Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Perjalanan Xiulian - Bagian 1: Membuka Tempat Latihan

30 Juni 2016 |   Oleh praktisi Dafa di Jakarta


(Minghui.org) Ijinkan saya berbagi kebahagiaan menjadi seorang pengikut Falun Dafa di masa pelurusan Fa melalui tulisan ini.

Saya mendapat Fa sejak 2009. Ketika membaca Zhuan Falun seperti baru tersadar … inilah yang selama ini saya cari. Ratusan buku sudah saya baca tapi tidak ada buku yang selengkap dan sedalam buku Zhuan Falun.


Jika mengenangnya saya terharu karena sebelum menemukan buku itu saya sering berkata kepada istri dan rekan kerja, ”Saya mencari Guru, saya mencari Guru.” Dan buku itu suatu hari datang …

Dalam perjalanan berkultivasi banyak sekali proses jatuh bangun, tapi saya ingat apa yang dikatakan Shifu jika sudah jatuh, cepat bangkit dan perbaiki lagi .. sampai kini pun saya masih jatuh bangun. Semoga di waktu yang semakin terbatas ini saya masih diberikan kesempatan untuk terus melakukan tiga hal dengan lebih baik lagi.

Berikut ini adalah sebuah proses perjalanan kultivasi saya selama tujuh tahun dan akan saya tuliskan dalam beberapa bagian. Dan ini juga satu ungkapan terima kasih, betapa Shifu sudah berbelas kasih dalam hidup saya. Saya berharap ini akan berguna bagi rekan-rekan praktisi untuk saling melengkapi dan mendorong demi penyelamatan makhluk hidup.

Membuka tempat latihan

Saya tahu Falun Dafa baik dan saya ingin agar lebih banyak orang mendapatkan dan memahami Dafa. Di awal Xiulian (berkultivasi dan berlatih) saya sudah terpikir untuk membuka tempat latihan, saat itu saya masih berlatih di Kelapa Gading dan mengikuti kelompok belajar Fa kecil di rumah rekan praktisi.

Tempat latihan yang saya rencanakan adalah di taman dekat komplek saya tinggal. Kemudian saya memesan brosur dan menempelkan informasi kecil di bagian depan brosur yaitu hari, waktu, tempat latihan serta  nama dan nomor telepon. Saya berjalan dari rumah ke rumah dan membagikan brosur tersebut. Semua saya lakukan sendiri.

Ketika pada hari yang sudah ditentukan, saya sudah siap dengan peralatan untuk mulai berlatih Falun Gong, tapi hanya ada satu ibu yang datang. Dan ia bertanya yang lain kemana? Saya berkata, ”Saya sudah sebarkan brosur dan undangan ke seluruh rumah di komplek namun hanya ibu yang datang.” Jadi kami berlatih berdua. Belakangan saya sadari dalam proses Xiulian, efek yang kita perankan tidaklah besar jika kita tidak didukung oleh Fa. Saya kurang belajar Fa, semangat saja tidak cukup. Semakin banyak belajar Fa semakin efektif menyelamatkan makhluk hidup.  Minggu berikutnya tidak ada satu pun yang datang. Namun niat saya untuk membuka tempat latihan masih tetap kuat.

Hampir 3 tahun berkultivasi saya pindah dari Rawamangun ke Cibubur,  Bogor dan bertemu dengan beberapa praktisi di sana. Kami pun membuka tempat latihan di komplek perumahan seorang rekan praktisi bersama beberapa praktisi dari daratan Tiongkok yang saat itu berada di bawah perlindungan UNHCR. Namun proses ini tidak berjalan lama, karena berbagai kendala. Kemudian saya mencoba mendatangi bagian pemasaran perumahan tempat saya tinggal untuk mendapatkan ijin berlatih secara terbuka, namun juga masih terkendala.

Satu waktu teman SMA mengajak saya berpergian dengan seorang mantan pejabat untuk bertemu seorang ketua partai politik. Ketika menunggu hadirnya ketua parpol saya memeragakan perangkat Falun Gong, spontan dia mengatakan bagus sekali dan dia meminta saya untuk bekerja sama dengan Pasar Organik Jakarta (POJ), yang kebetulan  dalam konsep POJ membutuhkan partisipasi olah raga tradisional (untuk menarik pengunjung).

Sebagai pengikut Dafa saya percaya bahwa tidak ada yang kebetulan, saya melihat jika waktunya sudah matang dan memenuhi kriteria maka kita akan dimampukan untuk melangkah ke tahap berikutnya. Pertama kali kami berlatih penanggung jawab senang sekali karena saya juga aktif bantu mempromosikan kehadiran mereka, ketika pulang kami dipaksa untuk menerima ucapan terima kasih.

Tempat latihan ini ramai sekali pengunjung karena keberadaan kami persis di Jalan Thamrin, di mana ribuan pengunjung Car Free Day akan selalu melintasi tempat kami berlatih. Banyak pejabat dan acara-acara komunitas dilakukan di sekitar kami dan menurut kami ini adalah salah satu tempat melakukan klarifikasi fakta yang efektif.

Awalnya kami mencoba untuk melakukan dua kali sebulan karena saya mempertimbangkan seringnya keluar kota, kondisi rumah tangga dan jarak dari rumah ke tempat latihan sekitar 40 km. Namun dalam prosesnya kami bisa hadir hampir setiap Minggu pagi.

Beberapa polisi, satpol PP dan juga pengunjung yang sinis terhadap Falun Gong di awal cukup mengusik hati, namun dalam proses setia berada di sana kini situasi banyak perubahan, bahkan mendapat dukungan dari rekan-rekan pedagang POJ. Pernah ada satu kejadian ketika seorang menteri datang berkunjung dan kami tidak diperkenankan berlatih oleh tim keamanannya. Saya tenang dan memancarkan pikiran lurus, seorang rekan berinisiatif untuk memanggil tim POJ dan tidak lama kemudian, penanggung jawab POJ datang dan berkoordinasi dengan pihak keamanan menteri dan akhirnya kami tetap diijinkan untuk berlatih seperti biasa.

Saya sadar saya terkadang malas untuk berlatih Gong sendiri, maka saya gunakan kesempatan untuk membuka tempat latihan baru di Taman Suropati, dua kali seminggu, pada pagi hari sebelum saya berangkat kerja. Tempat ini sangat strategis dan adalah tempat masyarakat arus utama berolah raga. Di masa awal saya mendapat tentangan yang kuat, tapi saya sabar dan lebih banyak mendengar. Hati saya tidak tergerak dan semua akan berubah baik dengan sendirinya. Awalnya, bahkan ada seorang pengusaha yang memiliki kesalahpahaman terhadap Falun Dafa - bersikap sangat tidak simpatik namun kini berbalik mendukung, bahkan mengundang saya ke kantornya. Dan saya gunakan kesempatan itu untuk bicara tentang Falun Dafa kepada anak dan staf-nya.

Saya berlatih sendiri dan memilih tempat di tengah taman, pikiran sekilas saya: pengikut Dafa adalah bermartabat. Saya selalu membawa spanduk dan brosur pengenalan serta majalah Minghui, dengan harapan siapa tahu ada yang berjodoh dengan Dafa atau setidaknya menjadi tempat klarifikasi untuk menyelamatkan makhluk hidup. Kapolsek wilayah tersebut  terkadang berolah raga di sana dan sempat terjadi perbedaan cara pandang antara kami mengenai Falun Gong dan PKT, tapi dia melihat bahwa Falun Dafa tidak berpolitik dan hubungan kami pun tetap baik adanya.

Pernah ada satu hari di mana hati saya begitu sepi karena sendirian berlatih dalam jangka waktu lama … tidak seorang pun menemani, tiba-tiba datang puluhan anak SD bermain di sana dan mereka secara spontan berlatih bersama sesaat. Hati saya tersentuh …saat itu adalah saat yang indah,  Shifu mendengar dan memerhatikan saya … seperti ada suara: teruslah gigih maju …tuaikan sumpah janji - bangun keagungan De-mu!

Ijinkan saya meneguhkan hati saya dan menyemangati rekan-rekan dengan kutipan dari Zhuan Falun


“Di dalam alam semesta ini masih berlaku sebuah prinsip: Anda telah menahan beban penderitaan yang sangat besar, maka karma pada tubuh anda sendiri juga akan mengalami transformasi. Karena anda telah mencurahkan pengorbanan, seberapa besar beban yang ditanggung, sebesar itu pula transformasi yang terjadi, semua telah berubah menjadi De. Bukankah De ini yang diinginkan oleh praktisi Gong?”


Terima kasih Shifu, terima kasih rekan praktisi.