(Minghui.org) Dalam kelompok belajar kami ada seorang rekan praktisi usia lanjut, membicarakan tentang kematian teman praktisi usia lanjut yang bermarga Wu. Dia menceritakan beberapa keadaan dari almarhum, harap dapat menjadi perhatian dan kewaspadaan bagi rekan-rekan lainnya.

Praktisi Wu (almarhum) memperoleh Fa sebelum 20 Juli 1999, tiga hal dilakukannya dengan baik, ia pernah mengalami penganiayaan, tapi dengan pikiran lurus berhasil menerobos keluar. Belajar Fa dan latihan Gong sehari-hari dilakukan dengan seksama, terhadap rekan praktisi juga sangat bertoleransi. Namun sejak tahun ini mengalami penganiayaan karma penyakit yang sangat berat, sudah dua kali masuk rumah sakit, setelah pulang ke rumah, kami belajar Fa bersama membaca ceramah Fa Shifu yang berkaitan dengan karma penyakit, mencari penyebab dari aspek Xinxing (kualitas moral), namun seolah tidak menemukan letak penyebabnya.

Pada suatu pagi hari, ketika praktisi Wu sedang menyiapkan sarapan pagi, mendadak dia jatuh ke lantai, sejak itu dia tak sadarkan diri dan meninggal.

Setelah praktisi Wu dimakamkan, putrinya menemui kami dan minta kami ke rumahnya untuk mengambil buku-buku Dafa milik ibunya. Kami beberapa rekan praktisi pergi ke rumahnya membenahi buku-buku Dafa dan foto Shifu. Ketika membenahi, kami menemukan kardus yang digunakan untuk tatakan belakang foto Shifu dibungkus dengan sepotong kain berwarna kuning emas, terlihat sangat indah. Kami coba membuka bungkusan kain ingin melihat apa yang ada di dalamnya, begitu dibuka, kami bertiga terperanjat, juga sangat sedih, ternyata kardus yang digunakan itu adalah kardus bekas memelihara anak ayam, masih ada kotoran ayam dan lainnya yang menempel di atas kardus.

Di dalam rumah praktisi Wu masih ada sangat banyak “tabloid mingguan Minghui”, jumlahnya berbundel-bundel, tapi telah dikotori oleh kotoran dan kencing tikus, bahkan tercium bau yang menyengat hidung, sebagian terdapat bekas tanda kotoran dan kencing tikus. Sedangkan dalam “tabloid mingguan Minghui” ada kata-kata apresiasi dan tanda tangan Shifu, juga ada banyak isi ceramah Shifu. Melihat materi-materi Dafa yang tidak disimpan dengan baik ini, kami sekali lagi merasa sangat sedih di hati.

Satu di antara kami berkata, tabloid tersebut ada sebagian adalah titipan dari rekan praktisi lain yang ditaruh sementara di rumah praktisi Wu, setelah rekan praktisi itu selesai pindah rumah, praktisi Wu pernah suruh dia mengambilnya pulang, namun belum diambil pulang. Kami tahu kondisi Xiulian rekan praktisi itu juga kurang baik, belakangan ini dia sudah tidak bergabung dalam kelompok belajar Fa kami, malah telah pergi ke dokter melakukan operasi katarak.

Kami membawa pulang foto Shifu dan tabloid mingguan Minghui, ditaruh dalam sebuah ruangan di tempat belajar Fa kami, ruangan itu juga tidak begitu rapi, itu adalah ruangan penyimpan barang bekas. Kami belajar Fa di luar ruangan tersebut.

Pada suatu hari, dalam benak saya tiba-tiba teringat akan ceramah Fa Shifu yang berkaitan rasa hormat terhadap Shifu dan Fa, dengan seketika saya memahami, kami meletakkan tabloid mingguan Minghui begitu saja di ruangan tersebut juga merupakan perwujudan yang tidak hormat terhadap Shifu dan Fa, hal ini juga akan menambah beban mental bagi rekan praktisi yang menyediakan tempat belajar Fa bagi kami.

Dosa akibat tidak hormat terhadap Shifu dan Fa adalah sangat besar, hati saya terasa amat berat, saya berpikir harus bagaimana baiknya? Belakangan terpikir foto Shifu yang hasil pemotretannya tidak baik boleh dibakar. Saya kemudian mengeluarkan semua tabloid mingguan Minghui untuk dijemur, yang kotor sekali dibakar, yang masih bersih setelah kering dijemur saya bawa pulang ke rumah dan disimpan dengan baik, foto Shifu ukuran besar saya bawa pulang diletakkan bersama dengan yang semula ada di rumah.

Dalam proses tersebut membuat saya mengerti akan keseriusan menyangkut rasa hormat terhadap Shifu dan Fa. Hal ini benar-benar tidak boleh sedikitpun diremehkan. Jika terdapat masalah dalam aspek ini, kejahatan pada ruang dimensi lain tentu akan menarik praktisi bersangkutan jatuh ke bawah.

Kemudian kami dalam kelompok belajar telah bertukar pendapat mengenai masalah ini, semua rekan praktisi jadi menaruh perhatian. Saya rasa praktisi Wu pada ruang dimensi lain telah tahu dan mengerti semua ini, namun dia tidak bisa menyampaikannya pada kami. setelah saya kemukakan pendapat saya ini kepada rekan-rekandalam kelompok belajar, di saat memancarkan pikiran lurus dalam benak saya muncul wajah senyumannya yang penuh gembira.

Yang diutarakan di atas adalah pemahaman praktisi lanjut usia tentang keadaan praktisi Wu dan pemahaman dia berkaitan rasa hormat terhadap Shifu dan Fa. Dia harap kami menuliskan masalah ini sebagai peringatan bagi lebih banyak rekan praktisi.

Setelah mendengar apa yang diceritakan oleh praktisi lanjut usia ini, sejumlah rekan praktisi dalam kelompok belajar juga telah menyampaikan pemahamannya menyangkut hal ini, dan memberi cukup banyak contoh nyata, kami merasa praktisi yang timbul masalah dikarenakan tidak menyadari keseriusan akan hal ini cukup banyak. Seorang praktisi A membicarakan tentang ibunya, ia juga seorang praktisi, tinggal di rumah semula, beberapa waktu silam timbul karma penyakit yang berat, gejalanya sekujur tubuh terasa sakit, batuk hebat sekali, namun tak dapat ditemukan sebabnya. Di saat menderita tak tertahankan ia masuk rumah sakit, dilakukan transfusi darah, tapi akibatnya semakin parah. Ia menelpon anaknya, menyampaikan keluhan atas penyakitnya, merasa dirinya sudah kehilangan semangat untuk Xiulian (berkultivasi dan berlatih), sudah tidak sanggup melewati cobaan.

Praktisi A juga sangat sedih, namun segera dapat menenangkan diri, dia memancarkan pikiran lurus untuk ibunya, di saat memancarkan pikiran lurus masuk sebuah pikiran, memberitahu dia terdapat masalah pada ibunya dalam hal rasa hormat terhadap Shifu dan Fa. Praktisi Amenelpon ibunya, tanya apakah buku-buku Dafa di rumah diletakkan dengan baik? Ibunya menjawab “iya”. Praktisi A juga tidak tahu secara konkrit apa yang menjadi masalah. Belakangan praktisi A mendatangi rumah semula tempat tinggal ibunya, ia lihat pada dasarnya buku-buku Dafa telah diletakkan dengan layak. Namun pada suatu hari, ibunya tiba-tiba ingat di depan ranjang dekat bagian kaki masih tersimpan sebagian buku Dafa, dia mengeluarkan sebuah bungkusan dari lantaidi kaki ranjang, membuat praktisi A terkejut, begitu dibuka, ada beberapa buku memang dibungkus dengan kantong plastik, namun ada beberapa lagi terkena lembab, ada satu buku hurufnya sama sekali sudah buram.

Praktisi A sangat sedih, namun tidak menyalahkan ibunya, ia dengan sabar hati bertukar pendapat dengan ibunya mengenai pemahaman menyangkut rasa hormat terhadap Shifu dan Fa, dan memberikan beberapa contoh, ibunya telah mengerti dan mengaku salah pada Shifu. Praktisi A kemudian mengurusi buku Dafa yang terkena lembab itu dengan cara mengeringkannya, buku yang hurufnya sama sekali sudah buram, setelah dengan hormat minta izin pada Shifu lalu dibakarnya.

Tak lama kemudian gejala karma penyakit ibunya dengan cepat sudah hilang, hingga kini tak pernah muncul lagi gejala semacam itu.

Rekan-rekan praktisi setelah mendengarnya semua sangat terharu, memahami bahwa rasa hormat terhadap Shifu dan Fa benar-benar bukanlah sebuah masalah kecil. Praktisi yang tidak menaruh perhatian, tidak memandang penting, tidak menyadari akan hal ini,bisa mengakibatkan penganiayaan yang sangat serius oleh kejahatan.

Padahal selama sekian tahun, artikel mengenai masalah ini sangat banyak di situs web Minghui, namun kami menemukan masih ada tidak sedikit rekan praktisi tidak memerhatikannya, misalnya buku Dafa diletakkan sembarangan, selesai dibaca diletakkan di tempat itu, sehingga dalam rumah dimana-mana juga ada buku Dafa; ada yang sesuka hati menyalin, mengutip satu kalimat atau satu paragraf isi buku Dafa, perbuatan ini sama seperti manusia biasa mengutip kata-kata orang ternama untuk dijadikan contoh bagi diri sendiri; ada yang meletakkan buku Dafa menghadap sisi ujung ranjang, sehingga saat berbaring di atas ranjang kaki orang mengarah ke buku Dafa.

Banyak rekan praktisi sangat hormat terhadap foto Shifu, namun terhadap buku-buku Dafa tidak demikian, penyebabnya mungkin adalah rintangan paham ateis (catatan redaksi: yang merebak di komunis Tiongkok), merasa ini adalah sebuah buku belaka. Padahal Shifu dalam «Zhuan Falun» telah memberi tahu kita: “Setiap huruf dalam buku saya adalah citra saya dan Falun.”

Seorang praktisi Xiulian Dafa bila tidak berlaku baik dalam aspek hormat terhadap Shifu dan Fa, Dewa dan Buddha seantero langit tentu tidak sudi memandangnya, kejahatan lebih-lebih akan menggenggam alasanini untuk menganiaya dengan bengis. Jangan sekali-kali memandang masalah dalam aspek ini sebagai hal kecil! Selama sekian banyak tahun pelajaran menganai hal ini sudah terlampau banyak, terlampau serius.

Sesungguhnya, yang membuat kita tidak dapat memerhatikan masalah ini adalah konsep dari paham ateis, juga rintangan oleh kejahatan yang ingin mencelakakan kita. Kita harus memberantas mereka, menyadari dengan jernih akan keseriusan menyangkut rasa hormat terhadap Shifu dan Fa, menempuh dengan baik dan lurus jalan Xiulian pelurusan Fa kita.