Falun Dafa Minghui.org www.minghui.org CETAK

Dayi, Provinsi Sichuan: 8 Orang Ditangkap dan Paksa Ambil Darah Mereka Karena Menggugat Jiang Zemin

11 Juli 2016 |   Oleh koresponden Minghui dari Provinsi Sichuan


(Minghui.org) Telah dikonfirmasi sebanyak delapan warga dari Kabupaten Dayi diambil darahnya secara paksa setelah penangkapan mereka pada 23 Juni 2016 karena mengajukan tuntutan hukum terhadap Jiang Zemin.

Yu Shihua, Mei Yufang, Zhang Yulan, Han, Yu Shuangrong, Luo Simei, Luo Wumei, dan Zhu menggugat mantan diktator Tiongkok karena memulai penganiayaan terhadap Falun Gong yang mengakibatkan penahanan mereka di masa lalu.

Para praktisi Falun Gong ini menduga bahwa pengambilan darah secara paksa itu memiliki hubungan dengan laporan pengumpulan database oleh pihak otoritas untuk tujuan pengambilan organ praktisi demi keuntungan.

Yu Shihua, wanita, 76 tahun, menceritakan apa yang terjadi pada dirinya setelah dibebaskan.

Saya sedang berjalan pulang ke rumah pada 23 Juni 2016 ketika sebuah mobil polisi menepi di samping saya. Tiga petugas keluar dan menangkap saya. Mereka mengantar saya ke rumah, di mana mobil polisi lainnya sudah menunggu di luar. Mereka memerintahkan saya untuk membuka pintu dan seorang petugas mulai merekam video terhadap saya.

Beberapa mobil polisi tiba dalam waktu kurang dari 20 menit. Belasan polisi bersenjata lengkap keluar, dan salah satu dari mereka mengeluarkan selembar kertas yang menyatakan mereka memiliki surat perintah untuk menggeledah rumah saya. Saya ingin melihat surat perintah tersebut, tapi ia menolak.

Mereka menyita buku-buku Falun Gong, foto Guru Li (pencipta Falun Gong), satu set TV baru, pemutar MP3 dan dua ponsel. Mereka mengembalikan ponsel kepada saya dua jam kemudian, tapi tidak untuk barang-barang lainnya.

Selanjutnya saya dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi. Salah satu petugas menyatakan bahwa gugatan saya terhadap Jiang Zemin adalah pencemaran nama baik. Saya membantahnya  karena semua yang saya tulis dalam gugatan itu faktual dan akurat.

Saya menolak untuk menandatangani catatan interogasi mereka dan diperintahkan untuk duduk di halaman. Saya menyaksikan dua praktisi lain sedang diambil darah mereka dan tegas untuk tidak bekerja sama dengan polisi.

Ketika tiba giliran saya, saya melakukan apa pun untuk menjauh. Polisi memanggil seorang wanita besar untuk menangkap saya, tapi dia juga gagal.

Polisi mengubah taktik dan membiarkan saya duduk sendirian untuk beberapa saat. Lalu tiba-tiba, dua petugas menangkap lengan saya saat saya lengah. Saya berjuang keras tapi petugas ketiga masih bisa mengambil darah saya.

Saya tidak percaya apa yang baru saja terjadi pada saya. Dua puluh menit kemudian, direktur komite jalan setempat datang menjemput saya atas perintah polisi.

Saya tidak bisa makan atau tidur setelah pembebasan. Terdapat memar di lengan, punggung, dan kaki akibat bergelut dengan polisi. Rumah sakit mendiagnosis saya dengan cedera otot ringan.

Latar Belakang

Pada tahun 1999, Jiang Zemin, ketua Partai Komunis Tiongkok, mengabaikan anggota Komite Tetap Politbiro lainnya dan melancarkan penindasan berdarah terhadap Falun Gong.

Penganiayaan ini telah mengakibatkan kematian banyak praktisi Falun Gong  selama 16 tahun terakhir. Lebih banyak lagi yang telah disiksa karena keyakinan mereka dan bahkan dibunuh untuk diambil organ tubuhnya. Jiang Zemin bertanggung jawab langsung karena telah memulai dan melanjutkan penganiayaan brutal tersebut.

Di bawah perintahnya, Partai Komunis Tiongkok membentuk lembaga   keamanan di luar kerangka hukum, “Kantor 610” pada 10 Juni 1999. Organisasi tersebut   berada di atas kepolisian dan sistem judisial dalam melaksanakan perintah Jiang terkait Falun Gong: hancurkan reputasi mereka, bangkrutkan secara finansial, dan hancurkan mereka secara fisik.

Konstitusi Tiongkok mengizinkan warga untuk menjadi penggugat dalam kasus pidana, dan banyak praktisi yang sekarang menggunakan hak tersebut untuk mengajukan gugatan pidana terhadap mantan diktator itu.

Chinese version click here

English version click here