(Minghui.org) Saya seorang pensiunan kepala sekolah di sebuah desa terpencil di Tiongkok. Saya telah berlatih Falun Gong selama lebih dari 20 tahun. Saya ingin berbagi beberapa informasi tentang bagaimana Falun Gong mengembalikan kesehatan dan memberi saya hidup bahagia.

Bertemu Falun Gong

Saya sangat terpuruk ketika saya bertemu Falun Gong untuk pertama kalinya pada bulan Februari 1996.

Saya telah kehilangan harapan hidup pada saat itu, karena siksaan banyak gejala kesehatan. Meskipun saya memiliki karier yang sukses sebagai kepala sekolah, kondisi tubuh saya lemah dan menyebabkan saya sakit luar biasa.

Ketidaknyamanan fisik juga mempengaruhi kondisi mental saya. Saya sering mengecam istri dan anak-anak di rumah, dan memarahi guru dan siswa di sekolah.

Untungnya, saya mengindahkan saran dari praktisi Falun Gong, yang memperkenalkan saya latihan. Saya menghadiri konferensi berbagi pengalaman pada bulan Maret tahun itu.

Saya ingat dengan jelas hal pertama yang saya lihat ketika melangkah ke auditorium – itu adalah potret Guru dan lambang Falun. Praktisi masuk ke ruangan dengan tertib, adegan yang sangat berbeda dari konferensi lain yang saya telah hadiri.

Saya terpana oleh apa yang saya lihat dan merasakan sebuah energi hangat memasuki tubuh saya. Saat itu, saya tidak merasakan sakit yang saya alami seperti biasa.

Itu adalah pengalaman yang mengesankan. Saya terus menangis ketika mendengarkan praktisi membaca Zhuan Falun (ajaran utama Falun Gong) dan berbagi pengalaman mereka.

Tanpa ragu-ragu, saya menghadiri kelas 9 hari ceramah Falun Gong yang diadakan tepat setelah konferensi.

Kami pergi ke lapangan setempat untuk melakukan latihan Falun Gong setiap pagi, sebelum kembali ke dalam untuk menonton video pengajaran Fa Guru.

Sebuah kecelakaan menakutkan yang saya saksikan pada suatu pagi memperkuat tekad saya untuk berlatih Falun Gong. Saya semakin dekat dengan tempat latihan ketika saya melihat dua pengendara motor dengan sepeda motor yang mendesing. Mereka menghantam sepeda, membuat pengendara sepeda yang sudah tua itu terpental ke udara.

Sepeda mendarat sekitar 15 meter. Saya berlari untuk memeriksa dia dan mengenalinya sebagai seorang praktisi Falun Gong yang berada di latihan pagi.

Dia bangkit sendiri dan mencari sepatunya untuk dipakai kembali. Saya terpana melihat bahwa ia tidak tergores sedikit pun. Sementara itu, wajah dan telapak tangan kedua pengendara sepeda motor berdarah.

Orang tua itu berkata, "Saya baik-baik saja. Anda bisa pergi sekarang." Dia berjalan perlahan, dan bergabung dengan praktisi latihan pagi.

Saya mengenali dua pengendara sepeda motor dari pekerjaan saya. Mereka adalah guru-guru dari sekolah lain. Saat mereka menyaksikan orang tua itu berjalan pergi tanpa berkata-kata, saya berkata kepada mereka, "Ia berlatih Falun Gong, dan dia tidak akan pergi mencari anda. Anda beruntung!"

Saya kagum apa yang saya lihat pagi itu dan bertekat dalam pikiran untuk menjadi seorang praktisi sejati juga.

Menikmati Bebas dari Penyakit

Semua penyakit saya, kecuali retinitis, hilang dalam waktu satu bulan setelah saya mulai berlatih Falun Gong.

Saya dulu menderita masalah jantung koroner, bahu kaku, tromboflebitis (pembekuan darah di vena yang menyebabkan peradangan dan nyeri), retinitis, dan tulang taji. Semakin banyak obat yang saya gunakan, kondisi saya semakin memburuk, karena tubuh saya tidak bisa menangani efek samping obat tersebut. Saya menderita benjolan otot, penglihatan kabur, kram perut, dan pembengkakan tubuh.

Sekitar tiga bulan berlatih, retinitis juga lenyap, dan mampu melihat dengan mata yang telah kehilangan penglihatan untuk beberapa waktu.

Itu adalah perasaan yang sangat luar biasa menikmati bebas dari penyakit.

Mengisi Hidup tanpa Bersaing

Tubuh yang sehat juga meningkatkan semangat saya. Konflik yang dulu mengganggu tampak begitu sepele, dan saya mulai memandang ringan kepentingan pribadi dan nama.

Saya ingat bahwa saya sedang bersaing dengan kepala sekolah lain ketika saya mulai berlatih Falun Gong. Ketika saya membaca lebih banyak buku Zhuan Falun, saya menyadari bahwa mentalitas bersaing dan keterikatan akan nama adalah hal yang saya harus singkirkan. Sebelum saya mengetahui prinsip itu, saya sudah berhubungan baik dengan kepala sekolah itu lagi.

Saya juga tidak lagi memarahi guru dan murid-murid saya. Saya bekerja keras untuk meningkatkan kinerja akademik sekolah. Sekolah saya dinobatkan sebagai sekolah terbaik di daerah saya selama beberapa tahun berturut-turut. Sekolah kami juga masuk dalam daftar sekolah top di tingkat kota dan provinsi.

Salah seorang guru, yang dulu menjadi siswa saya, melaporkan saya ke polisi setelah penganiayaan terhadap Falun Gong dimulai. Saya tidak menaruh dendam terhadap dia, dan bahkan memperkenalkan anaknya dengan seorang wanita yang kemudian menjadi istri pemuda itu.

Mantan siswa saya ini meminta maaf kepada saya, "Guru, saya sangat menyesal atas apa yang saya lakukan terhadap anda." Saya merasa senang bahwa ia akhirnya mengerti bahwa Falun Gong mengajarkan orang menjadi baik.

Menyebarkan Kebahagiaan

Banyak anggota keluarga saya, termasuk orang tua, saudara, keponakan, dan sepupu, juga mulai berlatih Falun Gong tidak lama setelah saya menjadi seorang praktisi. Mereka juga mengalami perubahan yang luar biasa.

Adik saya berhenti merokok dan minum tanpa masalah. Sifat marahnya juga berkurang. Ibu saya, orang yang buta huruf berusia 80 tahun pada saat itu, mampu dengan lancar membaca Zhuan Falun hanya dalam satu bulan.

Sebagai kepala sekolah, saya terkenal di kalangan penduduk setempat. Terkesan oleh perubahan positif saya, banyak dari mereka juga bergabung dengan saya dalam perjalanan kultivasi.

Rekan-rekan praktisi di desa kami semua berusaha untuk mematut diri mereka dengan mengikuti prinsip Sejati-Baik-Sabar. Seorang pejabat desa berkomentar, "Falun Gong benar-benar baik! Jika semua orang belajar Falun Gong, masyarakat akan menjadi jauh lebih baik!"