia mulai berlatih Falun Gong tahun 1998. Tahun 2001, ia mendapat penghargaan sebagai karyawan teladan Kota Dandong.

Namun, setelah penganiayaan Falun Gong dimulai tahun 1999, ia berulang kali ditangkap dan ditahan.

Wang dan beberapa praktisi lainnya pergi ke Beijing untuk memprotes penganiayaan terhadap Falun Gong pada 22 Juli 1999, dan ditangkap setengah bulan kemudian. Dia ditahan di Pusat Penahanan Kota Donggang selama 15 hari dan dipaksa membayar 200 yuan.

Wang dikirim ke pusat cuci otak Kota Donggang September 2001. Ada 10 praktisi di sana, yang dipaksa menonton video propaganda yang memfitnah Falun Gong. Mereka diawasi ketat. Wang menderita tekanan mental dan pingsannya kambuh selama beberapa hari. Dia kemudian dibebaskan.

Wang pergi lagi ke Beijing pada 10 November 2001 dan mengangkat spanduk bertuliskan "Sejati-Baik-Sabar" di Lapangan Tiananmen. Dia ditangkap dan ditahan di kurungan Pos Polisi Tiananmen selama satu hari. Beberapa hari kemudian, ia dikirim ke Pusat Penahanan Kota Donggang.

Wang dihukum tiga tahun kerja paksa pada Januari 2002 tanpa sidang publik. Dia ditahan di Kamp Kerja Paksa Dandong, kemudian dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Benxi.

Di Kamp Kerja Paksa Benxi, Wang disiksa secara brutal dan disetrum dengan tongkat listrik beberapa kali.

Pada musim gugur tahun 2002, Wang ketahuan melakukan latihan Falun Gong di malam hari. Sipir Hu Daming menyetrumnya dengan tongkat listrik 100.000 volt di kepala, mata, mulut, leher, bahu, dada, dan punggungnya.

Hu Daming menyetrum mulut Wang selama lebih dari satu menit. Ditempelkan langsung di bibir Wang, siksaan tongkat listrik ini segera menyebabkan luka lepuh besar. Korban tidak bisa makan atau minum setelah penyiksaan.

Seorang narapidana melihatnya dan berkata, "Saya pernah dipenjara dan berada di kamp kerja paksa. Ini pertama kalinya saya melihat tongkat listrik yang ditempelkan pada bibir. Sangat keji!"

Kerja Berat di Kamp Kerja Paksa

Ketika pertama kali Wang dikirim ke Kamp Kerja Paksa Dandong, seorang narapidana memaksanya mencuci seragam para sipir.

Dia tidak mampu melakukan latihan Falun Gong atau belajar Fa, dan pingsannya kambuh. Setelah mencuci seragam, ia pingsan dan tidak sadarkan diri selama lebih dari satu jam. Dia pingsan beberapa kali di kamp kerja paksa.

Wang dipaksa membuat karung plastik pada mesin rajut. Ia sering dipaksa bekerja sepanjang malam. Bau dan suara mesin sering membuatnya pusing dan mual. Wang melakukannya selama  sebulan penuh.

Setelah shift malam, ia langsung bekerja shift siang. Setiap hari, setiap praktisi harus menyelesaikan 700 sampai 1.000 karung, yang akan memakan waktu 12 sampai 13 jam untuk menyelesaikannya. Beberapa ada yang tidak sanggup menyelesaikan hingga tengah malam.

Suatu kali, Wang dan praktisi lain dari Dandong ditugaskan untuk shift malam tepat setelah shift siang hari mereka berakhir, mereka bekerja selama 24 jam penuh.

Praktisi lain, Wang Jinhai, harus bekerja sepanjang malam sebelum dia dibebaskan hari berikutnya.

Musim semi tahun 2003, mereka dipaksa untuk memindahkan batu di jalan bebas hambatan. Dua orang membentuk satu regu untuk membawa 23 sampai 27 kg batu dalam keranjang sepanjang 100 meter dari satu sisi jalan bebas hambatan ke sisi yang lain.

Mereka harus membawa 100 keranjang dalam sehari. Mereka tidak kembali ke perkemahan, sampai pukul 19:00 atau 20:00 setiap harinya dan melakukan tugas yang sama selama beberapa hari berturut-turut. Mereka semua mengalami luka lepuh di tangan.

Awal musim panas tahun 2003, mereka dibawa ke sebuah situs konstruksi untuk mengangkut batangan baja tebal. Setiap batang beratnya hampir 40 kg. Dua orang membentuk satu regu. Praktisi muda harus membawa dua batang sekaligus. Praktisi lansia membawa satu.

Mereka harus membawa batang sepanjang 300 meter melintasi jembatan licin ke undakan. Mereka bekerja tanpa istirahat. Saat menaiki jembatan, Wang jatuh dan tangannya terluka, banyak mengeluarkan darah.

Musim panas 2003, Wang dan praktisi lainnya dikirim untuk mengais sampah di depan kantor pemerintah Donggang. Sampah diangkut dari Jepang. Mereka harus memilih besi, baja, tembaga, dan aluminium, serta kabel listrik dan plastik. Di bawah terik matahari, Wang harus mengangkut beban yang sangat berat sendirian.

Wang dipindahkan ke Kamp Kerja Paksa Benxi pada 31 Agustus 2003. Hari kedua, beberapa tahanan yang telah dipaksa melepaskan Falun Gong datang untuk "mengubah" praktisi lain pada siang hari. Malam hari, mereka memaksa praktisi untuk menonton video propaganda anti-Falun Gong. Ini berlangsung selama hampir satu bulan.

Semua praktisi yang melakukan kerja berat di kamp-kamp kerja paksa tidak menerima kompensasi.

Latar Belakang

Tahun 1999, Jiang Zemin, sebagai ketua Partai Komunis Tiongkok, mengesampingkan pendapat anggota Komite Politbiro lain dan melancarkan penindasan berdarah terhadap Falun Gong.

Penganiayaan telah menyebabkan kematian banyak praktisi Falun Gong selama 16 tahun terakhir. Banyak yang telah disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya. Jiang Zemin secara langsung bertanggung jawab atas awal dan kelanjutan dari penganiayaan keji ini.

Di bawah arahan pribadinya, Partai Komunis Tiongkok mendirikan sebuah organisasi keamanan di luar kerangka hukum, "Kantor 610," pada 10 Juni 1999. Lembaga ini berada di atas kepolisian dan sistem peradilan dalam melaksanakan perintah Jiang Zemin terkait Falun Gong: untuk mencemarkan reputasi Falun Gong, bangkrutkan sumber keuangan mereka, dan menghancurkan mereka secara fisik.

Hukum Tiongkok memungkinkan warga negara untuk menjadi penggugat dalam kasus pidana, dan sekarang banyak praktisi menggunakan hak hukum mereka untuk mengajukan tuntutan pidana terhadap mantan diktator.

Chinese version click here

English version click here