(Minghui.org)
Seorang praktisi Falun Dafa belum lama ini menceritakan pengalamannya tentang bagaimana dia berbicara kepada orang-orang tentang Falun Dafa, dan kemudian polisi mengubah sikapnya terhadap praktisi.

Dia telah mengelilingi 12 desa terdekat dan membagikan ribuan materi informasi selama beberapa tahun terakhir.

Ketika dihentikan oleh polisi, dia meluluhkan sikap permusuhan polisi dengan sikap bersahabat. Hasilnya, banyak polisi yang mengetahui fakta tentang Falun Dafa dan kemudian menjadi berteman dengannya.

Bersama dengan praktisi lain, upaya tanpa hentinya telah membuahkan hasil, yaitu membuat para polisi setempat menjadi kurang bersemangat untuk mengekang praktisi berbicara kepada orang-orang tentang Falun Dafa.

Kepala Polisi: Mengapa Tidak Membagikan Materi Selama Siang hari?

Saya ditahan oleh polisi ketika sedang dalam perjalanan membagikan materi informasi Falun Dafa.

Yang membuat saya terkejut, kepala polisi di kantor polisi tersebut tidak menginterogasi saya. Dia malah berkata: “Dimana ada praktisi Falun Dafa, di sana ada kedamaian.”

Kemudian dia berkata: “Mengapa Anda membagikan materi di malam hari? Mengapa tidak membagikannya di siang hari?”

Dia melanjutkan, “Anda tahu, saya sedang mempelajari hal-hal klasik Tiongkok, hal-hal yang sangat tradisional.“ Saya mengapresiasi atas ketertarikannya pada kebudayaan tradisional Tiongkok, ketika dia memberi tanda bahwa saya boleh pergi.

Keesokan harinya saya membawakan beberapa materi informasi untuknya di siang hari.

Petugas Melihat Kami Meninggalkan Kantor Polisi

Seorang petugas polisi menangkap saya karena membagikan materi Dafa bersama dengan praktisi lain. Petugas memborgol kami ke sebuah ranjang di kantor polisi.

Saya bertanya kepada kepala polisi apakah dia pernah membaca materi informasi Falun Dafa. Dia mengaku pernah membacanya.

Saya berkata: “Lalu mengapa Anda terus merugikan diri sendiri dengan membawa kami ke sini?” dia berkata, dengan jahat: “Saya sedang membantu Anda. Anda bisa menggunakan kesulitan ini untuk meningkatkan tingkatan Anda dalam Falun Dafa, bukan?”

Semakin kesal ketika pergelangan tangan saya mulai membengkak karena tekanan dari borgol, namun kemudian rasa simpati kembali muncul ketika sadar bahwa dengan membuat saya menderita sebenarnya mereka sedang membuat diri mereka sendiri menjadi korban.

Kami dibebaskan pada pukul 6 sore. Sebelum pergi, saya menunjukkan pergelangan yang membengkak kepada petugas: “Ini adalah apa yang telah Anda lakukan kepada saya. Saya akan memublikasikannya di internet.”

Dia tercengang: “Apa? Internet? Saya tidak akan membiarkan Anda pergi.” Sementara itu dia memberitahu petugas lain untuk membawa kembali praktisi satu lagi yang telah dibebaskan.

Saya berkata dengan sikap bermartabat “Tenang. Jangan ribut. Semua keributan ini tidak ada artinya.”

Lidahnya terkunci, dia menyaksikan kami meninggalkan kantor polisi.

Polisi Pergi dengan Membawa Materi Informasi dan Tersenyum

Saya diawasi oleh polisi ketika memasang poster informasi di pekan raya yang ramai, pada bulan Maret 2016.

Mereka membunyikan klakson di belakang mobil saya hingga saya menepi. Mereka mengenali saya ketika saya keluar dari mobil.

“Ha! Anda, lagi!” Seorang petugas berteriak: “Lihat berapa banyak poster yang sudah Anda pasang. Kapan Anda akan berhenti melakukan hal ini?” Sementara itu, dia melihat ke dalam mobil saya dan tercengang dengan banyaknya tumpukan materi klarifikasi. “Anda akan ikut bersama kami ke kantor polisi,” Katanya.

Saya berkata: “Kalian tidak akan melakukan hal itu. Matahari yang mulai terbenam sedang memanggil kalian pulang.” Dia bertanya: “Ada apa lagi di dalam mobil Anda?”

“Beberapa DVD informasi Falun Dafa. Kalian harus menontonnya,” kata saya. Kemudian mereka mengambil beberapa DVD dan pergi dengan senyum lebar di wajah mereka.

Wakil Kepala Polisi: “Ada Pemutar MP3 buat Saya?”

Suatu kali saya memberikan materi informasi ke personel keamanan di desa. Mereka menolak menerimanya dan melaporkan saya ke polisi.

Ketika polisi tiba, mereka mengatakan bahwa saya telah merusak nama baik keluarga dengan terus menerus menyebarkan fakta tentang Falun Dafa. Saya berkata: “Ini adalah hal yang terhormat untuk dilakukan.” Kemudian mereka pergi.

Kemudian saya berbalik ke personel keamanan di belakang saya, yang sepertinya terlalu malu untuk mengakui bahwa merekalah yang melaporkan saya ke polisi. Akhirnya mereka menerima materi informasi dari saya, dan salah seorang dari mereka meminta saya untuk membantunya mundur dari Partai Komunis Tiongkok (PKT).

Saya kemudian membawakan pemutar MP3 yang berisi kisah-kisah Falun Dafa kepada kepala polisi. Dia sedang menelepon di kantornya, jadi saya menaruh pemutar MP3 itu di mejanya dan lalu pergi.

Saya pergi menemuinya lagi pada siang hari untuk menyelesaikan beberapa urusan pribadi sejak pagi, ketika wakil kepala polisi mengeluh kepada saya: “Anda memberikan pemutar MP3 kepada kepala polisi. Apakah ada juga buat saya?”

Saat itu kepala polisi datang dan berkata kepada saya: “Bagus. Anda lebih maju dengan menggunakan alat elektronik, menggunakan teknologi yang lebih mutakhir.” Sambil menunjuk kepada wakilnya, dia menambahkan: “Akan sangat berterima kasih jika dia bisa memperoleh pemutar MP3 juga dari Anda.”

Saya berjanji kepadanya akan membawakan pemutar MP3 untuknya, saat mengunjungi mereka berikutnya.

Sebelum pergi, saya mendengar kepala polisi berkata: “Benar-benar mengagumkan, untuk menjadi seorang baik!”

Polisi Membiarkan Saya Pergi

Saya berkendara bersama dengan praktisi lain ke sebuah kota kecil yang jauh pada musim gugur yang lalu. Sebuah mobil polisi berhenti tepat di belakang kami ketika kami sedang memasang materi informasi Dafa di sebuah tiang di antara kantor pemerintah kota dan kantor polisi.

Mereka bertanya apa yang sedang kami lakukan. “Kami adalah praktisi Falun Dafa. Kami adalah orang baik.” Jawab kami. Kemudian mereka membawa kami ke kantor polisi.

Seorang petugas polisi bertanya asal daerah kami dan siapa kami ini. Untuk memastikan nama saya, dia menelepon kantor polisi di kota saya. Dia memanggil saya ‘kamerad’ setelah memastikan identitas saya. Saya berkata: “Mohon jangan panggil saya ‘kamerad’. Itu adalah sebutan yang digunakan oleh PKT.” Kemudian dia memanggil nama marga saya.

Kemudian kami berbicara dengannya tentang Falun Dafa. Satu jam kemudian, dia mengembalikan kunci mobil dan membiarkan kami pergi. “Saya akan datang untuk menemui Anda lagi,” kata saya sebelum pergi.

Dalam perjalanan pulang kami dilewati oleh mereka. Mereka berhenti di depan dan menunggu kami. Ketika kami mendekat, mereka berbicara menggunakan pengeras suara: “Jangan datang ke kota kami lagi.” Kami membunyikan klakson mobil sebagai jawaban kepada mereka.

Saya mengunjungi mereka beberapa hari kemudian dan membawakan mereka beberapa produk dari kota saya sebagai oleh-oleh.

Chinese version click here

English version click here