(Minghui.org) Konferensi Berbagi Pengalaman Kultivasi Falun Dafa Amerika Serikat Bagian Tenggara diselenggarakan di Alpharetta, Georgia, dekat dengan Atlanta, pada tanggal 9 April 2016. Praktisi dari Georgia, Tennessee, dan Mississippi menghadiri konferensi, dan sebanyak 16 praktisi membacakan pengalaman mereka.

Para peserta konferensi Falun Dafa berfoto bersama
Para peserta konferensi Falun Dafa berfoto bersama

Para praktisi berbagi pengalaman di konferensi Falun Dafa

Para praktisi berbagi pengalaman di konferensi Falun Dafa

Para praktisi berbagi pengalaman di konferensi Falun Dafa

Praktisi Muda Barat

Seorang praktisi muda Barat yang baru berlatih setahun yang lalu, mengatakan bahwa ia benar-benar merasakan betapa indahnya berkultivasi. Ia menemukan Falun Dafa di internet ketika sedang mencari informasi tentang workshop Tai Chi. Kata-kata “Sejati-Baik-Sabar” segera bergema di hatinya.

Ia menyelesaikan membaca Zhuan Falun dalam empat hari dan memutuskan untuk memulai perjalanan kultivasi. Saat menghadapi berbagai macam kesulitan dalam kehidupannya, ia menemukan bahwa buku itu memberi bimbingan dan standar yang membantunya dalam menghadapi penderitaan. Ia menyadari perlu belajar Fa dengan baik agar tetap berada di jalur kultivasi.

Ia meluruskan hatinya dan merasakan Guru memurnikan tubuhnya, serta membantu ia menghapus karma pikiran yang kuat. Sekarang ia sering pergi ke kampus-kampus untuk membicarakan tentang Falun Gong, dan membantu mempromosikan Shen Yun Performing Arts.

Menangani Konflik

Seorang praktisi Tionghoa mengatakan bahwa ia tidak pernah bertengkar dengan praktisi lain sampai baru-baru ini ketika kata-kata seorang praktisi membuatnya sangat marah.

Ia mengatakan, “Saya merasa tertekan bilamana memikirkan ia. Saya bahkan berpikir keluar dari proyek yang kami lakukan bersama. Saya tahu bahwa hal itu mengena pada konsep-konsep saya. Kekuatan lama menginginkan kami terjadi konflik, jadi mereka dapat mengambil keuntungan dari celah kekosongan ini.”

Ia mulai membaca Fa secara intensif. Ia menyadari memiliki keterikatan yang kuat terhadap pencapaian dan nama, serta memiliki konsep yang kuat untuk melindungi diri sendiri.

“Hati saya tidak lurus, dan saya tidak memperlakukan diri sendiri sebagai praktisi. Saya selalu berpikir bahwa saya benar, dan saya tidak dapat menerima kritik. Ketika saya merenungkannya, semua pikiran negatif terhadap rekan praktisi ini tiba-tiba hilang.”

Gigih

Seorang koordinator tempat latihan mengatakan bahwa akhir-akhir ini ia menjadi tidak gigih dalam berkultivasi. Meskipun masih melakukan tiga hal, hatinya tidak murni, dan tidak merasa sakral terhadap apa yang ia lakukan. Meskipun telah mencari ke dalam selama terjadi konflik, ia selalu melihat kekurangan orang lain juga.

“Menjadi gigih dan menjadi ekstrem adalah berbeda. Jika seorang praktisi gigih, ia berusaha untuk mengikuti prinsip-prinsip alam semesta dan melenyapkan keterikatannya. Jika ia menjadi ekstrem, ia berusaha untuk membuktikan kebenaran diri sendiri melalui perbuatan atau pembicaraan ekstrem.”

Ia sungguh-sungguh mencari ke dalam dan menemukan hatinya sempit serta tidak bisa menerima kritik. “Saya sekarang mengetahui masalah saya. Selanjutnya, saya akan berusaha untuk tidak melihat kekurangan orang lain, dan hanya mencari ke dalam.” Ia berharap rekan-rekan praktisi akan menunjukkan kekurangannya dengan belas kasih ketika melihat ada masalah, serta membantu dia meningkat.

Seorang Praktisi yang Sudah Pensiun

Seorang praktisi yang sudah pensiun mengatakan bahwa ia tinggal di daerah yang jauh dan sering kali merasa kesepian. Ia menjadi sangat banyak berbicara bilamana berkesempatan berbincang-bincang dengan rekan praktisi, ia terus-menerus berbicara dan menghabiskan banyak waktu.

Ia mengatakan, “Bergosip menambah karma seseorang, dan seorang kultivator harus tenang dan diam. Ini bukan hanya masalah kepribadian, tapi juga masalah kultivasi saya. Ada benda negatif di medan saya. Saya berkata pada diri sendiri harus menyingkirkannya.”

Ia berusaha untuk mendengarkan orang lain dan tidak terburu-buru mengutarakan pendapatnya. Ketika melihat kekurangan pada rencana praktisi lain, ia dengan diam-diam menutupi kekurangan tersebut. Ia melihat bahwa ia tidak berkultivasi sabar dan belas kasih dengan baik.

“Saya tidak berbicara dengan ramah ketika melihat kekurangan orang lain. Bahkan jika saya kadang-kadang bisa mengendalikan emosi, dalam hati saya akan mengeluh tentang hal itu. Ini adalah sifat iblis, dan saya harus mengubahnya. Bilamana saya menemui sesuatu yang membuat saya tidak senang sekarang, hal pertama yang saya lakukan adalah mencari ke dalam untuk menemukan kekurangan saya.”

Beberapa praktisi juga menceritakan bagaimana mereka menjelaskan fakta kebenaran Falun Dafa dalam pekerjaan sehari-hari dan mencari ke dalam saat terjadi konflik.

Chinese version click here

English version click here