(Minghui.org) Seorang penduduk kota Wuchang meninggal kurang dari 4 bulan setelah ditahan, karena menolak melepaskan Falun Gong, sebuah latihan spiritual yang dianiaya oleh rezim komunis Tiongkok.

Lu Zhifan, berumur 50 tahun, ditangkap bersama 9 praktisi Falun Gong setempat pada tanggal 6 Mei 2016. Lu ditahan di Pusat Penahanan Biro Perhutanan Chaihe dan segera mendapat surat persetujuan penahanannya.

Pada tanggal 11 Juli, pengacara Lu mencoba untuk bertemu dengannya, tapi dicegah oleh pihak pusat penahanan. Departemen kepolisian setempat dan tempat penahanan menyebutkan bahwa Lu menolak untuk melepaskan keyakinannya, oleh karena itu segala kunjungan harus mendapat persetujuan dari kementrian keamanan rakyat tingkat provinsi.

Ibunda Lu jatuh sakit saat sedang mencari tahu penahanan terakhir putranya. Beberapa hari lalu dia dihadapkan pada keadaan ketika tempat penahanan memberi tahu bahwa putranya memar akibat dipukul oleh narapidana terpidana mati dan meninggal dunia pada tanggal 03 September.

Penyebab sesungguhnya kematian Lu masih harus diselidiki.

Kematian yang Disebabkan Karena Penahanan yang Berulang-ulang

Sejak penganiayaan dimulai pada tahun 1999, Lu sudah berulang kali ditahan, karena keyakinannya. Sewaktu menjalani 3 tahun kerja paksa, ia pernah dipaksa duduk di lantai dengan kepala ditekan ke bawah di antara kedua kakinya. Beberapa penjaga lalu menginjak punggungnya, meretakkan tulang punggung dan ototnya. Ia melewati rasa sakit yang luar biasa dan tidak dapat berdiri selama sebulan.

Karena tidak sanggup menghadapi tekanan, istrinya menceraikannya sesaat setelah dia dibebaskan dari kamp kerja paksa.

Lu mengajukan tuntutan terhadap Jiang Zemin pada tahun 2015, menuntut mantan diktator Tiongkok yang memprakarsai penindasan terhadap Falun Gong hingga menyebabkan penangkapan berulang-ulang dan membuat rumah tangganya berantakan.

Laporan terkait:
The Experience of Mr. Lu Zhifan -- Persecution in Wuchang City, Heilongjiang Province