(Minghui.org) Hampir seribu praktisi Falun Gong berkumpul di Freedom Square, Taipei, pada tanggal 15 Januari 2017, untuk mengucapkan Selamat Tahun Baru Imlek kepada Guru Li Hongzhi.

Para praktisi Falun Gong berkumpul di Freedom Square, Taipei, Taiwan

Perayaan ini meliputi pertunjukan Tian Guo Marching Band, pembacaan puisi Hong Yin dan tarian yang dibawakan oleh praktisi cilik, dan praktisi menyanyikan beberapa lagu untuk menyatakan rasa terima kasih serta hormat kepada Guru Li. Para peserta kemudian melakukan lima perangkat latihan Falun Gong bersama-sama, menciptakan pemandangan megah dan khidmat.

Praktisi cilik membacakan puisi-puisi dari buku Hong Yin

Hampir seribu praktisi Falun Gong melakukan latihan bersama

“Kalian Benar-benar Luar Biasa!”

Liu (pria), seorang warga dari Taipei, memberi tahu seorang praktisi bahwa dia melihat praktisi Falun Gong di Taiwan dan di luar negeri meningkatkan kesadaran terhadap penganiayaan di Tiongkok. Dia mengatakan bahwa para praktisi ini berasal dari berbagai negara dan mengadakan berbagai kegiatan baik di tengah hujan ataupun cerah, berharap untuk mengakhiri penganiayaan tersebut. Liu mengacungkan jempol dan berkata, “Kalian benar-benar luar biasa.”

Sekelompok turis Korea Selatan tertarik pada kegiatan praktisi. Praktisi memberikan brosur Falun Gong dan bunga lotus kertas kepada mereka. Ada yang ingin mengetahui tentang latihan ini dan mencari tahu di mana mereka bisa mempelajarinya ketika pulang ke negara mereka.

Cucu perempuan dari Lin memberi tahu seorang praktisi bahwa dia tidak ikut berlatih karena takut protesis (alat buatan yang menyerupai bentuk bagian tubuh untuk menggantikan bagian tubuh tersebut yang hilang atau rusak) akan menghalanginya melakukan latihan. Setelah praktisi menjelaskan bahwa hal itu tidak ada masalah, dia merasa gembira dan ingin menghadiri kelas pelatihan Falun Gong.

Mahasiswa Pascasarjana Berprestasi Berkat Falun Gong

Lin Jiayu

Lin Jiayu adalah mahasiswa pascasarjana dan mengambil jurusan sejarah seni. “Beban sangat berat dan banyak tuntutan. Para mahasiswa sering menyelesaikan PR sampai tengah malam. Mereka selalu terkagum-kagum bagaimana saya bisa dengan mudah menyelesaikan PR dan tetap bertenaga,” katanya. Semua teman-temannya tahu bahwa dia berlatih Falun Gong. Profesornya bahkan meminta dia untuk mengajarinya latihan Falun Gong.

Lin mengatakan bahwa latihan ini membuatnya tetap berpikiran jernih dan rasional. Itulah mengapa dia bisa dengan mudah menyelesaikan PR dan tetap bekerja efisien sebagai asisten profesor.

Dia bergabung di Tian Guo Marching Band sebagai pemain drum ketika duduk di perguruan tinggi. Ketika tampil di pawai, dia melihat para penonton sering tertarik pada pawai karena energi positif dari musik dan kemudian mempelajari lebih lanjut mengenai Falun Gong dan penganiayaan. Dia mengatakan itu adalah layak dari semua usaha kerasnya.

Dari Arogan Menjadi Populer

Liao Xiuyan

Ibunda dari Liao Xiuyan terluka parah saat terjadi kecelakaan mobil. Salah satu gurunya memperkenalkan Falun Gong kepada ibunya. Melihat ibunya sembuh dengan cepat dari luka, seluruh keluarganya ikut berlatih Falun Gong juga.

Liao mengatakan dia terbiasa manja dan sering marah hanya karena masalah sepele. Setelah ikut berlatih Falun Gong, dia mengetahui bagaimana mempertimbangkan orang lain dan mencari kekurangan diri sendiri ketika mengalami konflik. Teman-teman kelasnya mulai menyukainya dan berteman dengannya. Kesehatannya juga meningkat secara signifikan.

Satu Keluarga Bahagia Mengucapkan Selamat Tahun Baru kepada Guru Li

Zhuang Binhong dan keluarganya

Ayahanda Zhuang Binhong biasa memperlakukan dia dengan kasar. Setelah orangtuanya mempelajari Falun Gong beberapa tahun lalu, mereka berdua menjadi sehat. Ayahnya menjadi ramah dan baik hati. Jadi Zhuang memiliki hubungan baik dengan ayahnya dan ikut berlatih Falun Gong sebagai hasilnya.

Sebagai praktisi pengobatan Tiongkok, dia sering merasa ketidaknyamanan pada fisik dan mental setelah melakukan akupuntur kepada pasiennya. Dia tidak mengalami gejala ini lagi setelah mempelajari Falun Gong.

Istrinya, walaupun bukan seorang praktisi, mendukung keyakinannya dan mendidik kedua putri mereka dengan menggunakan prinsip Sejati, Baik, dan Sabar. “Dibandingkan dengan anak-anak lain, anak saya lebih berdisiplin dan lebih perhatian. Mereka dengan mudah berkomunikasi yang mana membuat pekerjaan sebagai orangtua menjadi lebih mudah,” katanya.