(Minghui.org) “Pelanggaran parah terhadap
kebebasan berkeyakinan di Tiongkok masih terjadi di tahun 2015,”
menurut pernyataan dari Laporan Tahunan 2016 Komisi Kebebasan
Berkeyakinan Internasional Amerika Serikat (USCIRF), dimana
baru-baru ini diumumkan dan mencakup periode 1 Februari 2015 sampai
29 Februari 2016.
USCIRF adalah komisi pemerintah federal Amerika Serikat yang
independen terdiri dari dua partai yang menilai fakta-fakta dan
kondisi dari pelanggaran kebebasan berkeyakinan di seluruh dunia
serta memberi rekomendasi kebijakan kepada Presiden, Sekretaris
Negara dan Kongres.
Dalam pencarian fakta di Tiongkok, laporan itu menyatakan, ”Saat
pemerintah Tiongkok berusaha menjadi pemain utama di panggung
global, kebijakan dalam negerinya malah melenyapkan
suara-suara individu dan organisasi yang mendukung HAM dan aturan
hukum yang sebenarnya.”
“Selama bertahun-tahun yang lalu, seperti juga pada tahun-tahun
terakhir, pemerintah pusat dan atau provinsi terus menerus
menyingkirkan salib dan meluluhlantakkan gereja-gereja dengan
paksa; melakukan diskriminasi serta menindas Muslim Uighur dan umat
Buddha Tibet serta hak-hak mereka; serta mengganggu, memenjarakan
atau menahan praktisi Falun Gong, pembela HAM dan lain-lain.”
Maka dari itu, laporan menyatakan, ”Berdasarkan kecenderungan
pelanggaran kebebasan berkeyakinan yang terus menerus dan
berlangsung lama, USCIRF sekali lagi merekomendasikan pada tahun
2016 bahwa Tiongkok kembali diklasifikasikan sebagai ‘negara yang
mendapat perhatian khusus,’ atau CPC, atas pelanggaran-pelanggaran
yang sistematik, mengerikan dan berkelanjutan. Departemen Luar
Negeri telah menyatakan Tiongkok sebagai CPC sejak tahun 1999,
paling terakhir pada Juli 2014.”
Latar Belakang
Laporan itu menyatakan, ”Tahun lalu ditandai dengan tindakan keras
yang disengaja dan terus menerus oleh pemerintah Tiongkok terhadap
HAM dan perbedaan pendapat. Penindasan ini terjadi saat pemerintah
mempertimbangkan hukum baru untuk memperkuat kekuasaan dan
meraihnya, seperti hukum keamanan nasional yang dikeluarkan pada 1
Juli dan hukum terorisme yang diadopsi pada 28 Desember.”
Laporan itu dengan singkat menggambarkan pelanggaran HAM Tiongkok,
”Selama satu tahun terakhir, pemerintah meningkatkan targetnya pada
pengacara HAM dan pembangkang, beberapa yang mengadvokasi kebebasan
berkeyakinan atau mewakili individu dari berbagai keyakinan. Pada
Juli, pihak otoritas di seluruh Tiongkok melakukan penangkapan
terhadap pengacara dan pembela HAM, termasuk pendukung kebebasan
berkeyakinan, hampir 300 orang ditangkap, ditahan atau hilang.
Banyak dari individu-individu ini dicurigai oleh pemerintah karena
mereka memilih untuk mewakili kelompok keagamaan yang tidak
dikehendaki secara politik, seperti Muslim Uighur, pemimpin dan
umat Kristiani yang tidak terdaftar serta praktisi Falun Gong.
Sementara banyak yang dibebaskan, namun keberadaan beberapa
individu tetap tidak diketahui, penahanan dan penangkapan terus
berlanjut.”
“Di antara yang ditahan secara kriminal atau menghadapi tuduhan
subversi atau membahayakan keamanan negara adalah Wang Yu, Li
Heping dan Zhang Kai, pengacara HAM yang dikenal karena membela
praktisi Falun Gong, umat Kristen dan lain-lain.”
Falun Gong
Laporan menyertakan bagian dari penganiayaan terhadap Falun Gong:
”Pada tahun 2015, ribuan praktisi Falun Gong dilaporkan ditangkap
atau dikirim ke pusat cuci otak atau pusat-pusat tahanan lainnya.
Pusat cuci otak adalah bentuk penahanan di luar hukum yang
diketahui terlibat dalam penyiksaan.”
Laporan juga menyoroti pengambilan organ dari praktisi Falun Gong:
”Berdasarkan pernyataan pejabat kesehatan Tiongkok, praktik
pengambilan organ dari narapidana seharusnya berakhir pada 1
Januari 2015. Akan tetapi, banyak pendukung HAM meyakini bahwa
praktik itu masih berlanjut. Praktisi Falun Gong yang dipenjara
menjadi target khusus dari pengambilan organ ini.”
Laporan juga menyebutkan praktisi Falun Gong yang dipenjara: ”Li
Chang, mantan pejabat pemerintah dihukum penjara atas
keterlibatannya dalam aksi damai Falun Gong, merupakan salah satu
dari praktisi Falun Gong yang tak terhitung jumlahnya yang masih
dipenjara saat laporan ini dibuat. Pemerintah Tiongok terus menerus
menolak paspor Wang Zhiwen atau hak untuk bebas bepergian untuk
mendapatkan perawatan medis akibat penyiksaan yang dialaminya
selama 15 tahun di penjara.” [Catatan editor: Baik Li Chang maupun
Wang Zhiwen adalah koordinator Asosiasi Studi Falun Dafa Beijing
sebelum 20 Juli 1999, ketika Partai Komunis melancarkan
penganiayaan terhadap Falun Gong (juga dikenal sebagai Falun
Dafa).]
Laporan menunjukkan, ”Otoritas Tiongkok menolak visa dan melarang
masuk ke daratan Tiongkok kepada Anastasia Lin, seorang pendukung
HAM dan praktisi Falun Gong. Sebagai Miss World Canada 2015, Lin
dijadwalkan berpartisipasi di acara Miss World yang digelar di
Tiongkok pada Desember 2015.”
Chinese version click here
English
version click here